AC Milan mess GFX GOAL

Huru-Hara AC Milan! Apalah Artinya Christian Pulisic Gacor Kalau Klub Alami 'Chaos Total'

Christian Pulisic bisa dikatakan berada di dalam posisi sedikit absurd. Dia baru menemukan karier terbaiknya di AC Milan. Namun masa depannya di San Siro malah tidak jelas. Mantan bintang Amerika Serikat Alexi Lalas baru-baru ini mengatakan: "Bakal jadi ironi bila musim terbaik yang dijalaninya berakhir dengan dirinya yang hengkang."

Tentu masih terlihat abu-abu, tapi tidak ada yang bisa ditampik saat ini karena Milan sedang kacau balau. Rossoneri memang bersiap finis di posisi kedua Serie A, tapi telah dipermalukan rival abadi Inter dan dikerdilkan oleh Roma di kancah kontinental.

Konsekuensinya, Stefano Pioli sebagai pelatih akan dipecat; fans geram setengah mati pada owner klub; sementara para bintang macam Rafael Leao, Theo Hernandez dan Mike Maignan kemungkinan dijual di musim panas. Ini semua tak mengejutkan, pasalnya sudah ada kekhawatiran saat meninggalkan Chelsea untuk Milan di musim panas lalu, Pulisic sebenarnya meninggalkan satu klub krisis ke klub krisis lainnya. Dan itu terbukti...

  • Rafael Leao MilanGetty

    Dilema Leao

    Bukan kali pertama di musim ini, Pulisic adalah pemain terbaik Milan saat bermain imbang 3-3 kontra Genoa Sabtu lalu, dengan sebiji assist untuk Olivier Giroud menampilkan performa dinamis. Dia secara konstan jadi ancaman, dan Gazzetta dello Sport dalam rating mereka menyebut: "Dia selalu bergerak dengan tepat, problemnya adalah pemain lainnya..."

    Itu adalah penilaian yang adil. Begitu banyak pemain paling penting Milan melempem musim ini. Maignan tidak biasanya magis dia hilang, sementara Fikayo Tomori melorot sejak kesuksesan Scudetto di 2022.

    Demikian pula Leao. Bintang Portugal itu memang tetap pentolan Milan, statistik berbicara akan itu. Dia menjalani kampanye musim nan lebih produktif dibanding Pulisic. Namun, Leao sekarang menyimpan gap level dengan sang bintang Amerika.

    Aksi memble menghadapi Genoa, yang berlanjut setelah penampilan loyo melawan Inter dan Juventus, bukan hanya membuat dia ditarik keluar Pioli, tapi juga dicemooh fans sendiri saat meninggalkan lapangan. Sang winger merespons dengan terus berjalan menuju lorong pemain ketimbang duduk di bench.

    Alhasil, terbuka lebar peluang Milan yang mungkin bakal memutuskan untuk menguangkan aset paling berharga mereka itu. "Dia tidak lagi bisa menjadi Leao," Gazzetta menyoroti. "Sekarang waktunya memutuskan: apakah dia merasa mampu tampil di Milan atau akankah lebih baik bagi dia berganti tim?"

    Ini cukup jadi dilema bagi sang pemilik Amerika, Redbird Capital Partners, yang manajemennya berada di bawah pengawasan ketat dalam dua tahun terakhir.

  • Iklan
  • Curva Sud protest AC Milan Genoa Serie A 2023-24Getty

    'Proyek juara bermula dari klub'

    Sebelum pertandingan versus Genoa, Curva Sud membentangkan spanduk bertuliskan "Strategi komunikasi. Kehadiran institusi. Pemain yang ditargetkan. Kesepaduan, cita-cita, kemampuan. Proyek juara bermula dari klub."

