GFXID Klasemen Abadi Liga IndonesiaGoal Indonesia/Rido Alamsah

Ganesport Institute: Timnas Kuat Tak Lahir Dari Liga Tanpa Degradasi!

Setelah menggantung sekitar sepuluh bulan, Liga 1 musim 2020 akhirnya disetop. Tapi, gagasan liga tanpa degradasi untuk edisi 2021 memicu kontroversi lainnya.

Wacana penghapusan degradasi pada Liga 1 musim 2021 didengungkan oleh PSM Makassar pada rapat virtual PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan perwakilan klub peserta kompetisi, belum lama ini.

Usulan PSM tersebut mendapat dukungan empat klub lainnya, yakni: Barito Putera, Persik Kediri, Persita Tangerang, dan PS Sleman.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Sementara itu, Arema FC, Bali United, dan Persebaya Surabaya menjadi salah tiga klub yang menentang ide penghapusan degradasi tersebut.

Hasil rapat ini bakal dilaporkan PT LIB kepada PSSI. Selanjutnya, korps yang dipimpin oleh Mochamad Iriawan alias Iwan Bule itu lah yang bakal putuskan format masa depan Liga 1 musim 2021 via rapat Komite Eksekutif (Exco).

Respons datang dari berbagai elemen. Salah satunya yakni Ganesport Institute, lembaga pertama di Indonesia yang bergerak di bidang manajemen dan kebijakan olahraga.

“Bagi saya, liga profesional tanpa degradasi berisiko akan menurunkan kualitas timnas. Jadi, jika ingin punya timnas yang kuat, salah satunya jangan hilangkan sistem promosi-degradasi," ucap Amal Ganesha, pendiri sekaligus direktur Ganesport, Selasa (26/1).

“Mayoritas timnas yang kuat di dunia terbentuk dari liga dengan sistem promosi-degradasi. Menghilangkan sistem degradasi, sama artinya dengan mengurangi unsur competitiveness [persaingan] dalam sebuah ekosistem liga,” tambahnya.

Selain itu, Amal juga memaparkan bahwa untuk punya timnas sepakbola yang kuat, strata liga sepakbola harus banyak, rapi, dan berjenjang. Ia mengambil contoh pembangunan sepakbola di Eropa sebagai kutub peradaban sepakbola dunia saat ini.

"Di Eropa, selain liga sepakbolanya pakai sistem promosi-degradasi, liga amatirnya juga lebih diperhatikan,” kata Amal.

“Sebagai contoh di Inggris dan Belanda, liga profesionalnya masing-masing hanya empat dan dua strata, sementara liga amatir di kedua negara tersebut ada lebih dari enam strata.”

“Fakta tersebut memberi pesan bahwa sepakbola amatir juga penting karena akan berkontribusi pada pembentukan timnas yang kuat dalam jangka panjang.”

"Di Indonesia, kini PSSI hanya mengakui tiga liga sepakbola, dimana dua adalah profesional dan satu amatir. Bagi saya, seharusnya liga sepakbola kita ditambah jika ingin punya timnas yang kuat.”

“Sebaik-baiknya timnas adalah timnas yang banyak pemainnya dibentuk dari kompetisi domestik. Soalnya, jika kompetisi domestik kita kuat dan tumbuh, bukan saja akan melahirkan banyak pesepakbola hebat, lebih dari itu juga bakal memutar roda ekonomi, dan di saat itulah tercipta sebuah industri sepakbola,” pungkas Amal, yang juga pernah bekerja untuk salah satu klub Liga Primer Inggris.

Adapun Liga 1 musim 2021 berpotensi diikuti oleh 20 klub. Sebanyak 18 klub peserta musim lalu dan dua klub peringkat teratas di Liga 2 dengan empat klub yang akan terdegrasi pada akhir musim. Format 18 klub akan kembali seperti semula pada edisi 2022.

Iklan