Jual Marcus Rashford, Perpanjang Kontrak Amad Diallo, Beli Striker Serius: Enam Transfer Yang WAJIB Dilakukan Manchester United Di Bursa Januari 2025

Amorim bersikeras mencoret Marcus Rashford dari skuadnya adalah "situasi lumrah", normal, biasa saja. Tapi tidak ada yang bisa disebut normal dengan tak memasang pemain bergaji tertinggi di bangku cadangan, boro-boro di starting XI. Oleh karena itu, Man United harus segera menemumkan solusi dari polemik ini.

Tak bisa dipungkiri, melihat pemain akademi yang dahulu amat dicintai terjebak dalam situasi seperti ini adalah sesuatu yang menyedihkan, tapi semua pihak juga tahu bahwa karier Rashford di Man United sudah tamat. Daripada mencoba memperbaiki hubungan yang telah retak, berpisah menjadi jalan terbaik bagi semua pihak.

Rashford sendiri yang bilang ia membutuhkan "tantangan baru". Omongan tersebut mungkin bikin kesal Amorim, tapi toh dia cuma mengatakan terang-terang apa yang sudah menjadi bisik-bisik di kalangan Manchester United selama ini. Gaji kolosal Rashford - £325.000 per pekan! - dan sikapnya baru-baru ini kemungkinan besar akan membuatnya susah laku, tapi Setan Merah harus mencontoh apa yang Arsenal lakukan terhadap Pierre-Emerick Aubameyang dan Mesut Ozil. Striker dan gelandang tersebut memiliki gaji raksasa bersama The Gunners dan bahkan dikontrak jangka panjang. Tapi mereka tak memenuhi standar Mikel Arteta dan Arsenal mampu melejit semenjak melepas keduanya.

Kepergian Rashford adalah elemen vital jika Amorim benar-benar menginginkan perombakan kultural yang memang amat dibutuhkan klub, pun menjualnya juga krusial dari sisi finansial. Sekalipun dilego murah, penjualan Rashford akan tercatat sebagai laba murni (karena ia produk akademi) sehingga membantu MU menaati Peraturan Profitabilitas & Keberlanjutan (PSR) Liga Primer Inggris.

Empat tahun setelah bergabung sebagai bocah ingusan 18 tahun, Amad Diallo kini menjelma sebagai salah satu pemain terpenting Man United. Ia sudah berkontribusi 10 gol sejak Ten Hag pergi: seorang diri menghancurkan PAOK, membantu menggilas Everton, serta memicu comeback dramatis di derbi Manchester. Etos kerja dan kegigihannya dalam mem-pressing (lihat saja bagaimana ia mengejar Fraser Forster untuk menjebol gawang Tottenham) juga sangat mengesankan. Kualitas-kualitas yang demikianlah yang perlu menjadi pegangan Man United di masa-masa berat seperti ini.

Ironisnya, Amad meroket sebagai pemain terbaik Man United bersamaan dengan bulan-bulan terakhir kontraknya. Ya, kontrak winger 22 tahun itu akan kedaluwarsa pada Juni 2025 dan per 1 Januari besok ia sudah boleh bernegosiasi dengan klub lain di luar Inggris. Maka, menjadi sangat penting bagi Man United untuk tak cuma mengaktifkan klausul perpanjang satu tahun dalam kontraknya yang sekarang, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya ia dengan menyodorinya kontrak baru berjangka panjang dan bernilai pantas.

Harus dikatakan: Man United tak punya bek kiri yang dapat diandalkan sejak Patrice Evra. Luke Shaw adalah bek kreatif yang hebat jika bugar, tapi ia sering bolak-balik ruang perawatan gegara cedera semenjak patah kaki pada musim keduanya di Old Trafford sehingga ia tak bisa dijadikan tumpuan. Shaw baru bermain 98 menit musim ini dan sedang menepi karena cedera otot, kemungkinan konsekuensi memaksakan diri untuk bisa bugar dan membela Inggris di Piala Eropa 2024. Deputinya, Tyrell Malacia, absen selama 17 bulan menyusul dua operasi lutut dan kesulitan menemukan kembali ritmenya sejak sembuh; ia ditarik keluar setelah turun minum tiga kali dari empat penampilan terakhir.

Praktis, Man United tak punya bek kiri selama dua musim terakhir, dan kelemahan mereka di posisi itu semakin kentara semenjak Amorim tiba karena preferensinya memainkan bek sayap (wing-back). Diogo Dalot yang kerap diminta bermain di sana, tapi posisi terbaiknya ada di kanan, sementara Noussair Mazraoui lebih nyaman di bek tiga.

Man United selangkah lagi mendapatkan bek 17 tahun asal Paraguay Diego Leon, tapi ia baru tiba pada musim panas 2025 setelah berulang tahun ke-18 dan lebih seperti transfer untuk jangka panjang alih-alih pemain siap pakai.

