Granit Xhaka Curhat TRAUMA Besarnya di Arsenal

Granit Xhaka memainkan peran penting dalam laju tak terkalahkan Bayer Leverkusen untuk meraih gelar Bundesliga pertama dalam sejarah mereka. Die Werkself unggul 10 poin atas pesaing terdekat Bayern Munich, tetapi gelandang Swiss itu urung terlena dan mewaspadai kemungkinan terpeleset di tikungan-tikungan terakhir - sebuah nasib tragis yang ia alami musim lalu bersama Arsenal, setelah gelar juara Liga Primer Inggris menjadi milik Manchester City meski The Gunners sempat memimpin jauh.

Xhaka bicara kepada ESPN usai Leverkusen menghajar Koln 2-0, Minggu (3/3): "Kami harus bangga dengan posisi kami tetapi kami belum juara. Saya bicara dari pengalaman saya musim lalu [di Arsenal]. Keunggulan kami atas peringkat dua hampir sama dan pada akhirnya kami gagal juara liga, jadi saya tahu pengalaman ini dan saya telah membagikannya ke ruang ganti [Leverkusen]. Sepuluh poin itu banyak dengan 10 laga tersisa, tetapi masih ada 30 poin untuk dimenangkan, jadi ini belum selesai."

Arsenal sempat memimpin delapan poin atas Man City di 2022/23, sebelum armada Mikel Arteta ambruk di pekan-pekan terakhir. The Gunners menghuni puncak klasemen selama 248 hari musim kemarin - terlama dalam sejarah Liga Primer Inggris tanpa keluar sebagai juara di akhir musim.

Tentunya Xhaka akan dengan sekuat tenaga menghindari tragedi serupa. Dengan kemenangan atas Koln, Leverkusen menambah keunggulan menjadi 10 poin usai Bayern Munich diimbangi Freiburg. Pelatih mereka, Xabi Alonso, diminati oleh klub-klub elite Eropa seperti Liverpool dan Bayern atas kinerja briliannya di BayArena.

Leverkusen masih berada di jalur juara tiga kompetisi mengingat mereka tak terkalahkan sepanjang musim. Xhaka cs akan terbang ke Azerbaijan untuk menghadapi Qarabag di leg pertama 16 besar Liga Europa, Jumat (8/3) dini hari WIB. Sementara itu Arsenal bersaing ketat dengan Liverpool dan Manchester City di pacuan gelar Liga Primer Inggris, dan hanya terpaut dua poin dari puncak klasemen.