Erik Ten Hag Marcus Rashford Casemiro Lisandro Martinez Man UtdGetty Images

Gacorkan Rashford, Tiru Sir Alex, Depak Si 'Toxic' Ronaldo: 6 Transformasi Manchester United Di Era Ten Hag

Rezim Erik ten Hag di Manchester United dibuka dengan bencana. Setelah dipecundangi Brighton 2-1 di kandang sendiri di partai pembuka Liga Primer, The Red Devils terbang ke Brentford - di mana mereka dibabat habis 4-0.

Hasil tersebut pun memicu reaksi yang sesuai dugaan setiap kali Man United jadi korban pembantaian, para peragu - bahkan fans sendiri - menyebarkan ujaran fatalistik: klub ini sudah hancur dan tak bisa bangkit lagi.

Tapi, hanya dalam beberapa bulan, armada Ten Hag mengancam duopoli Arsenal & Man City di puncak klasemen Liga Primer Inggris dan berpacu dalam empat kompetisi. Setelah disuguhkan harapan palsu demi harapan palsu, sepertinya United akhirnya berhasil lepas dari awan mendung yang menyelimuti Old Trafford selama satu dekade terakhir.

Pelatih asal Belanda itulah yang menjadi arsitek dari kebangkitan luar biasa ini: menegakkan disiplin ketat, jitu di bursa transfer, dan meningkatkan kualitas beberapa pemain yang sebelumnya seperti sudah ditakdirkan untuk menjadi pemain buangan.

Di bawah, menjelang final Piala Liga vs Newcastle, GOAL menyelami bagaimana Ten Hag mengubah nasib Man United dengan begitu cepatnya...

  • Marcus Rashford Manchester United 2022-23Getty Images

    Revitalisasi Rashford

    Musim 2021/22 sangat berat bagi Marcus Rashford. Dimulai dari cedera yang tak kunjung sembuh, ia seperti mayat berjalan, dan mengakhiri kampanye Liga Primer Inggris dengan paceklik gol 12 laga.

    Rashford terlihat tak termotivasi dan lesu tanpa ambisi, gosip-gosip ia akan cabut dari United di musim panas pun merajalela.

    Namun, kedatangan Ten Hag mentransformasi nasibnya. Tak berlebihan menyebut Rashford sebagai pemain paling berbahaya di Eropa saat ini, 24 gol yang ia cetak lintas ajang sudah menyalip catatan terbaiknya dalam satu musim.

    Peran Ten Hag dalam hal ini pun sebenarnya sederhana saja. Saat pertama berjumpa Rashford, ia bilang padanya: "Saya ingin melihat Anda tersenyum, ingin melihat gigi Anda. Sekarang kita sering melihatnya. Saya rasa ia berada di tempat yang membahagiakan, seluruh ruang ganti berada di tempat yang membahagiakan, skuad ini sangat percaya dan yakin pada diri mereka sendiri."

    Revitalisasi Rashford ini contoh paling nyata dari man-management Ten Hag yang minim cela. Ia sukses mengembalikan rasa pede penyerangnya dan gagasan untuk menjual Rashford sekarang terdengar seperti lelucon yang konyol.

  • Iklan
  • Disiplin level Ferguson!

    Pertemuan Ten Hag dengan Sir Alex belum lama ini menjadi buah bibir, dan pelatih petahana United itu mengaku "tak sabar menantikan pertemuan selanjutnya".

    Terlalu membandingkan dengan masa jaya Fergie memang menjadi penjegal bagi para pendahulu Ten Hag, tapi cukup jelas bahwa mereka berdua memiliki beberapa kemiripan.

    Persamaan yang paling mencolok, adalah bahwa Ten Hag menjalankan ruang gantinya dengan disiplin tangan besi. Tak ada satu pun yang kebal dari aturan yang ia tegakkan musim ini. Bahkan Rashford, yang sedang panas-panasnya, sempat didepak ke bangku cadangan gara-gara terlambat menghadiri rapat tim, sementara pemain mahal Jadon Sancho diasingkan untuk menjalani program latihan individual demi menyembuhkan kesulitan mental dan fisiknya.

    Cara para pemain menghadapi media juga sangat berubah, seperti yang dijelaskan Ten Hag setelah anak asuhnya ditahan Crystal Palace 1-1 di Januari.

    "Yang mau saya bawa adalah budaya standar, nilai, akuntabilitas, dan transparansi yang tinggi. Jadi sejujurnya inilah nilai yang ingin saya tetapkan dan kendalikan, baik di internal maupun eksternal dengan media dan fans," katanya.

  • Ronaldo Ten HagGetty

    Move on dari Ronaldo

    Contoh paling nyata dari disiplin United ini adalah saga Cristiano Ronaldo yang berkepanjangan itu.

    Cuma seorang pemimpin istimewa yang bisa menghadapi salah satu olahragawan paling berpengaruh di bumi, dan Ten Hag berani melakukannya, dan 'menang'.

