Kiper lapis kedua tidak selamanya menghuni bangku cadangan lantaran mereka sering diberi kesempatan bermain di kompetisi piala.
Beberapa klub melakukan praktik tersebut, dengan Manchester City memilih menurunkan Zack Steffen untuk semi-final Piala FA melawan Liverpool pada gelaran 2021/22, atau Sergio Romero yang mengawal gawang Manchester United selama menjuarai Liga Europa pada 2016/17.
City sendiri bernasib apes mengingat kiper cadangannya itu malah melakukan blunder untuk memudahkan rivalnya mencetak gol, sebagaimana timnya akhirnya tersingkir lewat skor 3-2.
Kemudian menjadi pertanyaan menarik soal alasan pelatih memainkan kiper cadangannya di kompetisi piala, dan Goal coba menjelaskannya di sini!
Mengapa Kiper Cadangan Dimainkan Di Kompetisi Piala?

Biasanya, para pelatih memilih untuk memainkan kiper lapis keduanya semata-mata demi memberi menit bermain.
Hal itu juga dilakukan agar harmonisasi tim tetap terjaga, menimbang pemain cadangan terkadang sering ‘uring-uringan’ kalau tidak diberi kesempatan bermain sama sekali selama berkompetisi.
Meski terdapat perbedaan kualitas, para pelatih tetap mencoba percaya pada pemain cadangannya selagi andalan utama mendapat istirahat yang jarang dan memang mereka butuhkan.
Tidak Semua Kiper Cadangan Buruk
Di era sepakbola modern, klub mapan akan selalu mencari pemain terbaik dan tak jarang mereka ditempatkan sebagai pelapis atau menggusur pilihan yang sudah ada.
Di Chelsea, contohnya, penjaga gawang termahal dunia Kepa Arrizabalaga harus puas duduk di bangku cadangan setelah dianggap kalah bersaing dengan Edouard Mendy.

Manchester United sekarang juga punya pelapis David de Gea dalam diri Dean Henderson, yang merupakan kiper internasional Inggris, atau bahkan Gianluigi Buffon yang sempat melapis Wojciech Szczesny di periode akhirnya di Juventus.
Bisa disimpulkan penjaga gawang cadangan tidak selamanya buruk dan kualitas mereka tak jarang mendekati pilihan utama pelatih.