    Ketika laga kick-off, ada rangkaian applaus dari ultras, lalu tiba-tiba hening. Tidak ada nyanyian, tidak ada bendera dibentangkan, tidak ada tanda-tanda dukungan sama sekali. Parahnya lagi, saat laga masih menyisakan sepuluh menit dalam laga yang berimbang, mereka pergi begitu saja, melabeli protes mereka 'Suara Keheningan', dan itu memekakkan telinga.

    "Anda harus menghormati fans," kata Pioli selepas laga. "Mereka punya alasan." Pada dasarnya ini semua bermuara pada kurangnya kejelasan, komunikasi dan ambisi, yang mungkin tergambar dengan baik oleh situasi kepelatihan yang buruk.

  • Julen-Lopetegui(C)Getty Images

    Penolakan Lopetegui

    Di saat owner RedBird Gerry Cardinale jarang-jarang bicara ke media, presiden Milan Paolo Scaroni, CEO GiorGio Furlani dan direktur teknik Geoffrey Moncada berulang kali ditanya tentang posisi Pioli, tapi tak seorang pun mengofirmasi bahwa pelatih peraih Scudetto itu akan dipecat di akhir musim.

    Bagaimanapun, Milan diam-diam sudah siap mengontrak Julen Lopetegui sebagai suksesor Pioli pada pekan lalu, namun mendapat reaksi keras dari fans yang memicu perubahan arah yang signifikan dalam rentang 11 jam saja. Selama menyangkut Cardinale & kolega, juru taktik Spanyol itu memenuhi kriteria. Dia memiliki segudang pengalaman kompetisi kontinental [bahkan menjuarai Liga Europa bersama Sevilla] dan bekerja dengan para pemain muda [di level usia muda bersama Spanyol].

    Kendati begitu, fans benar-benar gerah dengan prospek mendatangkan sosok yang hanya merasakan sepuluh laga saat menangani Real Madrid, dan telah menganggur sejak meninggalkan Wolves di akhir musim 2022/23.

    Kurang dari 48 jam setelah berita kedatangannya tersiar di San Siro, '#Nopetegui' trending di X, sementara 10 ribu suporter Milan menandatangani petisi yang meminta owner klub untuk mengurungkan perekrutan ini.

  • Cardinale MilanGetty

    Rezim kacau balau

    Ini adalah kemunduran yang sangat memalukan, tidak hanya membuat pemilik Milan lemah, tapi juga membuat klub berada di posisi yang sangat canggung. Seperti yang diungkapkan Curva Sud dalam pernyataan yang dikeluarkan sebelum aksi mogok pekan lalu, "Anda tidak dapat memikirkan proyek juara jika Anda tetap tidak tahu siapa yang akan jadi pelatih baru di Mei ini... Bakal sulit membentuk sebuah tim yang sesuai dengan kebutuhan pelatih baru. Rezim kacau balau total terjadi di dalam klub."

    Ultras juga menegaskan bahwa dua tahun di bawah rezim Cardinale, kesabaran mereka habis. Kendati menerima bahwa Milan tidak memiliki akses ke "sungai uang seperti tim-tim lain di liga-liga lain", mereka berpendapat bahwa investasi terbesar di skuad inti adalah satu-satunya cara bagi RedBird untuk membuktikan bahwa mereka lebih peduli memenangkan trofi daripada menghasilkan uang.

    "Milan bukan produk untuk berspekulasi dan Milan bukan klub yang hanya sekadar berpartisipasi," Curva Sud memperingatkan. "Milan memiliki orang-orang di belakangnya yang berdasarkan sejarah dan tradisi terbiasa menjadi elite dalam sepakbola dunia."

    Perlu diingat bahwa legenda klub Paolo Maldini berulang kali membuat argumen yang sama sebelum dipecat Milan musim panas lalu.

  • Paolo Maldini Frederic Massara MilanGetty Images

    'Dua langkah mundur'

    Maldini menyebut gelar juara Milan pada 2021/22 adalah sebuah "mayakarya", dan itu terjadi dengan caranya sendiri. Rossoneri tidak memiliki pemain-pemain terbaik, tapi mereka punya tim terbaik. Itu adalah kesatuan grup dari pemain, pelatih dan direktur yang semua bekerja dengan gol yang sama.

