PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Liga 1 2018 membeberkan fakta terbaru terkait stadion homebase milik tim Liga 1. Yang menjadi sorotan adalah kondisi lampu tembak stadion, atau floodlight.
Dalam rilisnya LIB menjelaskan bahwa standar lampu tembak yang diterapkan oleh FIFA adalah 1200lux. Tapi ada toleransi yang diberikan kepada tim-tim Liga 1 karena tak semua bisa menjangkau kapasitas tersebut.
Paling tidak, LIB meminta standar 800lux untuk tim Liga 1. "Angka 800 merupakan titik tengah selama ini yang sudah mempertimbangkan kondisi stadion-stadion di Indonesia," tutur Tigor Shalomboboy, COO LIB.
Standar tersebut pun sudah dipahami setiap klub Liga 1 sejak awal kompetisi. "Pertimbangan angka tersebut karena dianggap sudah memadai untuk menggelar pertandingan malam yang bisa disiarkan langsung oleh televisi."
Sayangnya, belum semua klub bisa memenuhi standar yang diminta oleh LIB. Mereka antara lain Stadion Segiri (Borneo FC, 482lux), Stadion Andi Mattalatta (PSM Makassar, 603lux), serta Stadion Marora milik Perseru Serui (315lux).
LIB memberikan waktu kepada tim-tim di atas untuk melakukan renovasi, apalagi tahun ini juga dilakukan AFC Club Licensing dan semua standar terkait hal itu telah disampaikan melalui workshop.
“Semua data hasil verifikasi soal lampu stadion, telah kami sampaikan ke klub dan juga akan kami informasikan ke publik. Ini merupakan salah satu bagian dari transparansi yang akan kami lakukan,” ucap Tigor.
“Sedangkan jika pertandingan digelar malam hari, klub harus pindah ke stadion lain yang layak untuk menggelar pertandingan malam hari. Itu yang terjadi pada Perseru Serui dan kemungkinan Borneo FC,” tandasnya.
Khusus untuk Perseru, mereka sudah menyiapkan Stadion Gajayana di Malang sebagai homebase alternatif untuk pertandingan malam hari. Hal itu sudah dilakukan oleh Cendrawasih Jingga pada saat Bulan Ramadan.
Goal
