GOAL 50

Semua jurnalis dari 37 edisi Goal memberikan pilihan dalam edisi kesepuluh daftar tahunan 50 pesepakbola terbaik dunia

50. Thomas Lemar

Mendapati musim perdana yang menjanjikan di Monaco, setelah sebelumnya didatangkan dari Caen di musim panas 2015, Thomas Lemar lantas menahbiskan dirinya sebagai salah satu winger berprospek menarik di dunia selama 12 bulan terakhir.

Pemain internasional Prancis itu mencetak sembilan gol dalam keberhasilan klubnya menjuarai Ligue 1 musim lalu, dengan performa apiknya itu membuat Arsenal tertarik meminangnya di angka €100 juta pada tenggat transfer kemarin. Monaco sendiri menolak tawaran tersebut, yang sekaligus mengonfirmasi nilai besar dari pendatang baru Goal 50 ini.

49. Bas Dost

Salah satu rekrutan terbaik musim lalu, Bas Dost mencetak 34 gol hanya dalam 31 penampilan bersama Sporting CP untuk kemudian keluar sebagai topskor di Primeira Liga, setelah sebelumnya bergabung dari Wolfsburg di angka €11 juta pada musim panas 2016.

Sebagai hasil dari performa briliannya itu, pemain internasional Belanda tersebut, yang kini dikaitkan dengan kepindahan ke Everton pada Januari mendatang, untuk kali pertama masuk dalam daftar Goal 50.

48. Naby Keita

Salah satu pemain dengan grafik meningkat di dunia sepakbola, pendatang baru di Goal 50 Naby Keita memainkan peranan vital dalam kisah sensasional RB Leipzig yang finis sebagai runner-up Bundesliga musim lalu, dengan ia mencetak delapan gol dan tujuh assists.

Berkat performanya tersebut, Liverpool lantas ngotot untuk merekrut pemuda 22 tahun tersebut hingga akhirnya tercapai kesepakatan untuk mendatangkannya di angka €70 juta pada tahun depan!

47. Diego Costa

Diego Costa mungkin tersingkir dari tim utama arahan Antonio Conte dan itu membuka jalannya untuk pulang ke Atletico Madrid. Namun, sang penyerang berkontribusi besar atas kisah sukses Chelsea dalam merengkuh gelar Liga Primer Inggris musim 2016/17.

Penyerang internasional Spanyol itu membawa The Blues tampil efektif di depan gawang, dengan ia mencetak 20 gol secara total di liga, dan pantas masuk dalam daftar Goal 50.

46. David de Gea

Bisa disebut sebagai kiper paling konsisten dalam lima tahun terakhir, David De Gea terkadang dipandang sebelah mata.

Meski begitu, nama kiper Manchester United itu kini masuk dalam daftar Goal 50 untuk kali ketiga beruntun, setelah di musim kemarin mengemas 14 clean sheet dan kebobolan hanya 29 kali dari 35 penampilannya di Liga Primer.

45. Mario Mandzukic

Mungkin tak lepas ingatan ketika Juventus mengalami fase kesulitan di paruh pertama musim 2016/17. Barulah segalanya kembali stabil setelah perubahan menjadi ke 4-2-3-1 pada Januari, yang memaksa Mario Mandzukic bergeser ke posisi sayap kiri.

Penyerang internasional Kroasia itu mampu membuktikan diri sebagai pemain yang layak menghuni tim utama. Sama baiknya ketika dia dalam posisi menyerang atau bertahan untuk membawa Juve merengkuh gelar ganda. Jangan lupakan, Mandzukic adalah pencetak gol di semi-final dan final di Liga Champions musim lalu.

44. Cesar Azpilicueta

Mau diplot sebagai bek kanan atau bek sentral, Cesar Azpilicueta selalu menjadi salah satu yang diandalkan Chelsea dan dia tampil menonjol untuk mengantaran klub menggondol titel Liga Primer Inggris musim lalu.

Pria 28 tahun ini bahkan semakin menunjukkan kematangan saat membantu tim menyerang, terlebih dia berkolaborasi dengan kompatriotnya, yang merupakan rekrutan anyar klub yakni Alvaro Morata. Atas kecemerlangannya musim lalu, sang defender membuat debut dalam daftar Goal 50.

