Mason Mount Chelsea Phil Foden Manchester City(C)Getty Images

Dua Tunas Unggul Yang Akan Jadi Protagonis Laga Man City Vs Chelsea

Jelang final Liga Champions 29 Mei mendatang, secara kebetulan Manchester City dan Chelsea akan menjalani "final" atau laga pemanasan terlebih dulu ketika keduanya bentrok di Liga Primer Inggris, akhir pekan ini.

Layaknya "final" bagi The Citizens, sebab raihan tiga poin di partai ini akan menahbiskan mereka sebagai kampiun Liga Primer Inggris dengan tiga pertandingan tersisa.

Tak dimungkiri, dua tim ini memiliki materi pemain kelas wahid di belantika sepakbola Eropa. Namun, The Citizens dan The Blues tak hanya mengandalkan bintang-bintang instan. 

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Sepanjang musim ini, masing-masing tim punya senjata rahasia yang berasal dari akademi mereka, sosok-sosok tunas unggul yang siap menjadi kebanggaan klub dan tentunya timnas Inggris.

Manajer Chelsea Thomas Tuchel menyebut mereka sebagai "teladan sempurna" untuk para pemain muda. Pesona talenta-talenta ini diyakini akan mencuri panggung di Etihad Stadium nanti. Siapa mereka?

Phil Foden

2017 lalu, Guardiola sudah memprediksi Foden akan menjadi salah satu pemain penting City. Sang juru taktik menganggapnya sebagai talenta spesial. Benar saja, seiring berjalannya waktu, performa bocah emas 20 tahun ini kian mengilap.

Diberkahi kelincahan dengan kaki natural kiri, Foden piawai bermain sebagai wing-back atau menempati pos winger sebelah kanan. Namun, Pep lebih senang memaksimalkannya sebagai gelandang.

Foden semakin matang sepanjang kampanye 2020/21 seiring Pep memberinya kepercayaan di banyak kesempatan. Fans The Citizens tak lupa bagaimana Foden mencetak gol di matchday 1 kontra Wolves musim ini, menghadirkan kemenangan 3-1 bagi timnya.

20210426 Phil FodenGetty Images

Sebagai pemain tengah, Foden terhitung kontributif. Foden juga mencetak gol pertamanya di Liga Champions musim ini ketika penyelesaian apiknya di kotak penalti Olympiacos menandai kelolosan City ke babak gugur kompetisi Eropa untuk delapan musim berturut-turut.

Di paruh kedua musim, Foden kembali memperlihatkan bakat spesialnya dengan menjebol gawang dua tim Merseyside: Liverpool dan Everton. Di Anfield, Foden mengemas satu gol dan assist untuk membantai The Reds 4-1, menjadi kemenangan pertama The Citizens di Merseyside sejak 2003. Berikutnya, Foden mengoyak jala The Toffees dalam kemenangan 3-1.

Yang paling memorable, penampilan 90 menit Foden di final Piala Liga Inggris kontra Tottenham Hotspur berbuah trofi pertama bagi timnya musim ini. Pemain yang lahir di Stockport itu juga membuat mata publik terbelalak kala menjebol gawang Borussia Dortmund di dua leg, menempatkan Manchester Biru di semi-final Liga Champion, sebelum assist-nya memudahkan Riyad Mahrez meruntuhkan tembok kukuh PSG untuk membawa City tampil kali pertama dalam sejarah di final kompetisi kasta teratas Benua Biru.

Total 14 gol sudah dikoleksi Foden di seluruh kompetisi musim ini. Sulit rasanya bagi Pep untuk tidak menerjunkan pemain bernomor punggung 47 itu di laga krusial akhir pekan sekarang.

Mason Mount

Tiga-empat tahun ke belakang, nama Mount memang tak begitu menonjol di Chelsea. Tetapi periode peminjaman dia Vitesse dan Derby County terbilang sukses.

Frank Lampard tahu betul kualitas Mount ketika memolesnya di Derby. Makanya, eks manajer Chelsea itu tak berpikir panjang untuk langsung mengorbitkan anak kesayangannya ini ke tim utama di musim debutnya menukangi The Blues.

Jika bukan karena cedera dan Covid-19, Mount bisa memberi kontribusi lebih banyak lagi musim lalu.

Mason Mount ChelseaGetty Images

Terbukti, ketika dia dalam kondisi prima, gelandang serang 22 tahun itu menjadi salah satu pemain kunci Chelsea di edisi 2020/21. Bahkan, Lampard sempat memberinya kepercayaan untuk mengenakan ban kapten tim untuk pertama kalinya saat mengalahkan Luton Town 3-1 di Piala FA.

Maret lalu, Mount menginspirasi kemenangan 1-0 Chelsea berkat gol tunggalnya yang menghadirkan lima kekalahan berentet bagi Liverpool di Anfield untuk pertama kalinya dalam sejarah klub Merseyside.

Kualitas Mount semakin diakui fans di tangan manajer anyar Thomas Tuchel. Dia mencetak gol pertamanya di ajang Eropa saat Chelsea mengalahkan Porto 2-0 di leg pertama perempat-final. 27 April kemarin, menjadi hari istimewa bagi Mount karena dia merayakan penampilan ke-100 bagi Chelsea, ditandai dengan raihan imbang 1-1 kontra Real Madrid di perjumpaan pertama babak semi-final.

Tiga hari lalu, Mount mungkin tak pernah mengira akan menjadi protagonis dengan mencetak gol kedua bagi Chelsea dalam kemenangan 2-0 atas Madrid, torehan yang menandai keberhasilan anak-anak Tuchel menggapai final Liga Champions. Dengan Mount yang sedang berapi-api, jaminan tampil memukau di Etihad Stadium akhir pekan ini harusnya tak perlu diperdebatkan.

Iklan