    Itu adalah kesuksesan yang mengejutkan. Maldini dan Ricky Massara membangun skuad Scudetto dengan anggaran terbatas. Ketenaran Maldini dalam sepakbola telah memainkan peran penting dalam meyakinkan sosok-sosok macam Leao dan Theo merapat ke Milan, namun duo direktur ini tahu bahwa investasi besar diperlukan jika mereka benar-benar ingin mengembalikan Rossoneri ke kejayaannya dan sekali lagi menjadi pemain mayor di kancah sepakbola Eropa.

    Musim lalu Milan memang mencapai semi-final Liga Champions, tapi Maldini, yang mengangkat trofi ini lima kali sebagai pemain, tahu bahwa Pioli dan para pemainnya sekali lagi telah mencapai prestasi yang melampaui ekspektasi, dan berargumen setelah kalah dalam 'Derbi dari segala Derbi' dari Inter dengan nada hambar bahwa jika RedBird tidak memperkuat skuad dengan cukup, klub berisiko mengalami "kemunduran dua langkah".

    "Seperti yang kami katakan musim lalu, kami tidak mampu menangani dua turnamen," tutur Maldini kepada Mediaset. "Kami bilang begitu ke media, tapi juga kepada owner klub, jadi mereka tahu betul hal tersebut."

  • Paolo MaldiniGetty

    Keputusan 'telah diambil beberapa bulan sebelumnya'

    Maldini, bersama Massara, bahkan menyiapkan 35 halaman rencana tiga tahun yang menurutnya tidak mendapatkan respons baik dari Furlani atau Cardinale, yang kemudian memberitahu dia soal pemecatan dirinya di waktu sarapan pada pengujung 2022/23.

    "Jika pemilik ingin mengubah susunan organisasi, mereka mempunyai hak untuk melakukannya," tutur ikon Italia itu kepada La Repubblica. "Kendati begitu, dalam kasus ini, detail itu sungguh penting, dan banyak hal tak berjalan sebagaimana mestinya, tak ada penghormatan untuk orang dan peran mereka...

    "Saya menemui Cardinale secara sepintas di beberapa laga Liga Champions, tapi dalam kurun waktu satu tahun, saya hanya menjalin perbincangan mengenai bagaimana perkembangan manajemen olahraga. Dia menulis empat pesan pada saya untuk berbagai tahapan pergantian, bahkan tanpa menghubungi saya. Hal pertama yang dia beritahu pada saya, ketika kami berjumpa, adalah kita harus saling percaya. Saya percaya, tapi kelanjutannya... semua orang tahu. Saya yakin bahwa keputusan untuk memecat saya dan Massara telah diambil beberapa bulan sebelumnya."

    Hal itu tentunya tidak mengherankan, mengingat sudah jelas bahwa Maldini, khususnya, tidak pernah bertemu empat mata dengan Scaroni atau Furlani, yang menurutnya sering meninggalkan pertandingan lebih awal ketika Milan kalah ["mungkin untuk menghindari kemacetan..."] namun menjadi yang terdepan dan paling di tengah saat selebrasi juara.

  • Furlani MilanGetty

    'Kesuksesan olahraga menciptakan kesuksesan finansial'

    Scaroni sejak saat itu menggambarkan Maldini sebagai individu yang tak memiliki fungsi sebagai pemain di balik layar klub. "Saya belum mendengar darinya [sejak dipecat]," kata sang presiden. "Ketika seseorang melihat masa lalunya dengan tingkat kepahitan tertentu, itu artinya mereka tidak hidup di masa sekarang dengan baik."

    Dia juga berpendapat bahwa Maldini tidak lagi diperlukan di Milan, karena dia telah memenuhi targetnya, berpendapat bahwa klub tidak lagi menghadapi isu dalam menarik pemain-pemain top ke klub, sehingga peran dia dianggap mubazir.