43. Philippe Coutinho

Philippe Coutinho terus melambung sejak bergabung Liverpool dari Inter pada 2013 silam. Bahkan dia terbilang berada di level tertinggi, yang membuat Barcelona sempat mengupayakan transfernya di musim panas lalu, meski akhirnya sia-sia.

Sang gelandang serang membantu Liverpool mengamankan tempat di Liga Champions dengan mencatatkan kampanye paling gemilang dalam kariernya: mengoleksi 13 gol musim lalu, yang membuatnya jadi pemain Brasil yang paling banyak mencetak gol dalam sejarah Liga Primer Inggris.

42. Benjamin Mendy

Perkembangan pesat Benjamin Mendy membuatnya jadi salah satu bek kiri terbaik dunia dengan dibuktikan ketika dirinya diangkut Manchester City senilai €57,5 juta hanya setahun setelah AS Monaco membelinya dari Olympique Marseille seharga €13 juta saja.

Pemain internasional Prancis ini mengalami cedera ketika dia ditimpa masalah ligamen lutut anterior pada September. Namun, performa dia musim lalu dengan torehan 11 assist di seluruh ajang untuk membawa AS Monaco juara Ligue 1 Prancis cukup untuk menempatkannya di dalam Goal 50 pertama kalinya.

41. Fabinho

Mampu menjadi salah satu bek kanan yang menjanjikan dan sekarang mulai menjajal peran sebagai gelandang bertahan, Fabinho merupakan sosok vital saat Monaco melalui kampanye gemilang degan menjadi juara Ligue 1 Prancis. Fabinho juga jadi bagian tak terpisahkan dari keberhasilan klub melaju sampai fase semi-final Liga Champions 2016/17.

Berpostur tinggi akan tetapi dinamis, pemain berusia 24 tahun kelahiran Brasil ini sudah lama dihubung-hubungkan dengan Manchester United. Kini, dia terus didekati Paris Saint-Germain dan Juventus. Ketertarikan klub-klub besar ini cukup menjadi bukti bahwa dia pantas jadi debutan di Goal 50.

40. Gonzalo Higuain

Ada kontroversi - dan amarah - besar saat Juventus menggelontorkan rekor pembelian klub €90 juta untuk memboyong Gonzalo Higuain dari rival sengit, Napoli, tapi sang bomber Argentina tak butuh waktu lama untuk menjustifikasi banderol mahalnya.

Ia mengemas 32 gol di semua kompetisi untuk membawa Juve merengkuh dwigelar domestik. Lima gol di antaranya dicetak Higuain di arena Liga Champions, termasuk sepasang gol dalam kemenangan 2-0 atas AS Monaco pada semi-final leg pertama. Sayang, Bianconeri gagal merajai Eropa lantaran takluk di final.

39. Alex Sandro

Untuk pertama kalinya Alex Sandro menembus Goal 50 menyusul musim gemilang saat ia bisa dikatakan berkembang menjadi bek kiri kedua terbaik di dunia setelah Marcelo dari Real Madrid.

Manuvernya dalam menyerang menjadi bagian krusial dari permainan Juventus yang nyaris menggoreskan treble historis musim lalu. Menyadari kualitas masif Sandro, Juve menolak mentah-mentah tawaran megah €70 juta dari Chelsea untuk servis si pemain pada jendela transfer musim panas.

38. Marco Asensio

Ada alasan mengapa kemungkinan kepergian Gareth Bale tidak membikin cemas fans Real Madrid dan alasan itu adalah Marco Asensio, yang melakoni debutnya dalam daftar Goal 50 tahun ini.

Pemuda 21 tahun ini adalah salah satu talenta paling memukau yang melejit di Spanyol dalam beberapa tahun terakhir dan, setelah mencetak total sepuluh gol untuk Los Blancos musim lalu, ia mengawali kampanye terbaru secara sensasional dengan melesakkan dua gol bombastis dalam kemenangan atas Barcelona di Supercopa.

37. Dele Alli

Dele Alli sukses mempertahankan trofi Pemain Muda Terbaik PFA setelah mempersembahkan performa yang bahkan lebih impresif dari kampanye debutnya untuk Tottenham Hotspur pada 2015/16, dengan melesakkan 18 gol di Liga Primer musim kemarin.

