Tim Impian Portugal - Ronaldo & Eusebio Masuk, Deco Keluar

Salah satu penjaga gawang paling berprestasi sepanjang masa, Vitor Baia membuat kesan dengan Porto sebelum menarik perhatian para penyeleksi tim nasional Portugal.

Baia melakukan debut seniornya tahun 1990 pada usia 21 tahun dengan membuat 80 penampilan hingga 2002, memainkan peran utama di Euro 1996 dan 2000, serta Piala Dunia 2002.

Pada Euro 2000, Baia menghentikan penalti Arif Erdem saat menang 2-0 atas Turki di perempat-final.

Kemudian datanglah Luiz Felipe Scolari sebagai manajer Portugal dan Baia tidak pernah bermain untuk negaranya lagi.

Itu tidak menghentikannya mengalahkan Rui Patricio untuk mendapatkan jersey No.1 di tim impian ini!

Dianggap sebagai salah satu bek Portugal terbaik sepanjang masa, Pinto mewakili negaranya selama lebih dari satu dekade, tampil di satu Piala Dunia dan satu Kejuaraan Eropa.

Pinto tampil dalam 70 pertandingan untuk Portugal dan menjadi kapten sebanyak 42 kali.

Setelah gagal membantu Portugal lolos ke Piala Dunia 1994, Pinto lalu menangis di lapangan.

Bobby Robson, yang melatihnya di klubnya Porto pernah berkata: "Pinto memiliki dua hati dan empat kaki. Sangat sulit menemukan pemain seperti dia."

Couto bermain di Piala Dunia 2002 serta tiga Kejuaraan Eropa selama 14 tahun untuk Portugal.

Debut Couto untuk tim senior terjadi pada Desember 1990 dalam laga persahabatan yang berakhir untuk kemenagan Portugal 1-0 atas Amerika Serikat.

Counto kemudian mewakili Portugal di Euro 1996, mencetak gol yang tak terlupakan melawan Turki di babak grup.

Couto juga tampil di Euro 2000 dan Piala Dunia 2002 yang menjadi pemain Portugal pertama mencapai 100 penampilan, pada Oktober 2003.

Ia kemudian menjadi kapten Portugal di Euro 2004, di mana mereka mencapai final.

Sang bek memainkan 110 pertandingan untuk Portugal sebelum gantung sepatu.

Salah satu bek terbaik di generasinya, Pepe sebenarnya lahir dan besar di Brasil tetapi memilih untuk bermain untuk Portugal dan dengan demikian bisa bermitra dengan Couto di belakang.

Sejak 2007, ia telah membuat lebih dari 125 penampilan untuk Portugal dan telah bermain di tiga Piala Dunia dan empat Euro.

Pepe adalah bagian dari tim Portugal yang memenangkan Euro 2016, serta yang sebelumnya mencapai semi-final Euro 2012.

Salah satu bek kiri modern terkenal di sepakbola Portugal, Coentrao melakukan debutnya untuk tim senior pada November 2009.

Coentrao kemudian dipilih oleh Carlos Queiroz untuk Piala Dunia 2010 dan memainkan semua pertandingan di Afrika Selatan, di mana Portugal mencapai babak 16 besar.

Coentrao sangat luar biasa untuk Portugal di Euro 2012 di mana membantu negaranya ke semi-final.

Setelah mengalami cedera di tengah Piala Dunia 2014, ia absen dari turnamen.

Coentrao kemudian melewatkan Euro 2016, yang dimenangkan Portugal, dan diabaikan oleh penyeleksi Portugal untuk Piala Dunia 2018 di Rusia.

Ia akhirnya pensiun dengan 52 penampilan.

Legenda Benfica Sousa adalah anggota "Generasi Emas" Portugal, yang tampil di Piala Dunia 2002 dan dua Euro.

Gelandang yang cerdas secara taktik dan serbaguna, Sousa dikenal karena tekel kerasnya di lini tengah, visinya, dan kontrol bola.

Juga terkenal karena kualitas kepemimpinannya, Sousa adalah bintang sejati Portugal pada 1990-an, membuat 51 penampilan dalam periode 11 tahun.

Salah satu gelandang terhebat yang pernah diproduksi Portugal, Moutinho melakukan debutnya di tim nasional Portugal pada tahun 2005 pada usia 18 tahun dan telah melampaui penampilan selama lebih dari satu abad.

Gelandang tengah penuh semangat yang suka beroperasi di sisi kanan, ia cukup mengesankan di Piala Dunia 2006, sebelum menjadi andalan di Euro 2008, Piala Dunia 2010, Euro 2012, Piala Dunia 2014, Euro 2016 (yang dimenangkan Portugal), Piala Dunia 2018 dan Euro 2020.

Pada usia 36 tahun, di Piala Dunia 2022 Qatar akan menjadi penampilan keempatnya dan ia baru saja mengalahkan Mario Coluna serta Deco yang legendaris untuk mendapatkan tempat di lini tengah.

Satu nama yang tak tergantikan dalam tim impian Portugal adalah Figo.

Pemain sayap itu membuat 127 penampilan untuk timnas antara 1991 hingga 2006, rekor yang kemudian dipecahkan oleh Pepe, Cristiano Ronaldo, dan Joao Moutinho.

Figo memenangkan Ballon d'Or pada puncaknya di tahun 2000 dan mewakili Portugal dalam tiga Euro dan dua Piala Dunia, membantu negaranya mencapai final Euro 2004.

Salah satu gelandang serang terhebat yang menghiasi permainan, Rui Costa adalah pemandangan yang harus dilihat di masa jayanya.

Dijuluki "The Maestro", ia memiliki teknik yang sangat baik, keterampilan dalam mengatur permainan dan mata untuk mencetak gol dari lini tengah.

Rui Costa membuat 94 penampilan untuk Portugal, dan mencetak 26 gol.

Penyerang terhebat yang pernah dihasilkan Portugal, Ronaldo melakukan debut internasionalnya pada 2003 sebagai bocah berusia 18 tahun dan sejak saat itu, ia memulai perjalanan luar biasa menuju keabadian.

Ronaldo berpartisipasi dalam 11 turnamen besar dan merupakan anggota integral dari tim Portugal yang mencapai final Euro 2004, sebelum iaa memimpin negaranya untuk memenangkan Euro 2016, diakhiri dengan Sepatu Perak.

Ia memainkan bagian awal hari-harinya di Portugal sebagai pemain sayap sebelum mengambil posisi striker di kemudian hari dalam kariernya.

Ronaldo juga berperan dalam membawa Portugal menjuarai UEFA Nations League pada 2019 sebelum meraih Sepatu Emas di Euro 2020.

Saat ini ia menjadi pencetak gol terbanyak di sepakbola internasional setelah memecahkan rekor Ali Daei pada September 2021.

Dianggap sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa, Eusebio tampil sebagai striker sepanjang kariernya bersama Portugal.

Sang legenda mencetak 41 gol dalam 64 pertandingan internasional antara 1961 sampai 1973, di mana ia membantu Portugal peringkat ketiga di Piala Dunia 1966, dengan mencetak gol terbanyak dalam turnamen tersebut.

Pemenang Ballon d'Or 1965 itu mencetak 424 gol dalam 436 penampilan dalam karier di klubnya, hampir satu gol per pertandingan!