    Sementara itu, Furlani menampik tudingan bahwa dia tidak lebih dari sekadar 'orang angka' yang mengutamakan kebahagiaan para pemegang saham dibandingkan mengatasi rasa frustrasi fans. "Kesuksesan olahraga menciptakan kesuksesan finansial," tuturnya di Social Football Summit di Roma. "Sungguh aneh mengatakannya lagi dan lagi, namun sumber daya yang diciptakan oleh bisnis diinvestasikan kembali dalam produk sepakbola agar lebih sukses. Saya yakin bahwa memang harus seperti itu. Untuk jangka menengah, kepentingan fans dan pemegang saham itu sama."

    Pernyataan semacam itu tidak diterima dengan baik oleh sejumlah suporter, yang juga prihatin dengan penyelidikan yang sedang berlangsung apakah RedBird benar-benar memperoleh kendali langsung atas klub, atau apakah klub tersebut masih secara efektif dimiliki oleh Elliot Management.

    "Owner Milan adalah RedBird sejak Agustus 2022," tegas Furlani dalam wawancara dengan Gazzetta. "Elliot telah memberikan pinjaman vendor yang merupakan salah satu dari banyak cara yang mungkin untuk menyelesaikan operasi sebesar ini. Tidak ada yang disembunyikan, semuanya sangat transparan, faktanya mudah diverifikasi. Benar kalau pihak berwenang menjalankan tugasnya, kami tetap kooperatif sepenuhnya. Satu-satunya harapan adalah agar hal itu dilakukan dengan cepat, sedikit gangguan tidak bisa dihindari. Namun, kami tidak memiliki rasa takut [terhadap investigasi].

  • Zlatan IbrahimovicGetty Images

    Ketidakjelasan menyelimuti San Siro

    Para suporter jelas gelisah. Ada begitu banyak ketidakpastian di San Siro sekarang ini. Terutama ketika kita menganggap bahwa klub masih melakukan yang terbaik untuk berjuang melewati proses yang hampir tak ada habisnya untuk membangun stadion baru.

    Di sisi positifnya, pencarian pelatih baru yang sempat memecah belah mungkin segera berakhir seiring juru taktik Porto Sergio Conceicao muncul sebagai sosok favorit untuk mengambilalih dalam beberapa hari terakhir. Namun mengingat bagaimana lelucon #Nopetegui mencuat, tak ada seorang pun yang menganggap remeh apa pun.

    Dalam upaya memasukkan pemain baru ke dalam proyek baru, Zlatan Ibrahimovic kembali ke San Siro sebagai penasihat, tapi tak seorang pun yakin apa peran barunya dan apakah karakter yang mudah terbakar itu akan terbukti cocok dengan posisi tersebut. Ada pula keraguan mengenai pendekatan 'Moneyball' yang didukung Cardinale, yang menurut Maldini hanya akan membawa klub sejauh ini. Tentu saja, hasil-hasil di musim ini jauh dari kata mengesankan.

    Milan mendatangkan sepuluh pemain di musim panas lalu, tapi hanya Pulisic, Ruben Loftus-Cheek dan Tijjani Reijnders yang menjadi pemain reguler di tim inti. Furlani menunjuk fakta bahwa "tahun lalu, Milan mendapatkan untung untuk pertama kalinya dalam 17 tahun" tapi hal itu utamanya disebabkan oleh penjualan Sandro Tonali ke Newcastle.

    Di samping itu, meski skuad memiliki kedalaman yang lebih baik dibanding musim lalu, starting XI sebenarnya tidak terlihat lebih tangguh dibanding saat juara sebelum mencapai semi-final Liga Champions. Mereka jelas jauh dari levelnya Inter, yang telah memenangkan enam derbi terakhir kontra Milan dan sekarang 18 poin unggul dari sang rival abadi di klasemen.