Bahkan menjadi sebuah kejutan namanya tidak ikut mewarnai nominasi pemain terbaik kategori senior, mengingat kontribusi bintang muda 21 tahun ini teramat vital membantu Tottenham finis sebagai runner-up liga.

36. Manuel Neuer

Manuel Neuer mesti berkutat dengan beberapa masalah cedera setahun belakangan, tapi, di kala fit, ia tetap membuktikan diri sebagai pengejawantahan terbaik dari peran sweeper-keeper dalam permainan modern.

Kapten timnas Jerman ini kembali tampil instrumental untuk Bayern Munich, yang menggondol trofi juara Bundesliga untuk kali kelima berturut-turut, dan untuk kali kelima berturut-turut pula Neuer menembus Goal 50 - sebuah pencapaian istimewa bagi seorang kiper di era modern yang terobsesi dengan penyerang.

35. Christian Eriksen

Salah satu pemain sepakbola paling underrated saat ini, Christian Eriksen untuk pertama kalinya masuk Goal 50, sebagai bentuk apresiasi atas penampilannya bersama Tottenham Hotspur.

Selain menjadi kunci di balik sukses Tottenham finis peringkat kedua Liga Primer dengan 15 assist dan delapan gol, pemain tim nasional Denmark ini juga membantu negaranya menyegel tiket play-off Piala Dunia, menyumbang gol di enam pertandingan beruntun di fase grup.

34. Romelu Lukaku

Romelu Lukaku kembali membuat penegasan di 2017 ini, dirinya layak bermain untuk salah satu pertandingan elite.

Setelah menutup musim di Everton dengan 25 gol, pemain Belgia ini tak butuh waktu banyak untuk membuktikan, ia layak ditransfer £75 juta ke Manchester United dengan mengemas tujuh gol dalam tujuh penampilan pertama di Liga Primer.

33. Dani Carvajal

Dengan sederet bintang di skuat, Dani Carvajal memang bukan nama terbesar di Real Madrid. Tapi, sosoknya di starting line-up jawara Liga Champions ini tak bisa diabaikan.

Tak hanya piawai dalam bertahan, pilar internasional Spanyol ini juga berkontribusi 12 assist di berbagai kompetisi musim lalu, termasuk lima dari sembilan pertandingan di Liga Champions. Tak heran jika Los Blancos memperpanjang kontrak pemain 25 tahun ini sampai 2022.

32. Sadio Mane

Saat Liverpool merogoh kocek €41 juta untuk mendapatkan Sadio Mane dari Southampton di musim panas 2016 tak sedikit tak mengerutkan dahi, mempertanyakan keputusan The Reds. Namun, ia langsung membungkam peragu dengan menjadi salah satu pemain penting Jurgen Klopp.

Mane 13 kali mencetak gol di musim pertamanya di Anfield, termasuk kemenangan dalam derby Merseyside, yang memastikan The Reds kembali mentas ke Liga Champions dan ia pun untuk kedua kali beruntun menembus Goal 50.

31. Paul Pogba

Awalnya banyak yang meragukan kemampuan Paul Pogba membuktikan kualitas dengan banderol €105 juta yang melekat padanya. Namun, sang gelandang justru menikmati kepulangannya ke Manchester United dari Juventus.

Gelandang timnas Perancis ini mengoleksi sembilan gol dan enam assist di semua kompetisi musim lalu, membantu Setan Merah mengklaim Piala Liga dan Liga Europa, dengan pemain 24 tahun ini mencetak gol di final kompetisi Eropa kontra Ajax di Solna.

30. Radamel Falcao

Karier Radamel Falcao di level tertinggi seakan berakhir setelah bencana masa pinjaman di Manchester United dan Cheslea, namun ia telah menemukan performa terbaiknya sejak pulang ke Monaco musim kemarin.

Striker asal Kolombia mencatatkan 21 gol dari 29 penampilannya bagi Monaco yang sukses menjuarai Ligue 1 Prancis, yang membawanya masuk ke daftar Goal 50 untuk kali keempat atau yang pertama sejak 2013.

