Debat sengit mengenai partisipasi Israel dalam kancah sepakbola internasional kini mencapai titik puncaknya. Berbagai laporan kredibel mengindikasikan bahwa badan pengatur sepakbola Eropa, UEFA, kemungkinan besar akan menggelar pemungutan suara (voting) yang menentukan nasib Israel secepatnya pada pekan depan.
Desakan ini menguat secara signifikan setelah komisi penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi menyatakan bahwa Israel telah melakukan genosida di Gaza. Hal ini memicu seruan terbuka dari berbagai pihak, termasuk negara anggota UEFA seperti Turki dan puluhan atlet profesional dunia, yang menuntut agar Israel segera ditangguhkan dari semua kompetisi.
Namun, isu ini tidak sesederhana itu. Di sisi lain, kekuatan politik besar seperti Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump telah bersumpah akan menentang dan menggagalkan setiap upaya untuk melarang Israel, terutama menjelang Piala Dunia 2026 yang sebagian besar akan digelar di tanah Amerika.
Situasi ini menempatkan sepakbola di persimpangan jalan yang penuh dengan intrik politik, tekanan moral, dan kepentingan komersial. Bagaimana mekanisme voting di UEFA bekerja? Siapa saja para pengambil keputusan kunci? Dan apa saja argumen dari kedua belah pihak yang saling bertentangan? GOAL coba menjelaskannya di sini!






