Joselu Vinicius Kane GFXGetty Images

Kutukan Trofi Harry Kane Hidupi 'Sihir Hitam' Real Madrid Di Liga Champions!: Pemenang & Pecundang Saat Heroisme Joselu Antar Los Blancos Ke Wembley

Bayern Munich unggul. Semua mengira Real Madrid akhirnya akan tersingkir dari Liga Champions. Tapi Los Blancos punya kehendak lain.

Lagi dan lagi, untuk kesekian kalinya dalam sejarah panjang nan termasyhur mereka, sang Raja Eropa comeback dari pertandingan yang nampak sudah tak bisa diselamatkan lagi. Tertinggal 1-0 dengan beberapa menit tersisa, Madrid membalikkan keadaan dalam tiga menit di penghujung laga, mengalahkan Bayern 2-1 untuk mendapatkan tiket ke Wembley melawan Borussia Dortmund, 1 Juni nanti.

Madrid tampil lebih baik pada sebagian besar fase laga leg kedua semi-final di Santiago Bernabeu, Kamis (9/5), tapi tak bisa menemukan jalan melewati Manuel Neuer yang seperti kesurupan dirinya di masa lalu dengan serangkaian penyelamatan gemilang.

Tetapi, kiper legendaris Bayern itu blunder fatal di hadapan Joselu, yang dengan ganas menyambar bola muntah untuk menyamakan kedudukan di menit 88. Striker gaek itu kembali mencetak gol dari jarak dekat tiga menit kemudian, menggenapi comeback dramatis yang rasanya makin ke sini makin tak terhindarkan dari Madrid.

GOAL mengulas semua pemenang & pecundang dari laga sensasional yang tersaji di markas juara Eropa 14 kali itu...

  • Joselu Real Madrid 2023-24Getty Images

    PEMENANG: Joselu

    Kylian Mbappe? Siapa, tuh?!

    Ketika Madrid kehilangan Karim Benzema musim panas kemarin, banyak yang berasumsi mereka akan menghadirkan striker elite untuk menggantikannya. Tapi nyatanya yang datang adalah Joselu; seorang bomber 34 tahun yang merupakan flop Liga Primer Inggris bersama Newcastle dan Stoke City.

    Tapi penyerang gaek itu membayar kepercayaan Madrid musim ini, dan bahkan mencetak beberapa gol krusial bagi mereka. Namun kemenangan terbesarnya ada di semi-final ini - dan ini akan menjadi momen yang mendefinisikan karier Joselu.

    Ia mencetak dua gol - gol ke-15 dan ke-16-nya musim ini - dalam kurun tiga menit untuk mengirim Real Madrid ke final Liga Champions, mengabadikan namanya lembaran kisah legendaris El Real, dan membuka pintu bagi gelar juara Eropa ke-15 bagi klub tersukses di benua itu.

  • Iklan
  • Harry Kane Bayern Munich 2023-24Getty Images

    PECUNDANG: Harry Kane

    Ketika Harry Kane ditarik keluar di sisa waktu normal enam menit, Bayern sedang unggul 1-0 sementara Madrid mulai kehabisan akal. Hebatnya lagi, ia sudah memainkan perannya: menempatkan timnya ke jalur Wembley dengan sebuah hold-up play ciamik sebelum membelah lapangan dengan umpan lambung untuk Alphonso Davies. Bek sayap Kanada itu lalu menghunjamkan tembakannya ke sudut gawang Andriy Lunin.

    Tapi, Kane lantas mendapatkan penderitaan paling dalam pemain sepakbola: hanya bisa melihat tak berdaya dari bangku cadangan ketika timnya, Bayern, berguguran. Rasanya seperti menghidupi kenangan Lothar Matthaus yang cuma bisa bengong melihat Manchester United comeback luar biasa di final Liga Champions 1999. Karier Matthaus berakhir tanpa ia mampu menjuarai Liga Champions - tapi setidaknya dia punya sederet koleksi trofi lain untuk dipamerkan, termasuk Piala Dunia.

    Dengan hasil ini, kutukan trofi Kane belum patah dan justru menjadi santapan 'sihir hitam' Real Madrid. Dan kekalahan ini sepertinya akan sulit sekali ia cerna. Teramat sangat 'Spursy'.

  • Vinicius Jr Real Madrid 2023-24Getty Images

    PEMENANG: Vinicius Junior

    Sebagian besar narasi seputar Real Madrid selama 2023/24 ini berfokus pada Jude Bellingham. Dan memang sudah selayaknya, melihat bagaimana gemilangnya performa gelandang Inggris tersebut menempatkannya sebagai unggulan utama Ballon d'Or 2024. Di sisi lain, Vinicius Junior, yang kontribusinya di panggung terbesar sama sekali tak kalah dari rekannya, menjadi nama yang terlupakan dalam pembicaraan si Bola Emas. Tapi situasi itu akan berubah setelah penampilannya melawan Bayern.

    Selama 102 menit penuh Vinicius menyiksa Joshua Kimmich dan lini belakang Bayern dengan serangkaian trik dan tipu muslihat. Ia menyelesaikan tujuh giringan, melepaskan tiga tembakan akurat, dan mungkin bisa saja mendapat hat-trick andai Neuer tak begitu perkasa.