29. Bernardo Silva

Kilas balik menawan untuk era ketika pemain lebih mengandalkan teknik ketimbang fisik, Bernardo Silva adalah pemain yang menjadi penyusun kejutan Monado menjadi kampiun Ligue 1, dengan sembilan assist (ditambah catatan delapan gol).

Kemampuan sang pemain berusia 23 tahun memikat perhatian banyak pihak dan tidaklah mengejutkan Pep Guardiola merayu Manchester City untuk menggelontorkan dana €50 juta guna mendatangkan playmaker asal Portugal itu musim panas kemarin.

28. David Luiz

Keputusan Chelsea untuk merekrut kembali David Luiz sebesar £34 juta tahun kemarin membuat banyak fans sepakbola Inggris bertanya-tanya, dengan sang pemain belakang pengolah bola dengan tanggung jawab defensif.

Hanya saja, bos The Blues, Antonio Conte tahu persis apa yang dilakukannya dan menempatkan sang pemain asal Brasil sebagai sentral dari tiga bek pertahanannya dan itu membawa Luiz menampilkan yang terbaik sekaligus menjadi faktor klub London Barat dalam memenangkan Liga Primer.

27. Alexis Sanchez

Mudah untuk memahami kenapa Arsenal begitu keras mencegah ketertarikan Manchester City pada Alexis Sanchez, yang menjadi aktor utama dalam lini depan The Gunners hampir sepenuhnya dalam perjalanan musim lalu.

Kendati hanya bermain untuk klub yang hanya finis kelima di Liga Primer, sang penggawa internasional Cile tetap mengesankan, menjadi nominasi pemain terbaik tahunan versi PFA berkat 24 gol dan 11 assist, sebelum kemudian menjadi pahlawan kemenangan Arsenal atas Chelsea di final Piala FA.

26. Casemiro

Deretan pemain seperti Luka Modric dan Toni Kroos mungkin mendapat pujian atas kemahiran lini tengah Real Madrid, tapi Casemiro mempersembahkan panggung yang menjadi dasar dominasi yang biasa ditampilkan timnya.

Sama seperti menjadi filter bagi empat pemain belakang Los Blancos, sang penggawa asal Brasil juga mengkhianati perannya dengan mencetak sejumlah gol penting musim lalu, yang paling berkesan adalah gol yang membawa pasukan Zinedine Zidan menjadi kampiun Liga Champions setelah mengalahkan Juventus di final.

25. Dries Mertens

Pelatih Napoli Maurizio Sarri telah menunjukkan bahwa satu-satunya hal yang mengecewakan tentang transformasi luar biasa Dries Mertens ke dalam posisi nomor 9 adalah tidak ada orang yang menyadari lebih cepat kalau winger asal Belgia itu memiliki bakat sebagai striker tengah kelas dunia.

Mertens telah menjadi inspirasi sejak dipindahkan ke posisi tengah pada Oktober lalu karena cederanya Arkadiusz Milik, dengan mencetak 26 gol dari 29 penampilan di Serie A yang diikuti dengan perubahan posisi untuk total keseluruhan 28 gol dari 35 pertandingan pada akhir musim.

24. Ousmane Dembele

Lesatan sinar Ousmane Dembele sebagai superstar sungguh meteorik. Salah satunya, dengan keberhasilan pemain asal Prancis itu pindah ke Barcelona dengan harga €105 juta (dengan potensi tambahan €140 juta), hanya berjarak satu tahun setelah bergabung ke Borussia Dortmund dengan harga hanya €15 juta.

Harga tersebut mungkin tidak masuk akal, tapi winger berusia 20 tahun itu, tidak dapat disangkal lagi, tampil sensasional di musim debutnya di Signal Iduna Park, dengan mencetak enam gol dan 13 assist sehingga meraih penghargaan Bundesliga Rookie of the Year, serta sebagai pemain terbaik yang menentukan kemenangan ketika tim menang di final DFB-Pokal atas Eintracht Frankfurt.

23. Antoine Griezmann

Ini adalah penampilan ketiga secara berturut-turut di Goal 50 untuk Antoine Griezmann, sekaligus menegaskan bahwa beban berat andalan lini serang Atletico Madrid hampir semua ada pada dirinya.

