'Geger Geden' Sepakbola: David Beckham Vs Sir Alex Ferguson

Beckham langsung merasa betah di United. Saat bersekolah di London – setelah menjalani uji coba untuk Tottenham – Beckham memberi tahu para guru bahwa yang ingin ia lakukan hanyalah bermain sepakbola, dan setelah menandatangani kontrak dengan United, ia adalah bagian dari tim terkenal yang memenangkan FA Youth Cup pada 1992 bersama Ryan Giggs, Paul Scholes, Neville bersaudara, Gary dan Phil, serta Nicky Butt.

Pinjaman ke Preston North End membuatnya mencetak gol langsung dari tendangan sudut, dan dia mengukir debutnya di United pada 1994. Setelah itu, dia hampir tidak pernah tergusur dari tim.

Di pengujung musim 1994/95, United kehilangan Paul Ince, Mark Hughes, dan Andrei Kanchelskis. Ferguson tidak merekrut pengganti ketiganya; malah mempromosikan Beckham, Giggs, Scholes, Butt dan Nevilles. United memenangkan liga, Beckham mencetak gol di pertandingan pertamanya melawan Aston Villa, dan ada banyak seruan agar dia dimasukkan ke dalam skuad Inggris untuk Euro 96, meski itu tidak diindahkan.

Selepas itu, pada awal musim berikutnya, Beckham mencetak gol dari garis tengah di laga melawan Wimbledon setelah diwariskan jersey No.7 yang terkenal itu. Kebintangannya sedang naik daun...

Begitu dia mengenakan nomor punggung 7 United – yang sebelumnya dikenakan oleh pemain seperti Eric Cantona dan George Best – Beckham tampak meluncur ke stratosfer.

Pada 1997, setelah melihatnya di televisi tampil bersama Spice Girls, Beckham bertemu Victoria Adams, AKA 'Posh Spice' di pertandingan United, dan dengan cepat jatuh cinta. Ferguson kemudian menulis dalam bukunya bahwa pertemuan pasangan itu “adalah lonceng kematian baginya [Beckham]”. Dia menambahkan bahwa Beckham “tidak pernah menjadi masalah sampai dia menikah”, sambil mengalihkan pandangannya, secara metaforis.

Ferguson kemudian menggandakan pernyataannya pada konferensi pers yang mempromosikan buku tersebut, dengan menambahkan: "Masalah besar bagi saya... Dia jatuh cinta pada Victoria dan itu mengubah segalanya."

Tiba-tiba, di benak Ferguson, Beckham tampak lebih besar dari Manchester United. Bagaimana pun, dia menyukai etos kerja calon kapten Three Lions itu. Dalam bukunya, ia menyatakan bahwa tekad berlebihan Beckham terhadap latihan membuat pemain lain yang “kurang berbakat” merasa malu, dan oleh karena itu kemampuan bola matinya berkelas dunia.

Namun secara statistik, performa sang gelandang justru meningkat; sembilan gol dan 14 assist liga pada 1997/98 merupakan musim paling produktifnya di United.

Pada saat musim 1998/99 dimulai, Beckham tidak hanya melampaui Manchester United, tapi juga sepakbola. Dia berkecimpung dalam dunia modeling, dan dia dengan tegas membangun 'Brand Beckham'. 

United mencatatkan salah satu laju paling tangguh dalam sejarah sepakbola Inggris, berulang kali memenangkan pertandingan dengan tendangan terakhir, dan sebagai hasilnya meraih tiga trofi.

Setelah menjuarai Liga Primer dan Piala FA – Beckham mencetak enam gol liga dan mencatatkan 12 assist, termasuk sebuah gol di matchday terakhir melawan Spurs, serta satu gol di semi-final Piala FA melawan Arsenal – juga menjadi legenda di Barcelona.

