El Clasico Messi Barcelona Guardiola ConteEl Clasico Messi Barcelona Guardiola Conte

Lionel Messi, El Clasico Tak Lagi Ramah! Derby Manchester & Derby D'Italia Memanggilmu

Tak ada raja yang abadi. 

Lionel Messi adalah penguasa El Clasico. Tak satu pun ada pemain yang aktif saat ini, pun legenda, bisa melewati ukiran gol yang dibuatnya di pertandingan paling prestise di jagat Negeri Matador itu. 

21 tahun perjalanan panjang keterlibatannya dalam perang panas antara Barcelona dan Real Madrid, Messi merupakan topskor sepanjang masa El Clasico dengan koleksi 18 gol. 

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Malah lebih dari itu. Messi juga tercatat sebagai assist-provider terbaik di El Clasico, dua angka lebih tinggi dari milik kreator legendaris Barca, Xavi. Orang-orang menyebut Messi sebagai sosok 'double trouble' bagi Madrid.

Barangkali, publik sepakbola bisa bersepakat, atau setidaknya kaum Cules, bahwa mereka rindu menonton sajian atraksi Messi ketika membikin gawang Madrid roboh lewat brace atau hat-trick dia di beberapa edisi El Clasico ke belakang. Belum lagi rekor demi rekor yang pernah digoreskannya di partai sarat gengsi ini.

Malam tadi, publik sekali lagi tak bisa melihat pemandangan itu. Lebih tepatnya, ini adalah edisi ketujuh berturut-turut El Clasico di mana Messi gagal mencetak gol. Ironisnya, dua pertemuan Barca dan Madrid musim 2020/21 selalu berakhir kekalahan bagi tim pertama.

Veteran Argentina ini bukannya tampil memble. Opta merilis statistik bahwa Messi sukses membuat hingga tujuh tembakan ke gawang Madrid, tertinggi dibanding seluruh edisi el Clasico yang pernah dilakoninya. Sayangnya, tak satu pun daya dan upaya dia berujung gol.

Sebelum kick-off, spekulasi kepergian Messi dari Camp Nou kembali menguat. Diyakini, El Clasico jilid ke-182 ini bakal jadi yang terakhir bagi La Pulga. Harapannya, peraih enam kali Ballon d'Or itu bisa mempertontonkan kemilau pamungkas dia sebagai sosok GOAT di tanah sepakbola Spanyol bahkan dunia. 

Lionel Messi Real Madrid Barcelona GFXGetty/Goal

Nahas, El Clasico tampaknya sudah tak lagi bersahabat bagi sang kapten. Bisa jadi, anggapan banyak pihak bahwa ini adalah El Clasico terakhir Messi benar adanya.

Meski begitu, direktur Barcelona Guillermo Amor berusaha meredam berbagai rumor liar yang mengitari Messi, terlebih pascakekalahan 2-1 dari Madrid. Kepada Movistar, dia menegaskan: "Kami berharap tidak [jadi El Clasico terakhir Messi]. Kami harap dia memutuskan untuk bertahan di Barcelona dan memainkan lebih banyak lagi El Clasico dengan seragam Barcelona."

Sang direktur sendiri tak bisa sepenuhnya menggaransi, Messi benar-benar akan terus bermukim di Catalans seiring kontrak dia akan kadaluarsa 30 Juni tahun ini. Amor mengelak dan lebih memilih fokus ke laga berikutnya ketimbang membahas masa depan Messi di waktu yang sangat tidak tepat.

"Sekarang ini, kita harus fokus untuk menghadapi pertandingan berikutnya, yang mana itu jauh lebih penting. Ada kesempatan untuk memenangkan trofi," tegas Amor, merujuk pada laga final Copa del Rey kontra Athletic Bilbao Sabtu pekan depan.

Sejak kampanye edisi lalu, topik seputar masa depan Messi memang terus menyeruak bak bom waktu. Saga kepergian Messi menjadi drama paling ditunggu, hingga akhirnya dia secara eksklusif kepada Goal mengungkap seluruh isi hatinya, mulai dari perseteruannya dengan eks presiden Josep Maria Bartomeu hingga alasan dia memutuskan bertahan. 

Bagi para pengintai Messi, situasi tak pasti La Pulga di Camp Nou dalam satu-dua tahun belakangan adalah hal yang menggembirakan.

Raksasa-raksasa Eropa yang dikenal punya kekuatan finansial yang luar biasa macam Manchester City dan Paris Saint-Germain dipercaya bakal jadi destinasi potensial Messi di musim baru yang akan datang.

Dua klub di atas bukannya tak mendapat persaingan. Inter Milan juga dihubung-hubungkan dengan Messi sejak lama, bahkan saat era presiden Massimo Moratti. Ada wacana, mereka bakal lebih serius mempertimbangkan perekrutan Messi di musim panas tahun ini.

Di usianya yang ke-33 serta pengabdian tak terbayar selama 16 tahun untuk klub Catalans dengan kesuksesannya mempersembahkan seluruh trofi mayor yang pernah ada di level klub dan individu, kiranya sekarang memang saat yang paling pas buat Messi mengepak koper dari Barca.

Pep Guardiola Lionel Messi Barcelona GFXGetty/Goal

Merapat ke Manchester City, di sana ada Pep Guardiola, sosok terbaik yang mematangkan Messi di era generasi emas Barca sedekade ke belakang. Di kancah Liga Primer Inggris, Messi bisa merasakan sensasi baru lebih dari El Clasico, semisal Derby Manchester kontra Man United.

Bila berjodoh dengan Inter Milan, Messi akan reuni dengan bebuyutan GOAT dia di La Liga dulu: Cristiano Ronaldo. Kebetulan, CR7 adalah megabintang Juventus. Tensi rivalitas Nerazzurri dan Bianconeri dalam tajuk Derby d'Italia tak perlu diragukan lagi.

Atau mungkin PSG? Gabung ke jawara Prancis ini berarti Messi akan reuni dengan Mauricio Pochettino -- keduanya pernah bernaung di Newell's Old Boys -- dan Neymar. Nama terakhir merupakan tandem paling mengasyikkan Si Kutu saat mereka bahu-membahu bersama di Los Blaugrana. Bertualang di Ligue 1 bareng PSG, sudah pasti Messi akan menikmati laga klasik lainnya yaitu Le Classique -- duel PSG kontra Olympique Marseille.

Saga transfer Messi selalu menarik untuk dinanti. Tapi satu yang pasti, kepindahan dia tentu akan menjadi sebuah kejutan besar dalam sejarah sepakbola.

Iklan