Pemain berusia 26 tahun yang pernah menjadi target Manchester United ini memilih bertahan di Vicente Calderon setelah mengetahui larangan transfer Atleti. Dia berhasil mencetak 26 gol di semua ajang kompetisi musim lalu dan juga mencetak empat gol pada kualifikasi Piala Dunia 2018 sekaligus membantu Prancis lolos ke Rusia.

22. Edinson Cavani

Edinson Cavani menikmati musim paling produktif dalam kariernya setelah akhirnya diberi panggung utama di Paris Saint-Germain menyusul hengkangnya Zlatan Ibrahimovic ke Manchester United.

Pemain tim nasional Uruguay, yang sebelumnya digeser ke posisi sayap untuk mengakomodir Ibrahimovic, mencetak 49 gol dari 50 pertandingan di berbagai ajang kompetisi musim lalu, termasuk delapan gol di Liga Champions, dan membantu negaranya lolos ke Rusia 2018.

21. Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic bak menantang waktu. Striker asal Swedia itu mencetak penampilan Goal 50 yang kesembilan -- hanya Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang tampil lebih banyak -- berkat musim pertama yang fantastis bersama Manchester United.

Meski musimnya diakhiri dengan cedera, pemain berusia 36 tahun itu sudah cukup melakukan banyak hal -- 28 gol, termasuk gol penentu kemenangan di final Piala Liga -- untuk meyakinkan Jose Mourinho agar menawari dia tahun kedua di Old Trafford; ditambah pula fakta kalau Ibrahimovic akan kembali dengan cepat dari cedera ligamen lutut yang mengakhiri musim debutnya lebih awal.

20. Luis Suarez

Luis Suarez mungkin gagal memenangi Goal 50 2016, ketika menjadi runner-up pada partisipasi keenamnya dari tujuh edisi terakhir. Namun penggawa Barcelona dan Timnas Uruguay itu tetap tampil tajam sepanjang musim lalu.

Mengoleksi 37 gol untuk Blaugrana di semua kompetisi, eks Liverpool ini juga meloloskan Le Celeste ke Piala Dunia 2018 lewat sepasang golnya dalam kemenangan 4-2 atas Bolivia.

19. Robert Lewandowski

Bayern Munich mungkin tengah mengalami kemunduran kolektif pada musim lalu, tapi tidak untuk mesin golnya, Robert Lewandowski. Faktanya, dia tetap terpilih masuk daftar Goal 50 untuk kali keenam beruntun.

Lewy secara luar biasa menorehkan 30 gol dari hanya 33 penampilannya di Bundesliga Jerman musim lalu dan FC Hollywood kembali keluar sebagai juaranya. Dia juga menelikung Cristiano Ronaldo untuk jadi topskor kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa, lewat catatan 16 gol.

18. Pierre-Emerick Aubameyang

Namanya menghiasi bursa transfer musim panas secara absurd karena semua orang dibuat malu setelah sempat meremehkan kualitasnya. Pierre-Emerick Aubame mampu tampil konsisten mementaskan kualitasnya dengan kali kedua masuk 20 besar Goal 50.

Bomber Borussia Dortmund itu mencatat prestasi mengesankan dengan keluar sebagai topskor Bundesliga Jerman musim lalu berkat koleksi 31 gol dari hanya 32 penampilannya! Dia juga berperan krusial dalam keberhasilan Die Borussen jadi kampiun DFB-Pokal Jerman.

17. Harry Kane

Salah satu sensasi terbaik yang hadir musim lalu. Bomber Tottenham Hotspur, Harry Kane, membuktikan bahwa dirinya adalah salah satu penyerang terbaik di dunia dengan secara beruntun mencetak lebih dari 20 gol di Liga Primer Inggris selama tiga musim terakhir.

Musim lalu jadi yang terbaik sepanjang kariernya. Pemain 24 tahun ini mencetak 29 gol meski cuma tampil 30 kali di EPL. Jadi, tak heran bila sekarang dia awet dihubungkan dengan klub terbesar di dunia, Real Madrid.

16. Thiago Alcantara

Carlo Ancelotti mungkin telah membuat banyak kesalahan selama periodenya di Bayern Munich. Namun keputusannya mentransformasi posisi Thiago Alcantara jadi lebih ofensif, terbayar dengan spektakuler!

