Liga Primer Inggris Kembali! 6 Hal Yang Paling Dinanti Dari Kompetisi Ini Pasca-Piala Dunia 2022

Beberapa pekan jelang Piala Dunia 2022 jadi ajang pemecatan pelatih di paruh pertama musim 2022/23 Liga Primer. Aston Villa, Wolverhampton Wanderers dan Southampton semua membuat perubahan di kursi panas mereka, namun hanya tim pertama yang menunjukkan tanda-tanda positif sebelum 'hiatus' selama sebulan.

Julen Lopetegui dan Nathan Jones tampak kesulitan untuk segera menemukan kendali masing-masing di klub barunya. Di Molineux, Lopetegui dituntut untuk bisa menghidupkan kembali lini serang tim yang melempem di bawah komando pelatih sebelumnya.

Sementara, tak jauh berbeda dengan Jones yang perlu untuk menggerakkan kembali gairah sepakbola Southampton dan setidaknya terhindar menjadi tiga terburuk di liga alias mendekam di kubangan degradasi.

Para pelatih baru diharapkan menemukan ritme mereka selepas jeda Piala Dunia dan hasil positif di pekan pembuka pasca-turnamen empat tahunan itu akan menghidupkan konfidensi para pemain.

Memang tak sesibuk di musim panas, tapi bursa transfer Januari tetap jadi salah satu momen yang dinanti fans.

Para klub yang telah melalui fase evaluasi paruh musim akan bergerak cepat untuk mengamankan wajah-wajah baru demi merealisasikan target di paruh kedua musim.

Maka, nama-nama yang mulai santer disebut akan meramaikan Liga Primer macam Cody Gakpo, Jude Bellingham hingga Matheus Cunha sepertinya bakal menjadi tajuk utama di pergantian tahun mendatang, dengan klub-klub seperti Arsenal kehilangan strikernya, Gabriel Jesus, yang butuh pemulihan hingga tiga bulan dari cedera; Manchester United baru-baru ini memecat Cristiano Ronaldo; Liverpool yang hampir pasti bakal melakukan perombakan di Januari demi membesarkan peluang finis di posisi empat besar.

Terlebih, bursa transfer Januari kali ini datang tepat setelah perhelatan Piala Dunia, yang melahirkan banyak pemain berbakat dan mencuri perhatian.

Ketika Robert De Zerbi sangat berhasrat untuk memainkan Alexis MacAllister atau bahkan memaksanya segera turun kembali ke lapangan di level klub, artinya Brighton super serius memburu posisi empat besar dan tampaknya perburuan spot ini akan berjalan sengit hingga akhir musim.

Jelas, mereka bukan satu-satunya, karena paket kejutan lainnya datang dari tim seperti Newcastle United.

Menurut FiveThirtyEight, skuad Eddie Howe punya peluang 42 persen berada di sana, selevel dengan Manchester United tapi berada di belakang Liverpool. Tak berlebihan, mengingat bagaimana spasi poin di klasemen antara Newcastle dan 17 kontestan di bawahnya saat ini.

Tottenham memang menempati spot itu saat ini, tapi mereka perlu mencapai konsistensi yang terasa sulit digapai musim ini, sementara Liverpool punya sejarah bagus dalam mengejar target di akhir musim.

Adapun Erik ten Hag-nya Man United saat ini sedang dalam gejolak pasca-pemecatan Cristiano Ronaldo ditambah potensi pergantian kepemilikan klub yang mungkin akan memberi pengaruh terhadap laju klub di sisa musim. Bagaimana dengan Chelsea? Tampilan mereka tak banyak berubah alih-alih kehadiran Graham Potter demi menambal kelemahan era Thomas Tuchel di sisi pertahanan.

Tak bisa dimungkiri, jambore besar di Qatar telah menguras energi para pemain yang berkancah di Liga Primer.

Tak ada klub di Inggris yang memiliki pemain dan menit bermain lebih banyak di turnamen itu daripada Manchester City yang bahkan hingga satu-satunya perwakilan mereka harus bermain di tahapan akhir: Julian Alvarez yang membawa Argentina juara.

Namun, barangkali yang paling terdampak adalah Tottenham Hotspur. Kapten mereka Hugo Lloris dan Crsitian Romero terlibat di final. Sehari sebelumnya, Ivan Perisic merayakan perebutan tempat ketiga bersama Kroasia.

Harry Kane dan Richarlison, keduanya bermain di perempat-final dan dikhawatirkan mengalami cedera. Singkatnya, manajer Antonio Conte dipaksa berputar otak untuk meramu tim bugar yang akan kembali bermain di Boxing Day.

Satu figur yang akan dibahas besar-besaran saat Liga Primer kembali bergulir adalah Cristiano Ronaldo. Megabintang 37 tahun itu mengekspresikan unek-uneknya terhadap klub sebelum terbang ke Qatar, yang berujung pemecatan dirinya.

The Red Devils tak punya banyak opsi selain memutus kontrak kapten Portugal itu dan ten Hag segera meredakan saga sang megabintang dengan menegaskan: "Ya, hanya ketika kami menemukan pemain yang tepat [membeli pengganti Ronaldo]. Kami akan melakukan segalanya dengan kekuatan kami."

Ronaldo memang melalui musim terburuknya kali ini, lini serang Man United jauh dari kata garang bersamanya, mau dia dimainkan dari bangku cadangan atau starter.

Sementara majalnya lini serang Man United menjadi isu tersendiri bagi ten Hag, dia sekarang dituntut untuk mencari solusi dari kepergian sang megabintang. Semakin menarik, apakah dia sanggup menahkodai Man United ke arah lebih baik tanpa keberadaan CR7.

Sebut saja ini era baru Man United. Jika ten Hag menemukan keseimbangan yang tepat di lini serang Setan Merah, finis di posisi empat besar bukan hal yang mustahil bagi skuad ten Hag.

Ada banyak pihak optimistis Arsenal akan semakin meningkat musim ini, tapi tak sedikit pula yang meyakini mereka akan kehabisan bensin di paruh kedua musim.

Manajer Mikel Arteta tak akan pernah membayangkan timnya melalui 14 pertandingan dengan rekor 12-1-1. Enam tim yang memiliki 37 poin sepanjang 14 laga pertama mereka sukses keluar sebagai juara kecuali Liverpool di edisi 2019/20. Fakta ini membuat Man City tampak menelan ludah dengan berat.

Sejelek-jeleknya laju The Gunners pasca-Piala Dunia, melihat apa yang sudah dilakukan mereka di sepertiga musim, mengamankan tiket Liga Champions musim depan semisal meraup 75 poin seharusnya sangat mungkin diwujudkan.

Permasalahan lain yang membuat sebagian pihak skeptis dengan laju mereka adalah problem cedera yang kini melanda. Seperti diketahui, Gabriel Jesus pulang dari Qatar dengan kondisi cedera dan butuh waktu pemulihan selama beberapa bulan pascaoperasi. Takehiro Tomiyasu dan Oleksandr Zinchenko juga masing-masing mengalami cedera sehingga The Gunners dituntut untuk menemukan jalan keluar terbaik dari segala problematika itu.

Namun, kepercayaan diri para anak-anak Arteta kadung membumbung tinggi. Sekarang, takdir juara ada di tangan mereka dan tugas sang manajer sekarang adalah menjaga momentum itu hingga akhir musim. Patut dinantikan!