    Bellingham tak terlalu bisa berkutik menghadapi pertahanan The Bavarians, dan meski Joselu yang menjadi pahlawan dengan dwigolnya, Vinicius-lah yang menjaga Real Madrid tetap kompetitif dengan sebuah penampilan kelas dunia.

  • Thomas Tuchel Bayern Munich Real Madrid UCL 2024Getty

    PECUNDANG: Thomas Tuchel

    Thomas Tuchel hampir mengukir sejarah. Belum pernah ada manajer yang memimpin tiga klub berbeda menuju final Liga Champions, tetapi mantan manajer Paris Saint-Germain dan Chelsea itu menempatkan Bayern di ambang pintu Wembley dengan sebuah racikan masterclass.

    Tuchel dengan berani menaruh kepercayaan pada Aleksandar Pavlovic, memainkannya sebagia starter di tengah alih-alih Leon Goretzka yang lebih berpengalaman. Dan kepercayaannya ditebus dengan sebuah performa mahadahsyat nan penuh ketenangan oleh bintang 20 tahun itu. Keputusannya untuk memasukkan Davies sebagai sayap kiri juga terbukti genius. Pemain yang berposisi alami bek kiri itu memecah kebuntuan dengan sebuah tendangan sensasional menggunakan kaki kanannya yang lebih lemah.

    Tapi blunder Neuer tak cuma mengubah pertandingan sepenuhnya, ia juga membuat pergantian pemain Tuchel terlihat gegabah. Mungkin Tuchel bisa bilang bahwa Jamal Musiala dan Harry Kane mulai capek sehingga harus keluar dengan enam menit tersisa - padahal justru Musiala mulai terlihat menemukan ritmenya dan menciptakan masalah bagi Madrid dengan giringan-giringannya setelah kurang nyetel di awal laga, sementara Kane terbukti mampu menjahit permainan dengan andal.

    Tapi mungkin keputusan yang paling patut disorot adalah keputusannya mengganti Leroy Sane dengan Kim Min-jae pada menit ke-75. Winger Jerman itu memang tampil mengecewakan, tapi menggantinya dengan seorang bek sentral - alih-alih penyerang lain - merampas satu outlet serangan Bayern, mengubah formasi mereka, dan mengundang tekanan dari tuan rumah.

    Tuchel kemungkinan tidak akan kekurangan tawaran pekerjaan di musim panas, setelah ia dilepas Bayern. Namun menjadi manajer pertama Die Roten yang mengakhiri musim tanpa trofi dalam 12 tahun akan menjadi catatan penting bagi para calon peminangnya.

  • Carlo-Ancelotti(C)Getty Images

    PEMENANG: 'Sihir hitam' Real Madrid

    Sudah tak bisa dijelaskan lagi. Selalu ada sesuatu tiap kali menyangkut Real Madrid dan kompetisi ini. Entah itu semangat juang, rasa percaya diri, atau kualitas - atau mungkin racikan ketiganya - Los Blancos seperti tak pernah bisa mati di Liga Champions.

    Menengok sejarah, nama-nama besar yang selalu hadir menyelamatkan. Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Gareth Bale, Sergio Ramos - para megabintang yang memang punya kecenderungan jadi pahlawan. Tapi kali ini juru selamat Madrid adalah sesosok penyerang tua yang dahulu pernah mereka buang, yang masa jayanya sudah lewat atau bahkan tak pernah hadir.

    Fakta itu malah memperkuat argumen bahwa ada sebuah kekuatan yang menggerakkan putaran bola takdir. Madrid selalu pantang menyerah dan tak pernah patah semangat, tapi itu karena mereka tahu mereka bisa mewujudkan segalanya di Liga Champions. Sampai peluit panjang ditiup, jangan pernah remehkan Real Madrid di Eropa, dan itu terbukti sekali lagi di sini.

  • Manuel Neuer Bayern Munich 2023-24Getty Images

    PECUNDANG: Manuel Neuer

    Sudah 13 tahun tak ada kiper tandang yang bisa menjaga clean sheet di fase gugur Liga Champions di Santiago Bernabeu. Hanya tinggal beberapa menit sampai Neuer mengakhiri rekor gila itu, sampai akhirnya ia gagal menangkap tembakan Vinicius dan Joselu menyambar bola muntahnya.

    Momen yang tragis, dan jujur sulit menyaksikannya, terutama jika Anda pendukung Bayern. Neuer adalah seorang legenda sejati, salah satu sweeper-keeper terbaik atau bahkan pelopornya. Tak ada yang ingin melihatnya melakukan blunder sefatal itu di laga sepenting itu pada penghujung karier bergemilang prestasinya yang akhir-akhir ini dideru cedera.

    Ia pantas mendapat kesempatan untuk memimpin Bayern di Wembley, dan bukan cuma karena cobaan yang ia lalui beberapa tahun ke belakang - melainkan juga karena ia memang tampil brilian di laga ini, melakukan penyelamatan gemilang demi penyelamatan gemilang untuk menghalau gedoran Madrid.

    Tapi pada akhirnya, dalam momen yang berlangsung hanya sepersekian detik, Neuer berubah from hero to zero. Blunder ini memang tak akan merusak warisannya, tapi penjaga gawang 38 tahun itu pasti akan menyesalinya untuk waktu yang lama.

0