Gelandang tengah yang kerap dihadang cedera ini secara personal menikmati momen terbaiknya musim lalu. Berperan sebagai trequartista, eks Barcelona itu mencatatkan 1.393 operan dengan akurasi 87,3 persen yang jadi statistik terbaik di Bundesliga Jerman musim lalu.

15. Leonardo Bonucci

Leonardo Bonucci mungkin melalui awal yang kurang impresif bersama AC Milan, tetapi bek tengah ini menjalani performa terbaik di musim 2016/17 bersama Juventus.

Selain berperan sebagai deep-lying playmaker karena umpannya yang akurat, pemain timnas Italia ini juga mengoleksi lima gol, termasuk gol krusial di final Coppa Italia menghadapi Lazio. Ia juga berperan penting dalam keberhasilan Juventus meredam Barcelona di perempat-final Liga Champions.

14. Dani Alves

Barcelona melakukan salah satu blunder penjualan terbesar dalam sejarah dengan melepas Dani Alves – yang masuk ke Goal 50 keenam kalinya – secara gratis ke Juventus musim lalu.

Bek kanan asal Brasil itu berperan krusial dalam keberhasilan Bianconeri meraih double winner di kompetisi domestik, mencetak gol pembuka di final Coppa Italia, dan juga menjadi penentu kelolosan Si Nyonya Tua ke final saat menyingkirkan Monaco pada babak semi-final dengan satu gol dan tiga assist dalam dua leg.

13. Isco

Pemain dengan kemampuan olah bola ciamik ini sangat impresif untuk Real Madrid pada paruh kedua musim lalu, hingga menyingkirkan Gareth Bale yang sudah bugar dalam skuat utama final Liga Champions.

Awalnya, ia mendapat kesempatan reguler setelah Bale terus bermasalah dengan cedera. Namun, Isco mampu membuktikan diri. Pemain Spanyol itu mencetak gol krusial dalam perjalanan klub mengunci gelar liga, yang paling mencolok saat menghadapi Sporting Gijon dan semi-final Liga Champions melawan Atletico Madrid.

12. Eden Hazard

Setelah dibangkitkan kembali oleh pelatih sementara Guus Hiddink akhir musim 2015/16, Eden Hazard menyentuh performa terbaik bersama Antonio Conte musim lalu, menginspirasi The Blues meraih gelar juara Liga Primer Inggris.

Pemain asal Belgia itu menikmati catatan gol liga terbanyak sejak mendarat di Inggris, mencetak 16 gol plus lima assist, untuk membuatnya layak masuk ke dalam Goal 50 untuk kelima kali, dan menempati posisi terbaik kedua setelah menembus lima besar pada 2015.

11. Marcelo

Jika ada seseorang yang menegaskan betapa penting peran bek sayap di sepakbola modern, Marcelo adalah sosok paling tepat. Ia menjadi pemain kunci keberhasilan Real Madrid mengangkat trofi La Liga dan Liga Champions musim lalu.

Pemain asal Brasil ini mencetak sepuluh assist di La Liga, empat di antaranya untuk Cristiano Ronaldo, yang membuktikan kombinasi sempurna antara keduanya. Sementara, ia juga mencetak gol krusial untuk menaklukkan Valencia di liga.

10. Toni Kroos

Masih berusia 27 tahun, Toni Kroos terus membuktikan dirinya sebagai pembelian terbaik dalam sepakbola, gelandang metronom dengan kualitas langka yang diasah oleh Pep Guardiola di Bayern Munich dan didatangkan Real Madrid dengan €25 juta saja.

Musim lalu, pemenang Piala Dunia 2014 ini jadi pemain Jerman pertama yang memenangkan Liga Champions tiga kali, setelah membangun kerja sama hebat dengan Luka Modric dan Casemiro, lalu mengalahkan Juventus di partai puncak.

Kroos sangat berpengaruh dalam sukses Madrid di La Liga, mencatatkan 12 assist, dan mencetak gol vital di pengujung musim, kontra Sevilla dan Celta Vigo.

9. Paulo Dybala

Sudah sering disebut sebagai penerus Lionel Messi untuk Argentina, Paulo Dybala baru naik ke puncak setelah mengungguli rekan senegaranya dalam kemenangan 3-0 Juventus di perempat-final Liga Champions lawan Barcelona.