Untungnya ada opsi yang bagus dan berpengalaman di bursa. Kontrak Alphonso Davies di Bayern Munich akan segera habis dan bisa didapatkan secara cuma-cuma di musim panas, meski Man United harus bersaing ketat dengan Real Madrid. Milos Kerkez-nya Bournemouth, yang tampil mengesankan saat timnya dua kali menang 3-0 di Old Trafford dua musim ini, akan menjadi opsi yang cerdas, meski Liverpool juga memantaunya.

Man United menghabiskan £60 juta untuk membeli bek-bek baru di musim panas, tapi lini belakang mereka amat keropos baik ketika dipimpin Ten Hag atau Amorim. Mereka sudah kemasukan 19 gol dalam 10 laga semenjak Amorim melatih, tujuh darinya melawan Tottenham dan Bournemouth.

Yang paling mengkhawatirkan adalah set-piece. Sepanjang 2024, Setan Merah kebobolan 18 kali dari situasi bola mati, terbanyak dalam satu tahun kalender sepanjang sejarah Liga Primer Inggris. Gol pembuka Bournemouth saat menang 3-0 di Old Trafford adalah kali ketujuh dalam enam laga Man United kemasukan dari bola mati. Para lawan tentu sengaja mengincar kelemahan ini, dan Amorim bilang ia bisa merasakan satu stadion cemas setiap kali anak asuhnya dihukum tendangan bebas atau kena sepak pojok.

Solusinya adalah mendatangkan bek sentral yang berpengalaman dan yang berwibawa. Fakta bahwa Man United harus mengandalkan Jonny Evans yang sudah berusia 36 tahun menggarisbawahi betapa buruknya rekrutmen di sektor bek, begitu pula dengan fakta bahwa Harry Maguire tiba-tiba jadi pemain kunci hanya 18 bulan setelah klub mencoba menjualnya. Maguire berulang tahun yang ke-32 Maret nanti, dan mendekati akhir durasi kontraknya. Oleh karenanya, MU butuh darah-darah muda.

Man United harus mencoba terjun ke bursa Bundesliga. Edmond Tapsoba, yang menjuarai Bundesliga sebagai bagian dari bek tiga Bayer Leverkusen asuhan Xabi Alonso, akan menjadi pembelian yang cerdas. Begitu pula dengan partnernya Jonathan Tah. Bek Borussia Dortmund Nico Schlotterbeck juga opsi atraktif. Di Liga Primer Inggris, Nicola Milenkovic adalah bek jangkung yang sudah dikenal baik oleh Man United, setelah ia menjebol gawang mereka saat Nottingham Forest menang 3-2 di Old Trafford awal Desember ini.

Gelar terakhir Amorim di Sporting, juga start ganas mereka musim ini, dibangun di atas fondasi kengerian Viktor Gyokeres, dan Man United asuhannya kini sedang kekurangan pencetak gol serius yang setipe dengan striker Swedia tersebut. Rasmus Hojlund cuma mencetak lima gol musim ini yang empat darinya ia lesakkan di Liga Europa, dan ia lebih seperti seorang striker yang sedang dalam masa pertumbuhan alih-alih penyerang siap pakai. Sementara itu Joshua Zirkzee sama sekali tak cocok menjadi ujung tombak tunggal mengingat ia tak punya kecepatan dan mudah kehilangan bola.

Gyokeres bisa menjadi sosok ideal mengingat ia pernah bekerja di bawah Amorim dan sudah mencatatkan 27 gol dalam 23 laga musim ini, sementara Jonathan David (17 gol untuk Lille) dan Omar Marmoush (18 gol dan 12 assist untuk Eintracht Frankfurt) bisa menjadi opsi menarik untuk menyembuhkan penyakit mandul Man United.

Jika melepas Rashford dirasa penting untuk meningkatkan standar di seluruh lini klub, maka otomatis tak akan ada ruang pula untuk Antony. Jujur, winger Brasil tersebut adalah transfer terburuk sepanjang sejarah Man United, dengan sumbangan 12 gol dan lima assist selama dua setengah musim setelah klub jor-joran mengeluarkan £86 juta untuk mendapatkannya dari Ajax.

Ten Hag memberi Antony terlalu banyak kesempatan untuk membuktikan kebolehannya, tapi setidaknya Amorim cenderung enggan memainkannya, dengan dua start sejauh ini dan tak pernah membiarkannya bermain lebih dari satu jam per laga.

Man United harus rela rugi besar demi melepas satu dimensi seperti dirinya, yang kini cuma jadi bahan tertawaan. Tapi, seberapa pun uang yang bisa MU dapatkan dengan menjual Antony jauh lebih baik daripada terpaksa memainkannya...