Lorenzo Colombo NxGnGetty/Goal

Lorenzo Colombo: Mesin Gol Tim Muda AC Milan Yang Idolai Gabriel Batistuta

Selama tahun 2000-an, AC Milan memiliki salah satu lini depan yang paling ditakuti di dunia sepakbola.

Andriy Shevchenko dan Filippo Inzaghi berduet di San Siro di sekitar pergantian abad, dan di antara mereka berhasil mencetak lebih dari 300 gol dalam balutan seragam Rossoneri.

Namun, selama sepuluh tahun terakhir, kejatuhan Milan dari puncak dibarengi dengan kesulitan mereka memiliki pemain andalan di lini penyerangan.

Mario Balotelli, Carlos Bacca, Andre Silva dan Krzysztof Piatek pernah dikontrak untuk memimpin lini depan, dan meskipun ada beberapa potensi di awal, semuanya kini telah dibuang.

Penyerang terakhir mereka yang tampil tajam adalah Zlatan Ibrahimovic pada 2011/12, di mana Milan waktu itu memiliki seorang pemain yang sanggup mencetak lebih dari 20 gol di Serie A dalam satu musim. Beberapa tahun berlalu, juara Eropa tujuh kali itu terpaksa kembali ke pemain Swedia berusia 38 tahun tersebut sejak Januari kemarin untuk menyelesaikan masalah mereka di lini depan.

Ibrahimovic melangkah dengan kualitasnya ke tim Stefano Pioli, mencetak 11 gol dalam 20 penampilan di semua kompetisi pada 2019/20 untuk membantu Milan lolos ke Liga Europa.

Mantan bintang Barcelona dan Manchester United itu akhirnya diganjar kontrak baru, tetapi dengan Ibrahimovic yang memasuki tahun-tahun senja kariernya, Milan perlu memikirkan secara serius tentang rencana ke depan.

Beruntung, Milan memiliki striker potensial di akademi mereka yang rekor mencetak golnya di tingkat junior menunjukkan bahwa dia bisa menjadi jawaban jangka panjang.

Lorenzo Colombo memang kerap dilanda cedera musim lalu, tetapi ketika dia berada di lapangan, dia membuat para pemain belakang lawan gemetar.

Bersama Milan U-19, dia mencetak rata-rata gol di setiap 33 menit pada 2019/20, dengan performa hebatnya itu kemudian membuatnya tampil di beberapa pertandingan tim utama dan diberi kontrak baru empat tahun.

Sekarang pemain berusia 18 tahun ini menghadapi tugas untuk mengulang kehebatan semacam itu di level senior sebagaimana ia bertekad untuk mengikuti jejak idolanya: Gabriel Batistuta.

Lahir 25 kilometer di luar Milan di kota Vimercate, Colombo terdaftar di akademi Rossoneri sejak usia dini, dan ia dengan cepat mulai membuat namanya terkenal setelah mencetak gol melawan Real Madrid dan Barcelona saat berusia sembilan tahun.

Setelah berhasil melewati berbagai tim level sekolah, Colombo melakukan debut untuk Milan U-17 saat berusia 15 tahun, dengan empat penampilan pertamanya di level itu menghasilkan tiga gol.

Dia tetap bersama tim U-17 untuk sebagian besar musim 2018/19, di mana dia mencetak 11 gol dalam 21 penampilan sembari mengambil langkah pertamanya ke tim Primavera, atau U-19.

Colombo mengakhiri musim itu dengan berangkat ke Euro U-17 bersama Italia, setelah menjadi bagian dari skuad Azzurrini tahun sebelumnya saat kalah dari Belanda melalui adu penalti di final.

Turnamen di Irlandia mencapai klimaks dengan dua tim yang sama kembali berhadapan di puncak, dan meski Colombo mencetak dua gol, lagi-lagi Oranje yang keluar sebagai pemenang lewat kemenangan 4-2.

Seturut performa tersebut, diharapkan striker muda ini dapat memulai dekade baru di Milan. Namun cedera ringan menunda awalannya untuk musim baru, dengan penampilan pertamanya di Primavera baru terjadi pada 19 Oktober 2019, ketika ia dipanggil dari bangku cadangan pada babak pertama dengan Milan tertinggal 1-0 dari Cremonese.

Dalam waktu 60 detik setelah masuk, Colombo berhasil memasukkan namanya ke daftar pencetak gol setelah mendribel melewati pertahanan lawan, dan dia mengamankan kemenangan 20 menit kemudian dengan gol keduanya.

Itu menjadi penampilan terakhirnya mengingat pada 1 Februari ia mengalami patah tulang metatarsal yang membuatnya absen selama tiga bulan dan menghancurkan harapannya untuk mewakili Italia di Piala Dunia U-17 di Brasil.

Akan tetapi, dia kembali dari ruang perawatan dengan hat-trick untuk membantu mengalahkan Cittadella di laga pertamanya.

Cek talenta terbaik NxGn lainnya di sini:

Di saat pandemi Covid-19 membuat kompetisi sepakbola remaja di Italia dihentikan prematur pada awal Maret, rekor Colombo untuk kampanye tersebut adalah sembilan gol hanya dalam enam penampilan, di mana hanya dua kali dia menjadi starter. Saat segi kebugarannya kurang, dia memperbaiki itu lewat gol.

Melangkah ke Juni, dan dengan tim utama Milan mengejar gol untuk mengalahkan Juventus dan mencapai final Coppa Italia dalam pertandingan pertama mereka pasca-lockdown, Pioli mencoba Colombo, yang telah didafarkam di antara pemain pengganti.

Meskipun penyerang setinggi enam kaki itu tidak dapat mengubah keadaan timnya selama delapan menit cameo, itu menandai momen penting lainnya dalam karier muda Colombo.

"Itu sangat emosional," katanya kepada wartawan setelah pertandingan. "Saya telah berusaha untuk momen ini selama lebih dari sepuluh tahun, sejak hari pertama saya tiba di Vismara (markas akademi Milan). Untuk melakukannya di stadion itu, melawan tim itu, menjadikan ini sebagai sumber kebanggaan yang lebih besar lagi.”

Lorenzo Colombo NxGn GFXGetty/Goal

Colombo mengakhiri musim di antara pemain pengganti untuk enam pertandingan terakhir Milan di Serie A musim kemarin, dengan debutnya di liga terjadi melawan Bologna pada Juli.

Dia sekarang menuju ke musim baru dengan bersaing memperebutkan tempat utama bersama Ibrahimovic dan Rafael Leao, dengan harapan bahwa lulusan akademi tersebut akan dapat membuat terobosan lebih jauh ke dalam tim utama di bawah Pioli.

Dengan fisiknya menjadi bagian penting dari permainannya dan dengan kaki kirinya yang luar biasa, Colombo telah dibandingkan dengan mantan pemain hebat lainnya seperti Christian Vieri, dan jika dia dapat menyamai ledakan legenda Italia atau idolanya Batistuta di Serie A, maka Milan mungkin bisa kembali menjadi penantang Scudetto.

Pencarian Rossoneri akan pencetak gol yang bisa mereka andalkan mungkin bakal segera berakhir dan jawabannya ada pada Colombo.

Iklan