Dybala mencetak dua gol istimewa dan menghancurkan pertahanan Barca dengan kemampuannya, secara halus dan ajaib menjebol gawang Barcelona dengan kaki kirinya.

Pemenang potensial untuk Goal 50 di masa depan, La Joya membangun kerja sama mematikan dengan Gonzalo Higuain seiring Bianconeri memenangkan Scudetto dan Coppa Italia. Ia juga jadi pemain bintang ketika Juventus nyaris menjuarai Liga Champions.

8. N'Golo Kante

Tak ada bukti terbaik untuk bakat dan pengaruh N’Golo Kante selain fakta bahwa ia telah bermain di Inggris dua tahun dan selalu meraih trofi Liga Primer Inggris dalam dua musim tersebut.

Tentu, Chelsea terkejut ketika Leicester mau melepas Kante dengan harga £32 juta. Gelandang Prancis itu jadi fondasi dalam proses juara The Blues. Harganya terlihat murah, apalagi ketika performa destruktifnya mendukung Eden Hazard dkk untuk beraksi di lini depan.

Secara pribadi, pencapaian gelandang 26 tahun itu juga impresif. Ia menjadi pemain terbaik tahun lalu versi PFA, FWA, dan Liga Primer.

7. Kylian Mbappe

Sudah terlihat jelas sejak Kylian Mbappe menggeser Thierry Henry sebagai pemain termuda sepanjang masa Monaco (Desember 2015) dan pencetak gol termuda (Februari 2016), dia memiliki bakat spesial.

Seberapa spesialnya Mbappe terlihat jelas tahun ini, seiring performa kilatnya mampu membawa Monaco meraih trofi Ligue 1 Prancis dalam 17 tahun terakhir. Dia mencetak 15 gol dan 11 assist, dan juga mencetak enam gol dalam enam penampilan awalnya di fase gugur Liga Champions.

Louis Saha mengatakan pemain anyar Paris Saint-Germain itu lebih baik dari Henry di usia 18 tahun, sementara Ludovic Giuly menilai ia lebih dewasa dari Messi di umur yang sama. Namun, mungkin Andrea Barzagli membantah semua itu dan mengatakan perbandingan tersebut tidak relevan, sambil menekankan, “Saya tak pernah melihat pemain seperti Mbappe sebelumnya!”.

6. Neymar

Dua musim beruntun finis di peringkat keenam Goal 50 dan kemunculan ketujuh untuk Neymar, yang tahun ini jadi pemain termahal dunia ketika Paris Saint-Germain memboyongnya dengan mahar €222 juta dari Barcelona.

Harganya, sudah pasti, sangat mewah, tapi bisa dipahami alasan klub yang dimiliki oleh orang Qatar itu relah merogoh kocek dalam-dalam. Dia menjadi aktor utama dalam comeback terbaik sepanjang sejarah Liga Champions, ketika Barcelona menggulingkan PSG di babak 16 besar.

Lebih jauh, setelah membangun trisula serangan istimewa di Camp Nou, dia ingin mengulang sukses di PSG, dan langsung bersinar ketika membangun kerja sama dengan Kylian Mbappe dan Edinson Cavani di Parc des Princes.

5. Sergio Ramos

Dalam sejarah sepakbola, hanya sedikit bek yang punya pengaruh besar di kedua sisi lapangan seperti halnya Sergio Ramos. Musim lalu, Ramos sukses menjalani musim terproduktifnya dengan mencetak 10 gol di semua ajang dan menjadi kapten Real Madrid pertama yang sanggup mewujudkan double La Liga dan Liga Champions sejak Juan Alonso melakukannya pada 1958.

Gol-gol krusial Ramos hadir secara rutin di musim lalu, seperti saat dia membuat gol penyama di menit-menit akhir kontra Barcelona di Camp Nou Desember lalu guna memperpanjang catatan tak terkalahkan Madrid hingga 40 laga. Jangan lupakan gol vital Ramos lain saat melawan Real Betis di La Liga dan Napoli di Liga Champions.

DI usia 31 tahun, Ramos barangkali sedang dalam performa terbaik di sepanjang kariernya, yang didukung oleh fakta bahwa ia kini berhasil menembus urutan lima besar Goal 50, peringkat tertingginya dalam daftar penghargaan ini.

