Josko Gvardiol NxGnGetty/Goal

Perkenalkan Josko Gvardiol: Rekrutan €19 Juta RB Leipzig Yang Tolak Leeds United

Selagi banyak klub papan atas memilih berhati-hati di pasar transfer di tengah ketidakpastian finansial yang disebabkan oleh pandemi virus corona, perekrutan pemain paling mapan pun memakan biaya relatif rendah pada musim panas ini.

Jadi, ketika seorang remaja yang punya sedikit penampilan senior dipandang sebagai rekrutan potensial di angka €20 juta, maka jelas ada sesuatu yang istimewa dalam diri individu tersebut.

Itulah yang terjadi pada Josko Gvardiol.

Bek berusia 18 tahun itu baru saja menyelesaikan kepindahan ke RB Leipzig pada Senin kemarin, padahal sebelumnya ia dikaitkan dengan Bayern Munich dan Leeds United - sekali pun belum lama menandatangani kontrak lima tahun dengan Dinamo Zagreb pada Juni.

Leipzig memenangkan perlombaan untuk mendapatkan tanda tangannya setelah menyetujui kesepakatan dengan Dinamo yang bisa naik menjadi €19 juta (£17,5 juta / $22 juta) jika target berbasis kinerja terpenuhi.

"Dia memiliki segalanya. Jika dia pergi ke Jerman, dia bisa bermain di level atas," kata manajer Dinamo Zoran Mamic kepada Scouted Football dalam wawancara baru-baru ini. “Contohnya saja, mereka bermain dengan tiga bek tengah karena mereka bermain 3-5-2 di Jerman. Dia bisa memainkan sistem itu.

"Dia membuat hal-hal yang tidak mudah terlihat mudah. Itu wajar. Kami tidak akan pernah bisa melihatnya bermain untuk Dinamo dalam performa terbaiknya. Itu mustahil. Dia adalah tipe bakat yang tidak mungkin dirahasiakan.

"Bagi saya, dia memiliki kemampuan untuk menjadi salah satu bek terbaik dunia."

Lahir di Zagreb, pendidikan sepakbola Gvardiol dimulai dengan tim di liga yang lebih rendah NK Tresnjevka sejak usia enam tahun. Dia menghabiskan dua tahun bersama mereka, sebelum Dinamo mendaftarkannya ke sistem akademi terkenal mereka pada 2010.

Meski ia lebih suka bermain bola basket saat masih kecil, Gvardiol segera menyadari bakat sejatinya terletak pada sepakbola, dengan fisik dan kemampuannya pada bola memungkinkannya untuk naik pangkat dengan mulus di klub paling sukses di Kroasia.

Pemain-pemain seperti Luka Modric, Mateo Kovacic, dan Dani Olmo telah melewati akademi Dinamo dalam beberapa tahun terakhir, dan Gvardiol menunjukkan lebih dari cukup bahwa dia akan dibicarakan dalam istilah yang sama seperti pendahulunya yang lebih terkenal.

"Banyak pemain ditakdirkan untuk menjadi pemain hebat. Kecuali mungkin Kovacic, saya tidak ingat pemain mana yang lebih jelas daripada Josko," kenang Mamic. “Bahkan Modric harus keluar dengan status pinjaman sebelum mendapatkan kesempatannya.

"Dengan Josko, tidak ada yang mengatakan dia harus dipinjamkan. Hanya Kovacic dan dia pada usia 16 yang siap untuk tim utama."

Gvardiol pertama kali dimasukkan ke dalam skuad tim utama Dinamo pada awal musim 2018-19, dengan pemain berusia 17 tahun itu duduk di bangku cadangan untuk empat pertandingan pertama musim tersebut meski sebelumnya tidak pernah menendang bola di laga Tim 'B', yang bermain di divisi dua Kroasia.

Dia akhirnya dikirim lagi ke tim B untuk mendapatkan pengalaman bermain, tetapi setelah hanya tiga penampilan di divisi kedua, Gvardiol dipromosikan kembali ke tim utama, dan melakoni debutnya pada Oktober 2019 sebagai pemain pengganti melawan HNK Gorica.

