"Sepakbola adalah tentang 'timing'. Momen-momen di mana kebetulan terjadi, dan perkawinan itu terjadi. Kadang memang cuma soal waktu. Saya tak percaya pada ungkapan 'kesempatan tidak datang dua kali'. Saya rasa terkadang kita harus memiliki kesabaran yang diperlukan dan harus tahu caranya menunggu. 'Timing' ditangani oleh sepakbola."
Begitulah reaksi Mauricio Pochettino pada November 2022 setelah ia diabaikan Manchester United. The Red Devils menunjuk Erik ten Hag pada April 2022, hanya tiga bulan sebelum Pochettino dipecat Paris Saint-Germain. Waktu itu, mantan bos Tottenham tersebut santer difavoritkan untuk menduduki kursi panas Old Trafford, tetapi Man United lebih memilih Ten Hag karena terkesan dengan proses wawancaranya.
Tiga belas bulan berselang, Pochettino kini mempersiapkan Chelsea asuhannya untuk menghadapi United-nya Ten Hag; dua tim yang sama-sama babak belur dihajar transisi, namun bergerak ke dua arah yang bertolak belakang. Andai 'timing'-nya pas, mungkin Poch yang duduk di sudut merah, dan melihat Ten Hag yang makin hari makin terperosok, insan-insan Old Trafford mungkin akan selamanya menyesali 'timing' tersebut.