4. Lionel Messi

Lionel Messi memang kembali gagal finis tiga besar di Goal 50, namun dari sisi individual La Pulga menjalani tahun yang sensasional.

Tidak ada pemain lain yang mencetak lebih banyak gol di tahun kalender 2017 selain penyerang Barcelona dan Argentina ini. Dua penampilan solo nan memukau berhasil diperagakan Messi: menginspirasi kemenangan atas Real Madrid di Santiago Bernabeu lewat sumbangan dua gol dan menggiring Argentina ke Piala Dunia 2018 dengan hat-trick kontra Ekuador di Quito.

Meski Messi sudah maksimal, Barcelona tetap menjalani musim yang mengecewakan dengan hanya meraih satu trofi, yakni Copa del Rey. Messi menjadi topskor di turnamen itu (lima gol) dan juga menguasai daftar pencetak gol di La Liga dengan 37 gol (hanya dari 34 laga) sehingga dia pun berhak menyegel Sepatu Emas Eropa.

3. Luka Modric

Andriy Shevchenko tempo hari mendeskripsikan Luka Modric sebagai “salah satu gelandang terbaik sepanjang masa” dan rasanya sulit untuk membantah pernyataan legenda AC Milan itu.

Didatangkan Real Madrid pada 2012 senilai €30 juta -- harga yang untuk ukuran saat ini relatif murah -- gelandang Kroasia ini kemudian berkembang menjadi salah satu pengatur tempo permainan terbaik di era modern.

Peran Modric begitu penting sehingga Los Blancos akan terlihat berbeda tanpa kehadiran gelandang 32 tahun ini di Starting XI. Pengaruh Modric begitu menonjol di final Liga Champions ketika mampu mengontrol penuh pertandingan di babak kedua, mengubah skor 1-1 saat turun minum menjadi 4-1 saat laga peluit panjang dibunyikan.

Posisi podium di Goal 50 menjadi tempat yang layak untuk pemain supercerdas seperti dirinya.

2. Gianluigi Buffon

Gianluigi Buffon menggapai peringkat tertinggi sepanjang keikutsertaannya di Goal 50 setelah menjalani salah satu musim terbaiknya bersama Juventus.

Kiper, kapten, dan legenda Bianconeri ini menjadi penampil menonjol di musim 2016/17 seiring keberhasilan klubnya merengkuh double di level domestik, termasuk enam Scudetto beruntun.

Meski sudah berusia 39 tahun, pemegang caps terbanyak timnas Italia ini tidak terlihat uzur saat beraksi di lapangan. Buffon membawa Juve ke partai puncak Liga Champions untuk kali kedua dalam tiga tahun terakhir. Dalam perjalanan menuju final Cardiff, Buffon hanya kebobolan tiga gol dan juga mampu menjaga kesucian gawangnya sampai 600 menit di kompetisi itu.

Sayang, ia masih gagal memenangi trofi yang diidam-idamkan sepanjang kariernya itu setelah Juventus kalah telak dari Real Madrid.

1. Cristiano Ronaldo

Seorang mesin gol sejati, Cristiano Ronaldo berhasil mengklaim tempat teratas di Goal 50 untuk kedua kalinya secara beruntun, membuatnya total sudah mengumpulkan lima trofi tersebut.

Penyerang 32 tahun ini mencetak 25 gol dalam 29 laga bagi Real Madrid di La Liga, gelar pertama mereka sejak 2012. Namun seperti biasa, Ronaldo menunjukkan kehebatan yang sesungguhnya di panggung terbesar klub Eropa: Liga Champions.

Eks winger Manchester United ini mampu membikin hat-trick secara beurutan di fase gugur, melawan Bayern Munich dan Atletico Madrid. Ia kemudian mencetak dua gol di final melawan Juventus untuk menghadirkan titel Liga Champions bersejarah bagi Los Blancos.

Itu artinya, musim ini Madrid berpotensi merengkuh gelar Eropa untuk ketiga kalinya secara beruntun dan di saat bersamaan Ronaldo juga berkesempatan merebut trofi Goal 50 untuk kali ketiga secara berturut-turut.