David de Gea Manchester United Sevilla Champions LeagueCRISTINA QUICLER

Dengan Atau Tanpa Paul Pogba, Manchester United Takkan Juara Liga Champions


OLEH  KRIS VOAKES     PENYUSUN  SANDY MARIATNA 

Sebelum Manchester United sempat menjejakkan kaki di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan, sebuah diskusi panas menyeruak. Itu karena keputusan Jose Mourinho yang kembali meminggirkan Paul Pogba dari Starting XI.

Meski Pogba pada akhirnya tampil cukup lama di laga ini, menggantikan Ander Herrera yang cedera di menit ke-17, gelandang Prancis itu tetap tidak mampu menginspirasi United meraih kemenangan atas Sevilla.

Faktanya, hasil 0-0 sudah cukup memuaskan mereka. Pasalnya, United cuma melepaskan enam tembakan, kalah jauh dibandingkan dengan 25 tembakan milik tim tuan rumah. Di waktu lain dan melawan tim top Eropa lain, statistik semacam ini sudah pasti akan menghadirkan kekalahan telak buat United.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Kembali ke Pogba. Masuknya gelandang Prancis itu nyaris tidak memberikan dampak berarti. Sebelum dan sesudah introduksi Pogba di lapangan, skema bermain United saat menyerang sama sekali tidak padu.

Romelu Lukaku sering terkunci sendirian di depan, dikelilingi bek-bek lawan dan tanpa pertolongan rekan setimnya. Ketika United menyerang dari sisi kiri, jarang sekali ada opsi di sisi kanan untuk melancarkan aliran bola.

Sebaliknya, di lini belakang, United untuk kesekian kali menggantungkan nasib mereka pada David de Gea. Sebanyak delapan penyelamatan dilakukannya. Terakhir kali seorang kiper United mencatatkan delapan saves terjadi di final Liga Champions 2011 ketika Barcelona memborbardir gawang Edwin van der Sar.

David de Gea Manchester United Sevilla Champions LeagueCRISTINA QUICLER

Aksi brilian De Gea mencapai puncaknya saat satu menit jelang turun minum. Pertama, kiper Spanyol itu mampu mematahkan tembakan Steven N’Zonzi, berlanjut dengan aksi spektakuler menggagalkan tandukan Luis Muriel.

Selepas jeda, performa tim tamu tidak jauh lebih baik. Pogba dkk. seperti bermain dalam frekuensi yang berbeda. Serangan yang mereka bangun dengan mudah dipatahkan anak-anak tuan rumah.

Filosofi Mourinho memang punya kecenderungan untuk berhati-hati, namun yang terlihat di Sevilla justru permainan yang tanpa arah. Ketika ada pemain United yang tidak mendapatkan pelayanan maksimal dari rekan setimnya, muncul gerak tubuh frustrasi dari mereka.

Paul Pogba Ever Banega Sevilla Manchester United UCL 21022018Getty

Di 15 menit terakhir pertandingan, barulah lini serang United mulai menyengat. Masuknya Marcus Rashford dan Anthony Martial -- yang menggantikan Alexis Sanchez dan Juan Mata -- membuat permainan United akhirnya mengalir. United mungkin saja mendapat hasil yang lebih baik andai para penyerang mereka ‘klik’ lebih cepat.

Di akhir cerita, United pantas bersyukur dengan hasil 0-0 ini. Mau tidak mau, mereka wajib menang di kandang untuk bisa melaju ke perempat-final. Kalau kata Mourinho, menjadi perempat-finalis adalah syarat minimal bagi sebuah tim untuk menyandang status sebagai kandidat juara Liga Champions.

Sayangnya, setelah menyaksikan disfungsional performa United di Sevilla, tampak jelas bahwa mereka masih jauh dari harapan untuk memenangi Liga Champions musim ini.

Iklan