Adil Rami FranceGetty Images

Juara Dunia Adil Rami Akui Kariernya Merosot Karena Suka Makan & Pesta

Mantan bek Prancis Adil Rami mengakui bahwa kecintaannya pada makanan dan pesta menghalanginya untuk meraih lebih banyak prestasi selama berkarier.

Rami, 34, meraih 36 caps untuk Prancis dan merupakan anggota skuad Les Blues yang menjadi juara di Piala Dunia 2018, meskipun ia tidak tampil selama turnamen itu digelar di Rusia.

Bek sentral itu pernah memperkuat banyak klub di seluruh Eropa, termasuk singgah di Lille, Valencia, AC Milan, Sevilla, Marseille, Fenerbahce dan FC Sochi.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Sebelum musim ini, Rami pindah ke Portugal untuk bergabung dengan Boavista, di mana dia telah menjadi starter di dua dari tiga pertandingan liga timnya sejauh ini.

Meski dia telah mencapai banyak hal dalam kariernya, Rami mengakui bahwa gaya hidupnya di luar lapangan mencegahnya untuk mencapai potensi penuh sebagai pemain.

"Saya bisa memiliki karier yang lebih baik jika saya memiliki gaya hidup yang lebih baik," kata Rami kepada Le Figaro menjelang rilis buku barunya. "Terlalu sering pergi keluar, terlalu banyak gadis dan saya tidak memperhatikan berat badan saya.

"Masalah terbesar saya adalah makanan. Saya suka makan. Ini memalukan karena ketika saya 100 persen secara fisik, tidak ada striker di dunia yang membuat saya takut."

Rami juga berbicara soal hubungannya yang bergejolak dengan pelatih kepala Prancis Didier Deschamps, mengatakan bahwa dia 'membenci' pemenang Piala Dunia 1998 itu pada awalnya sebelum akhirnya memujinya.

“Pascal Planque, Claude Puel, Unai Emery dan Didier Deschamps adalah [manajer] yang telah meninggalkan jejak terbesar pada saya,” kata Rami.

"Dengan Deschamps, saya mengalami saat-saat buruk pada awalnya. Saya membencinya, tapi sekarang saya berterima kasih padanya. Saat kami memenangkan Piala Dunia, saya pergi menemuinya untuk meminta maaf.

"Awalnya, dia terlalu keras dan dia hanya memikirkan pekerjaan. Saya suka bekerja, tapi tidak 24 jam."

Rami secara kontroversial dipecat oleh Marseille pada 2019 karena "pelanggaran berat" dan mengklaim bahwa dia tidak bersalah sebagaimana ia meyakini bahwa keadilan akan terungkap.

"Orang-orang tidak tahu alasan sebenarnya saya pergi," kata Rami. "Saya masih tidak bisa mengungkapkannya, tapi suatu hari mereka akan tahu yang sebenarnya. Masalahnya masih di pengadilan. Mereka memecat saya tanpa alasan dan keadilan akan melakukan tugasnya."

Iklan