Daftar Kekalahan Paling MEMALUKAN Di Liga Primer Inggris

Pada Mei 2008, Middlesbrough pernah membantai Manchester City dengan skor mencolok, 8-1. Itu merupakan kemenangan terbesar The Boro dalam kurun 58 tahun terakhir.

Stewart Downing dan Adam Johnson tampil brilian, ditambah Afonso Alves yang kala itu merupakan rekrutan paling mahal dari Middlesbrough.

Ini jadi laga terakhir pelatih kawakan Sven-Goran Eriksson bersama Citizens, karena setelahnya ia dipecat dan beberapa waktu berselang era baru Man City dimulai.

Steven Gerrard berharap kado perpisahan indah pada laga terakhirnya bersama Liverpool. Tapi, The Reds malah jadi samsak Stoke City.

Memang Gerrard sempat mencetak gol tunggal untuk The Reds pada laga ini, tapi kalah 6-1 membuat gol terakhirnya untuk Liverpool jadi terasa pahit.

Ada Charlie Adam hingga Peter Crouch yang mencatatkan namanya di papan skor untuk Stoke -- yang kala itu dikenal sebagai tim keras nan pragmatis dari Liga Primer Inggris.

Pasukan Maurizio Sarri menunjukkan penampilan yang menyedihkan di Stadion Etihad, saat Manchester City yang terinspirasi oleh Sergio Aguero melakukan kesaktian pada tahun 2019.

Belum setengah jam Man City sudah mampu mencetak empat gol ke gawang Chelsea. Ini adalah laga menyakitkan untuk diingat loyalis The Blues karena kondisi tim saat itu belum seburuk saat ini.

Alih-alih merayakan laga ke-1000 bersama Arsenal dengan kemenangan, Arsene Wenger malah lihat anak asuhnya tampil memble melawan Chelsea.

Pertahanan Gunners benar-benar amburadul sehingga mudahnya diberedel oleh Chelsea. Ada salah kartu merah pada laga ini, yang diberikan kepada Kieran Gibbs, meski semestinya Alex-Oxlade Chamberlain.

Cristian Stellini belum bisa membuat Tottenham Hotspur stabil, bahkan mereka malah jadi bulan-bulanan di St. James Park.

Ini adalah kekalahan paling buruk bagi Spurs musim ini, bahkan sepanjang sejarah Liga Primer Inggris. Gol semata wayang Spurs dibukukan siapa lagi kalau bukan Harry Kane.

Jika Erik ten Hag langsung sadar bahwa menukangi Manchester United begitu berat, bahkan mereka dihajar oleh tim medioker sekelas Brentford.

Ini menjadi momentum dimulainya revolusi Ten Hag di Old Trafford, tapi tetap saja kalah dengan skor seperti ini sulit diterima oleh tim sebesar Setan Merah.

Anda akan mengingat Mario Balotelli dengan selebrasinya yang fenomenal, menunjukkan tulisan "Why always me?" untuk merayakan golnya di Old Trafford.

Gol awal Ben Chilwell memulai segalanya, sebelum Ryan Bertrand mendapat kartu merah hanya menit ke-12 karena tekel yang buruk pada Ayoze Perez.

Gerontolan gol kemudian dimulai dalam pertandingan yang menghasilkan hat-trick untuk Perez dan Jamie Vardy, sementara Youri Tielemans dan James Maddison juga mencetak gol untuk tim tamu.

Soton pun langsung mengembalikan uang tiket dari laga memalukan ini kepada suporter mereka.

Masih segar dalam ingatan bagaimana pembantaian ini secara tak terduga bisa terjadi. Liverpool payah musim ini, tapi Man United rupanya tetap terlalu lemah ketika berkunjung ke Anfield.

Euforia pasca juara Piala Liga seakan terlupa, karena penampilan Man United begitu tak jelas di pertandingan yang awalnya diharapkan sengit ini.

Arsenal menderita kekalahan terburuk mereka sejak 1896 ketika mereka dihajar 8-2 oleh Manchester United yang merajalela di Old Trafford pada 2011.

The Gunners kehilangan beberapa pemain kunci karena cedera dan skorsing, tapi itu jelas bukan alasan untuk menyerah melawan Setan Merah.

Arsenal tertinggal karena gol awal Danny Welbeck dan kemudian melihat Robin van Persie kehilangan kesempatan untuk menyamakan kedudukan ketika David de Gea menyelamatkan penalti pemain Belanda itu.

Ashley Young mencetak dua gol, Wayne Rooney mengantongi hat-trick dan ada juga gol untuk Nani dan Park-Ji yang dinyanyikan saat Manchester United menghancurkan tim asuhan Arsene Wenger.

Rasa malu Arsenal selesai ketika Carl Jenkinson diusir keluar lapangan, memastikan tim tamu menyelesaikan pertandingan dengan 10 orang.