Josko Gvardiol Dinamo Zagreb 2019-20Getty Images

Dijuluki 'Pep' oleh rekan-rekan setimnya berkat kemiripan antara nama belakangnya dan manajer Manchester City, Gvardiol menandai penampilan ketiganya di tim utama sekaligus yang pertama sebagai starter dengan mencetak gol kemenangan dalam hasil 1-0 atas Inter Zapresic pada awal November, meskipun dia tidak lagi dimainkan dalam starting XI sampai tiga bulan kemudian.

Pada saat itu, ia dikaitkan dengan klub-klub seperti Real Madrid, Juventus, Chelsea, Inter dan Man City setelah penampilan yang bagus di UEFA Youth League. Akibatnya, Dinamo tidak punya banyak pilihan selain menawarkan lebih banyak peluang di tim utama.

Gvardiol menjadi starter dalam delapan dari 14 pertandingan liga terakhir klub musim lalu saat mereka memenangkan rekor gelar domestik ke-21, dan telah menjadi pemain reguler di starting Xi pada awal musim baru meskipun absen dalam tiga pertandingan pembuka karena Dinamo U-19 harus menyelesaikan kampanye Youth League di Swiss.

Klub raksasa Kroasia itu tersingkir dari kompetisi di babak perempat-final, dengan Gvardiol bermain sebagai bek kiri selagi ia memamerkan keserbagunaan yang menjadikannya salah satu bek terpanas di Eropa.

"Saya memulai sebagai bek kiri, tetapi para pelatih memperhatikan bahwa saya bisa menjadi bek tengah," katanya kepada Sportske Novosti pada 2019 ketika membahas posisi terbaiknya. "Meskipun pada awalnya saya tidak begitu setuju dengan keputusan itu, pada akhirnya ternyata baik.

Cek talenta terbaik NxGn lainnya di sini:

"Saya juga bermain sebagai gelandang bertahan, tapi saya pasti lebih memilih posisi bek tengah, tentunya. Awalnya, saya tidak menginginkan itu, tapi sekarang di situlah posisi terbaik saya.”

Gvardiol secara terbuka mengaku mengidolakan Virgil van Dijk dan Mamic berpendapat bahwa pemain didikannya itu - yang telah mengembangkan reputasi sebagai pengambil penalti yang ahli serta bek yang tangguh - akan dibicarakan dengan nada yang sama ketika ia mencapai potensi penuhnya.

"Dia benar-benar bek tengah modern," katanya. "Keterampilan pertahanannya, seperti kemampuan satu lawan satu dan udara, luar biasa.

"Ada bek tengah dengan kualitas seperti itu, tetapi hal yang membuatnya berbeda dari yang lain dan lebih baik adalah kenyataan bahwa dia bisa bermain. Dia ingin bermain. Kemampuan playmaking-nya luar biasa. Dia berkaki kiri, dan itu selalu menjadi hal yang sangat menyenangkan dalam sepakbola.

"Dia cepat, jadi bahkan jika dia membuat kesalahan, dia bisa merebutnya kembali. Dia mendorong garis ke depan yang penting bagi kami di sini karena kami mendominasi sebagian besar pertandingan dan memainkan sepakbola berbasis penguasaan bola.

"Dia mendorong garis ke tengah lapangan tanpa masalah; dia tahu dia bisa mengejar pemain. Dia luar biasa atletis.

Josko Gvardiol NxGn GFXGetty/Goal

"Kekuatan fisiknya sangat top. Saya harap dia terus seperti ini dan sama sekali tidak ada alasan untuk berpikir sebaliknya karena kekuatan mentalnya dan cara dia berpikir - sepertinya dia berusia 28 bukan 18 tahun.

"Saya tidak berpikir ada bek tengah di dunia ini yang lebih baik [dari dia] di usianya."

Jika itu kasusnya, maka Leipzig memiliki pemain yang sangat spesial.

Terlepas dari transfer itu, Gvardiol akan tetap bersama klub masa kecilnya selama sisa musim ini setelah keengganannya untuk segera meninggalkan Dinamo disebut-sebut sebagai salah satu alasan mengapa ia menolak tawaran Leeds meskipun mereka menawarkan kesempatan untuk belajar di bawah bimbingan Marcelo Bielsa.

Sebaliknya, ia akan menjadi bagian dari skuad Julian Nagelsmann dari awal musim 2021/22 sebagaimana ia ingin menjadi wonderkid terbaru yang mengukir namanya di papan atas Jerman.

Iklan