Fabio Cannavaro Resmi Jadi Pelatih Baru Uzbekistan, Ditugaskan Pimpin Tim Jalani Debut Di Piala Dunia 2026

Asosiasi Sepakbola Uzbekistan (UFA) pada Senin (6/10) mengumumkan bahwa mereka telah menunjuk mantan kapten pemenang Piala Dunia Italia, Fabio Cannavaro, sebagai pelatih kepala baru. Penunjukan ini menjadi berita besar di kancah sepakbola Asia.

Tugas utama sang legenda Italia adalah untuk memimpin tim nasional Uzbekistan dalam persiapan mereka menuju Piala Dunia 2026 mendatang. Turnamen yang menurut rencana digelar di Amerika Utara itu akan menjadi debut bagi negara tersebut dalam sejarah.

Cannavaro mengambil alih posisi dari Timur Kapadze, yang berhasil memandu Uzbekistan melewati bagian akhir dari kampanye kualifikasi Piala Dunia mereka yang bersejarah. Kapadze dirumorkan akan tetap menjadi bagian dari staf kepelatihan Cannavaro.

Ini adalah kali kedua bagi Cannavaro menjabat sebagai pelatih tim nasional. Pengalaman pertamanya adalah saat ia menangani timnas Tiongkok untuk dua pertandingan — keduanya berakhir dengan kekalahan — pada awal 2019 sebelum akhirnya mengundurkan diri.

Sejak pensiun sebagai pemain, ia telah menjalani karier kepelatihan yang nomaden. Ia pernah menangani tim-tim di Tiongkok, Arab Saudi, dan Kroasia, serta di negara asalnya, Italia.

Pengalaman tersuksesnya sebagai pelatih hingga saat ini adalah saat ia memenangkan Liga Super Tiongkok bersama Guangzhou Evergrande pada 2019. Di tahun yang sama, ia juga sempat merangkap jabatan sebagai pelatih tim nasional Tiongkok.

Asosiasi sepakbola Uzbekistan mengonfirmasi penunjukan tersebut dalam sebuah unggahan resmi di Instagram, yang juga dibagikan ulang di akun resmi Cannavaro.

Pernyataan itu berbunyi: "Asosiasi Sepakbola Uzbekistan telah menandatangani kontrak dengan Fabio Cannavaro – seorang spesialis terkenal, salah satu bek terbaik di generasinya, seorang partisipan Piala Dunia empat kali, dan pemenang Piala Dunia FIFA 2006.

"Pelatih asal Italia ini akan memimpin tim nasional kita dalam persiapan menuju Piala Dunia mendatang, yang akan berlangsung di AS, Kanada, dan Meksiko."

Cannavaro adalah salah satu dari sedikit pemain bertahan yang pernah memenangkan Ballon d'Or. Ia menerima penghargaan individu paling bergengsi itu pada 2006 setelah menjadi kapten yang membawa Italia meraih kejayaan di Piala Dunia.

Ia meniti namanya sebagai bek tengah yang tangguh, pertama bersama Parma dan kemudian Juventus, di mana ia dua kali memenangkan gelar Serie A — meski gelar-gelar tersebut kemudian dicabut karena skandal Calciopoli.

Setelah itu, ia pindah ke Real Madrid, di mana ia berhasil memenangkan LaLiga dua kali, sebelum kembali ke Juventus dan akhirnya mengakhiri karier bermainnya di Dubai.

Dengan penunjukannya yang kini telah dikonfirmasi, Cannavaro akan segera memulai persiapan bersama skuad Uzbekistan. Fokus utamanya adalah untuk menilai para pemain yang ada dan mulai menerapkan filosofi taktisnya.

Tantangan yang dihadapinya akan sangat signifikan. Ia harus mempersiapkan sebuah tim yang tidak memiliki pengalaman Piala Dunia sebelumnya untuk bersaing di panggung terbesar dunia dalam waktu kurang dari satu tahun.

Tujuan utamanya adalah untuk membangun tim yang kompetitif dan mampu memberikan kesan positif selama debut bersejarah mereka di Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.