Oleksandr Zinchenko tahu betul apa yang diperlukan untuk menjuarai Liga Primer Inggris.
Jadi, saat ia tiba di Arsenal dari Manchester City musim panas tahun lalu, ia langsung sadar bahwa Mikel Arteta telah menyusun skuad yang bisa menjadi pesaing gelar yang serius.
"Saya tersadar kami memiliki segalanya untuk meraih hal-hal besar," katanya. "Saya mulai bilang begini di ruang ganti, 'Guys, lupakan tiga besar atau apa pun itu, kita harus menargetkan juara.'"
"Beberapa dari mereka tertawa, tapi sekarang tidak ada yang tertawa."
Zinchenko terbukti menjadi sosok gemilang bagi Arsenal.
Memang, impak instan Gabriel Jesus-lah yang memenuhi halaman depan di awal musim. Tetapi kini peran Zinchenko perlahan-lahan mulai terasa.
Dia tampil perkasa saat mengalahkan Tottenham di derbi London utara dan menyuguhkan penampilan yang sama hebatnya (atau malah lebih gemilang!) saat menang dramatis atas Manchester United Minggu (22/1) kemarin.
Sebagai pencetak gol, tidak heran jika Bukayo Saka dan Eddie Nketiah yang menerima paling banyak puja-puji pasca-pertandingan di media. Tapi fans Arsenal sepakat, Zinchenko-lah man of the match mereka.
Dan melihat bagaimana ia tampil luar biasa di segala aspek permainan, sulit untuk mendebatnya.
Zinchenko impresif dan selalu menjadi pendorong rekan-rekannya.
Maka tak mengejutkan ketika gol kemenangan di menit 'berdarah' tercipta dari kerja keras bintang Ukraina itu meneror sisi kiri dan mengirimkan crossing sempurna.
"Sepakbola Arsenal dari lini tengah dan pergerakan serta peran Zinchenko sungguh sangat-sangat kelas dunia," ulas legenda Liverpool Jamie Carragher di Sky Sport.
Ya, segitulah level penampilan sosok yang sudah menjuarai Liga Inggris empat kali.
Di laga melawan Spurs dan MU, Zinchenko mengumpulkan 178 sentuhan – terbanyak di antara pemain Arsenal.
Ia juga membukukan umpan terbanyak (136), memenangkan duel terbanyak (14), dan duel udara terbanyak (6).
Dari semua pemain Arsenal, cuma Martin Odegaard (12) yang memainkan lebih banyak umpan ke kotak penalti dibanding Zinchenko (10) dan cuma William Saliba yang memainkan lebih banyak umpan ke depan (46 banding 45) dibanding dirinya.
Zinchenko juga menyelesaikan kedua laga tersebut dengan kesuksesan dribble 100 persen dan tak membiarkan seorang lawan pun menggiring bola melewatinya.
Lumayanlah untuk seorang bek kiri!
Tapi, Zinchenko hanyalah bek kiri di nama doang.
Arsenal memang menurunkan formasi 4-3-3 yang nampak biasa, tetapi begitu mereka mendapatkan bola dan bergerak maju, Zinchenko bergerak ke dalam untuk menciptakan penumpukan di lini tengah.
Gabriel Martinelli mengokupansi sisi terluar bagian sayap, sehingga Zinchenko bisa memainkan peran inverted full-back (bek sayap terbalik) yang dipercayakan Arteta kepadanya, sementara bek sentral Gabriel Magalhaes bergerak melebar untuk menutup ruang yang Zinchenko kosongkan.
"Ia menghadirkan satu sosok ekstra di sana," puji legenda Arsenal Ian Wright kepada Zinchenko usai Arsenal mengalahkan Man United 3-2.
"Ia memang bermain di sisi kiri tapi sebelum Anda sadari, tiba-tiba ia jadi penyerang sentral. Ia memberi begitu banyak hal dari posisi bek kiri dan lini tengah."
"Ia adalah pengumpan terbaik kami ke sepertiga akhir. Ia tak bisa benar-benar dihentikan, karena orang tak tahu cara menghentikannya."
Arteta tahu segalanya soal Zinchenko saat ia memutuskan untuk memboyongnya dari Man City pada musim panas 2022.
Setelah pernah bekerja bersamanya saat masih menjadi asisten Pep Guardiola, ia tahu betul apa yang bisa ia dapatkan dari Zinchenko.
Jelas, ia merekrut sosok yang pernah juara Liga Inggris empat kali, tapi tak cuma berhenti di situ. Ia juga merekrut seorang pemimpin – seseorang yang bisa langsung memberi impresi di dalam dan luar lapangan.
Zinchenko amat menikmati tanggung jawab ini dan terus-menerus bilang pada rekan-rekannya, apa yang dibutuhkan untuk bisa terus di depan Man City.
"Ini soal hasrat," katanya. "Di zaman sepakbola modern seperti sekarang, di mana dua tim jempolan saling bertarung, semua pemain cepat, punya teknik, tahu apa yang harus dilakukan di lapangan."
"Tapi ini soal sesuatu yang lebih. Soal berada di depan lawanmu, soal membaca permainan lebih cepat dari lawanmu. Itu kuncinya."
Zinchenko segalanya bagi Arsenal saat ini.
Di lapangan, ia adalah gir krusial dalam mesin pemenang Arteta dan, di luar lapangan, ia adalah pemimpin yang bertekad kuat memanfaatkan pengalamannya untuk membantu Arsenal meraih gelar juara pertama sejak 19 tahun lalu.
Beberapa rekan satu timnya mungkin memang terkekeh saat ia berani-beraninya mendeklarasikan Arsenal bisa juara beberapa bulan lalu.
Tapi, meminjam kata-katanya: "Sekarang tidak ada yang tertawa."