EKSKLUSIF - Shahar Ginanjar: Kiper Bermental Baja Yang Berhasil Menjadi Juara

Shahar Ginanjar dikenal sebagai kiper yang kerap hanya dijadikan sebagai pelapis. Namun begitu, dia tetap berusaha menunjukkan performa apik saat dipercaya bermain.

Memang, naik turun performa dialaminya. Bahkan, dia juga sempat merasakan tidak mendapatkan kepercayaan lagi dari pelatih, yang membuatnya dihinggapi rasa frustrasi. Di tengah berbagai cobaan yang datang tersebut, Shahar tetap tegar hingga akhirnya mental bajanya tersebut membawanya berhasil mengecap manisnya trofi juara di beberapa klub yang dibelanya.

Diawali ketika ikut membawa Persib menjuarai Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015. Selanjutnya, dia juga meraih gelar juara di berbagai ajang dengan klub yang berbeda dalam tempo tiga tahun terakhir. Di antaranya Piala Jenderal Sudirman 2015/16 (Mitra Kukar), Super Cup Asia 2018 (PSM Makassar), hingga Liga 1 2018 (Persija).

Saat diwawancarai secara eksklusif oleh Goal Indonesia, Shahar membeberkan situasi pelik yang pernah dialaminya di tengah perjuangannya meraih beberapa gelar juara itu.

"Frustrasi pasti ada, karena setelah saya pindah dari Persib, saya main di Mitra Kukar di situ hanya turnamen Piala Jenderal Sudirman. Alhamdulillah saya dapat lagi juara. Di situ lanjut ISC (Indonesia Soccer Championship A, bersama Mitra) saya main, mungkin performa saya ada yang kurang bagus akhirnya di-rolling. Sempat beberapa pertandingan pelatih diganti dari Subangkit balik lagi ke Jafri Sastra. Saat itu saya tanya, 'Bagaimana coach saya ada kesempatan main enggak?'. Itu pertanyanaan wajar dari pemain ke pelatih. Jawabnya, (pelatih Jafri Sastra), 'Iya, cukup Shahar untuk menaikkan performa'," ujar Shahar.

"Beberapa pertandingan saya enggak pernah main, pasti frustrasi ada. Kemudian tahun 2017 main di Barito Putera, saya diplot jadi kiper inti oleh coach Jacksen F. Tiago. Beberapa pertandingan ada hal ganjal menilai saya seperti apa, akhirnya saya dicadangkan, sampai kompetisi beres. Tapi itu hak pelatih, kembali lagi rasa frustrasi itu ada, yang dikhawatirkan ke depannya nilai saya itu seperti apa."

Shahar Ginanjar - Barito PuteraGoal / Abi Yazid

"Tapi saya tetap berpikir rezeki itu sudah ada yang mengatur, itu yang buat saya agak tenang. Pindah dari Barito ke PSM, saya main dua kali, pramusim saya main, turnamen tiga negara saya bawa juara. Menginjak liga pertandingan pertama dan kedua enggak main, saya duduk di bangku penonton. Pertandingan keempat dan kelima, yang kelimanya itu saya main setengah babak, alasannya saya melakukan kesalahan dan langsung kebobolan tiga gol. Habis itu sampai pertandingan ke-14 atau 15 saya duduk terus di tribun. Di situ frustrasi saya paling tinggi selama main bola."

"Akhirnya saya bilang ke istri saya, bagaimana kalau saya pensiun saja main bola, soalnya selama saya main bola baru kali ini duduk di bangku penonton. Saya bilang ke istri mau ambil lisensi pelatih saja. Istri saya ikutan stres, tapi dia bilang sabar saja," jelas kiper berusia 28 tahun itu. 

Sampai pada akhirnya, keputusannya untuk memilih hengkang ke Persija pada putaran kedua Liga 1 2018 berbuah hal manis. Meski bukan diplot sebagai kiper utama, namun performanya saat diturunkan mampu memunculkan decak kagum, lantaran mampu menunjukkan penyelamatan-penyelamatan gemilang di bawah mistar gawang.

Dedik Setiawan - Arema FC & Shahar Ginanjar - Persija JakartaAbi Yazid / Goal

Itu yang membuatnya kini disebut-sebut masuk proyeksi Persija untuk dipertahankan pada musim depan. Sebelumnya, Shahar memang bergabung dengan status pinjaman dari PSM.

Lantas, bagaimana soal rencananya untuk pensiun? Kini, mantan kiper Pelita Jaya tersebut memiliki rencana berbeda. Dia juga sudah menyiapkan rencana apa yang harus dilakukan, jika akhirnya nanti pensiun.

"Kalau saya mentoknya di usia 35 tahun pensiun. Sebelum menginjak usia tersebut, saya harus sudah punya rencana untuk mengambil lisensi pelatih, dan wiraswasta, karena ada usaha keluarga juga," ucapnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Keluarga besar Goal Indonesia berbela sungkawa atas korban bencana tsunami Selat Sunda. #BantenLampungKuat

A post shared by Goal Indonesia (@goalcomindonesia) on

Footer - Liga 1Goal Indonesia
Iklan