Kepindahan Zlatan Ibrahimovic dari AC Milan menuju Paris Saint-Germain pada 2012 rupanya bertentangan dengan keinginan sang pemain.
Ibrahimovic, yang kini merumput untuk LA Galaxy di Amerika Serikat, menceritakan dalam buku autografi barunya ""I Am Football" bahwa ia sesungguhnya enggan meninggalkan San Siro.
Superstar Swedia 37 tahun ini bahkan mengaku telah mendapat jaminan bertahan dari CEO Rossoneri Adriano Galliani, namun ternyata Ibra tetap dilego juga ke PSG bersama bek tengah Thiago Silva.
"Galliani bilang kepada saya, 'Jangan khawatir, Zlatan, kami tak akan menjualmu'," ungkap Ibra dalam bukunya, seperti dinukil Aftonbladet.
"Beberapa minggu kemudian, saat sedang berlibur di rumah di Vaxholm, saya baru pulang dari bermain jet ski dan mendapati lima missed call dari [agennya] Mino Raiola."
"Kami lantas berbicara dan ia mengatakan, 'Oke, Leonardo akan meneleponmu.' Leonardo? Leonardo yang mana? Kemudian saya menyadari yang dimaksudnya adalah Leonardo direktur olahraga PSG."
"Saya bilang kepada Mino: 'Dengar, saya tak akan menjawab telepon Leonardo karena Galliani telah mengatakan saya tak akan dijual musim panas ini.' Mino lantas berkata, 'ya, saya tahu, tetapi kau sebenarnya sudah dijual'."
Geram, Ibrahimovic menyusun rencana untuk menyabotase kemungkinan transfernya sendiri dengan mengajukan tuntutan yang menurutnya tak mungkin dipenuhi PSG. Tak dinyana, Les Parisiens tanpa pikir panjang menyanggupi semuanya.
"Saya bicara dengan Mino lagi dan mengatakan kepadanya kami akan mempersulit PSG. Kami akan menyampaikan kepada mereka bahwa saya menginginkan jumlah gaji yang sama dengan di Milan, dan kami akan meminta banyak sekali hal yang akan membuat mereka berpikir ini tidak sepadan."
Goal"Saya bilang kepada Mino untuk merancang semua ketentuan dalam kontrak saya satu per satu. Saat kami telah menuntaskannya saya katakan kepada istri saya bahwa mereka tidak akan menerima semua tuntutan saya. Mustahil. Namun, 20 menit kemudian Mino mengirim pesan yang menyatakan semuanya telah disetujui."
"Setelah itu, tak ada jalan kembali. Jadi saya menyepakati transfer itu karena saya orang yang memegang kata-kata saya. Jika saya bilang akan melakukan sesuatu, itulah yang saya lakukan."
Ibracadabra pada akhirnya mengusung panji PSG selama empat tahun, merebut empat trofi juara Ligue 1 Prancis dan sempat menjadi topskor sepanjang masa klub sebelum posisi itu diambil alih Edinson Cavani.