Berdiri di dua tendangan sudut pada masa tambahan waktu, ia mengirimkan sepasang umpan yang dikonversi oleh Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer. Dua umpan silang, dua hentakan kaki kanan, dua gol dalam dua menit, dan keabadian olahraga selamanya. Treble. Puncaknya Ferguson. Puncaknya Beckham. Puncak dari United.

Perpecahan besar dalam hubungan antara Ferguson dan Beckham tidak terlihat oleh publik, begitu pula pertengkaran mereka. Sebelumnya terdapat perbedaan pendapat mengenai hubungannya dengan Victoria, potongan rambutnya, gayanya, dan keinginannya untuk menjadi sebuah merek, namun di sana terdapat bukti nyata adanya pertengkaran.

Pada 2003, setelah United tersingkir dari Piala FA oleh Arsenal, Ferguson melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar 'hairdryer treatment' yang terkenal itu dan secara tidak sengaja menendang sepatu ke arah pemain sayap tersebut, yang terlihat memiliki bekas luka di alisnya pada pertandingan berikutnya. Setan Merah turun ke lapangan melawan Juventus empat hari kemudian.

Beckham sejak itu menjelaskan bahwa dia mengumpat kepada manajernya sebelum kejadian tersebut, dengan mengatakan dalam film dokumenter Netflix berjudul dirinya: "Kami berjalan di ruang ganti dan bos marah. Saya bisa melihat itu dari wajahnya. Dan ketika Anda melihat wajah si bos seperti ini, Anda tidak ingin berada di dekatnya. Itu adalah wajah yang tidak dapat ditiru oleh siapa pun, percayalah. [Dia mengumpat dan semacamnya] dan saya membalas ke bos dan berkata 'tidak'. Saya lantas mengucapkan kata-F itu. Dan kemudian saya melihatnya berubah, dan saya bergumam, 'sh*t, saya seharusnya tidak mengatakan itu' ."

Plester yang dikenakan Beckham di alisnya setelah insiden tersebut semakin membuat marah Ferguson, yang mengklaim bahwa hal itu “diatur” sedemikian rupa dan sementara mantan gelandang tersebut menegaskan bahwa dia masih ingin bertahan di klub – mengklaim “itu adalah rumah saya” – dia akhirnya pindah ke Real Madrid di akhir kampanye.

Madrid setuju untuk membayar United £25 juta pada 2003, dan meskipun Ferguson mengatakan bahwa dia membiarkan pintu terbuka bagi Beckham untuk bertahan, dia juga mengakui bahwa “keputusan sudah dibuat, lebih baik dia pergi.”

Beckham kemudian memenangkan LaLiga pada 2007, sebelum bermain di LA Galaxy, AC Milan, dan Paris Saint-Germain hingga pensiun. Ferguson, sementara itu, memilih membangun kembali skuadnya, merekrut Cristiano Ronaldo sebagai pengganti Beckham, yang berjalan cukup baik bagi klub.

Ferguson dan Beckham secara rutin ditanya tentang hubungan mereka, dan tampaknya perseteruan itu telah mencair, tetapi mungkin hanya di satu sisi.

Ferguson sebelumnya mengklaim bahwa Victoria adalah alasan suaminya tidak menjadi salah satu “legenda terhebat Manchester United”, dan juga menghilangkannya dari daftar pemain “kelas dunia” dalam bukunya, jawab Beckham dengan gaya yang khas berkelas.

Dia ditanya apakah dia merasa terhina, dan menjawab: “Tidak sama sekali. Saya bermain untuk manajer terhebat sepanjang masa, selama saya bermain. Saya beruntung bisa bermain dengan para pemain seperti yang ada tim, dan sukses bersama klub yang saya cintai dan masih saya cintai. Saya cenderung setuju dengan manajer, ada pemain tertentu yang bisa Anda sebut sebagai pemain kelas dunia. Syukurlah, saya bermain dengan banyak dari mereka.”

Beckham jelas ingin membiarkan masa lalu berlalu, namun Ferguson tetap bungkam mengenai hubungannya dengan salah satu pemain terbaik yang pernah ia tangani.