Omer Faruk Beyaz NxGnAA/Goal

Perkenalkan Omer Faruk Beyaz: Bintang Muda Calon Pemimpin Generasi Emas Turki

Topik mengenai 'generasi emas' bukanlah hal baru di dunia sepakbola internasional.

Itu tentu saja ide menarik: sekelompok pemain, semuanya lahir dengan selisih satu atau dua tahun satu sama lain, muncul pada saat yang sama untuk menginspirasi kejayaan di panggung terbesar.

Hampir setiap negara teratas telah melalui setidaknya satu siklus 'generasi emas' selama 30 tahun terakhir, dengan Belgia saat ini mendekati akhir perjalanan mereka, sementara suporter Inggris mulai memimpikan anak-anak berbakat mereka suatu hari nanti mengangkat Piala Dunia.

Satu negara yang berada di jalur sama adalah Turki, dengan semi-finalis Piala Dunia 2002 itu memiliki sejumlah pemain yang mulai membuat kemunculan di lima liga top Eropa.

Caglar Soyuncu, Cengiz Under, Merih Demiral, Ozan Kabak dan Yusuf Yazici adalah beberapa di antara mereka yang telah memantapkan diri di benua biru, sementara Orkun Kokcu kemungkinan akan mengikuti, setelah tampil mengesankan untuk Feyenoord musim lalu.

Semuanya masih di bawah usia 25 tahun, dan setelah mengambil empat poin dari juara Piala Dunia Prancis selama kualifikasi  Euro 2020, ada harapan bahwa pasukan Senol Gunes akan menjadi andalan di dekade berikutnya.

Selagi kelompok pemain yang disebutkan di atas adalah grup yang menjanjikan, ada seorang remaja yang muncul di Fenerbahce yang berpotensi menjadi permata di generasi emas Turki.

Omer Faruk Beyaz mungkin baru berusia 17 tahun pada akhir Agustus, tetapi dia sudah disebut-sebut sebagai bintang masa depan di klub dan level internasional.

Pada Juli kemarin, ia menjadi pemain termuda yang pernah bermain untuk Fenerbahce, dan di akhir musim ia mengenakan ban kapten untuk juara Turki 19 kali itu.

Lahir di Istanbul, Beyaz bergabung dengan Fener pada usia 10 tahun dan melalui berbagai kelompok usia.

Dia menjadi terkenal di tanah airnya pada Januari 2019 ketika dia mengantar Turki U-16 meraih kemenangan di Piala Aegean Mercedes-Benz yang bergengsi.

Beyaz dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Turnamen setelah mencetak dua gol dalam kemenangan Turki di semi-final melawan Inggris dan mengalahkan Spanyol di final - meski saat itu dia baru berusia 15 tahun.

Banyak laporan segera mengaitkan anak muda itu dengan kepindahan ke Manchester United atau Liverpool, di mana para pencari bakat disebut terkesan dengan penampilannya selama kompetisi.

Akan tetapi dia masih bertahan dengan klub masa kecilnya - sekali pun mereka punya catatan relatif buruk dalam memperkenalkan bakat muda ke tim utama.

Gelar liga terakhir Fener terjadi pada 2014, dan dengan tekanan suporter yang semakin meningkat untuk kembali ke hari-hari kejayaan, masih ada keengganan untuk memasukkan lulusan akademi itu ke dalam starting line-up.

Ambil contoh Demiral, dia menghabiskan lima tahun di akademi klub tanpa pernah memainkan permainan senior sebelum pindah ke Portugal pada 2016. Empat tahun kemudian, dia adalah pemain Juventus dan andalan tim nasional.

Cek talenta terbaik NxGn lainnya di sini:

Meski mereka terus mengalami kesulitan dalam beberapa tahun terakhir, Fener ingin memastikan hal yang sama tidak terjadi dengan Beyaz.

Itulah sebabnya - meskipun dia hanya mencetak dua gol dalam 14 pertandingan di level U-19 selama musim 2019/20 - dia dimasukkan ke dalam skuad senior untuk pertama kalinya pada Maret.

Setelah menjadi pemain pengganti yang tidak digunakan pada tiga kesempatan, ia melakukan debutnya pada 16 Juni sebagai pengganti dalam kekalahan di semi-final Piala Turki Fener dari Trabzonspor. Empat penampilan berikutnya menyusul di pekan-pekan penutupan musim Super Lig, termasuk dua pertandingan sebagai starter.

Meski terkadang terlihat ragu, dia mendapat kepercayaan di Stadion Sukru Saracoglu setelah kapten klub Emre Belozoglu menyerahkan ban kapten kepada remaja tersebut di laga terakhir musim tersebut melawan Rizespor.

“Semua orang memiliki ekspektasi tinggi untuk dia,” kata pelatih muda Fenerbahce Gokhan Bozkaya kepada TRT Spor mengenai Beyaz. "Jika dia bisa melanjutkan perkembangannya dengan baik, Fenerbahce akan memiliki pemain yang akan membuat fans melupakan Alex De Souza. Dia adalah bakat yang sangat spesial."

Untuk konteks ini, Alex sampai sekarang masih dianggap sebagai pemain terhebat dalam sejarah Fenerbahce.

Sekalipun sebagian besar waktunya dihabiskan di posisi No.10, playmaker kaki kiri Beyaz tidak malu untuk memamerkan berbagai keterampilannya saat menguasai bola, selain itu perlu dicatat bahwa dia jarang menghindari duel dengan bek lawan.

Omer Faruk Beyaz NxGn GFXAA/Goal

Gaya permainannya disamakan dengan David Silva, meskipun Beyaz sendiri berharap dapat meniru pesepakbola terbaik di dunia yakni Lionel Messi.

"Lionel Messi adalah idola saya," katanya kepada Fenerbahce TV. "Saya telah menontonnya dengan cermat. Tidak hanya apa yang dia lakukan di lapangan tetapi juga di luar. Kehidupan pribadinya, karakter seperti apa yang dia miliki... Saya telah membaca setiap buku tentang dia. Dia adalah pemain teladan untuk saya.

"Setelah sukses dengan Fenerbahce, saya ingin bermain untuk klub terbesar di Eropa. Tujuan terbesar saya adalah memenangkan Ballon d'Or."

Beyaz jelas berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuannya, dan sekarang ada banyak bintang muda Turki yang bisa dia ikuti.

Jika dia sanggup melakukannya, Turki yang sedang mengalami kesulitan keuangan mungkin akan muncul sebagai pemain utama di panggung internasional dalam beberapa tahun mendatang.

Iklan