    Tanda-tanda kekacauan pertama timbul di laga uji coba pramusim kontra Rayo Vallecano, di mana Ronaldo - yang saat itu sudah ngotot ingin hengkang - menjadi salah satu pemain United yang cabut sebelum waktu penuh. Ten Hag menyebut insiden itu "tak bisa diterima", dan emoh mendiamkan sikap tak hormat yang ditunjukkan CR7.

    November kemarin, Ronaldo kembali berulah yang sama, langsung keluar menuju terowongan setelah timnya mengalahkan Tottenham. Ia lalu menjelaskan pada interviu kontroversialnya bahwa ia melakukan aksi tersebut karena "diprovokasi" Ten Hag, yang hanya berencana menggunakannya sebagai pengganti di menit akhir.

    Pun bukan cuma itu hinaan yang ia lontarkan kepada Ten Hag...

    "Saya tak respek kepadanya karena dia tak respek pada saya," katanya pada wawancara.

    "Jika Anda tak menghormati saya, saya tak akan pernah menghormati Anda."

    Serangan ingin berujung pada Ronaldo ditendang Man United, sesuatu yang diduga memang ingin dilakukan Ten Hag sejak dulu meski ia seringkali memberi komentar positif terhadap CR7.

    Ronaldo kini terbuang dari Eropa, main di klub Arab Saudi Al-Nassr, sementara United - terbebas dari sorotan menjemukkan media yang tak henti-hentinya mengikuti Ronaldo sepanjang masa bakti keduanya di Old Trafford - sangat berpotensi mengakhiri paceklik gelar saat menghadapi Newcastle di final Piala Liga Minggu (26/2) besok.

  • Christian Eriksen Casemiro Manchester United 2022-23Getty Images

    Transfer jitu

    Antony belum bisa dihakimi sepenuhnya dan Man United mungkin butuh striker baru, tapi secara umum bisnis Ten Hag di bursa transfer cukup jitu.

    Perekrutan Lisandro Martinez dirundung habis-habisan, terutama oleh Jamie Carragher, yang akhirnya menarik kata-katanya setelah bek Argentina itu tampil kokoh bak karang.

    Christian Eriksen - yang hebatnya didapat secara gratisan - adalah langkah bisnis yang mahacerdas, dan memberi MU dimensi baru.

    Namun, transfer terbaik Ten Hag adalah Casemiro. DIbeli dengan harga £70 juta dari Real Madrid, gelandang Brasil tersebut seolah menghidupkan kembali lini tengah Man United, menghadirkan soliditas dan kontrol dengan menyingkirkan duo Scott McTominay-Fred (McFred) yang begitu dibenci.

    Di bawah pemilik baru, Manchester United bisa mendapat anggaran transfer selangit dan siapa pun pengganti keluarga Glazer nanti ada baiknya mereka 'nurut' apa kata Ten Hag di bursa.

  • Metode modern meningkatkan kualitas pemain

    Daya tarik utama mendatangkan Ten Hag ke Manchester adalah bahwa ia merupakan tipe manajer yang belum pernah dijajal United di era pasca-Fergie. Tipe manajer yang relatif muda dan modern.

    Tak seperti Louis van Gaal dan Jose Mourinho, yang sudah lewat masa jayanya saat menangani United, Ten Hag adalah seorang inovator yang menembus batas-batas kepelatihan.

    Ia menerapkan sistem taktik canggih yang membawa Ajax tampil jauh di atas ekspektasi sepanjang masa baktinya. Di atas kertas, ia adalah seorang pemimpin yang bakal menarik bagi pemain-pemain ambisius kelas atas.

    Dampak positif ini pun terasa di lapangan. Selain transformasi Rashford, karier Aaron Wan Bissaka mandek total sebelum kedatangan Ten Hag, tapi sejak Piala Dunia, bek kanan asal Inggris itu justru menunjukkan penampilan-penampilan terbaiknya sebagai pemain Man United.

    Luke Shaw juga semakin matang, mampu mengisi pos bek tengah setelah Ten Hag menemukan potensinya di posisi itu.

    Mekarnya Alejandro Garnacho dan Facundo Pellistri juga impresif. Kemampuan Ten Hag untuk meningkatkan performa pemain terasa sangat segar setelah tahun-tahun penuh stagnasi.

    Fans United bakal berharap ia bisa memperbaiki Antony dan Sancho sebelum terlambat.

  • Erik ten Hag Manchester United 2022-23Getty

    Fleksibel atas nama hasil

    Mungkin yang paling impresif dari masa bakti Ten Hag di United sejauh ini adalah fleksibiltas yang ia tunjukkan demi mendapatkan hasil yang ia inginkan.

    Sebelum menjabat, jargon yang disematkan pada taktiknya adalah 'vertikalitas', ketika melihat Ajax asuhannya sangat piawai menggerakkan bola ke depan lewat umpan-umpan penembus lini. Di Old Trafford memang sesekali demikian, tapi masih butuh waktu sampai The Red Devils sepenuhnya sesuai dengan imaji yang diinginkan Ten Hag.

    Sejauh ini, tujuh tim Liga Primer memiliki lebih banyak umpan progresif dibandingkan MU, pertanda bahwa MU sedikit konservatif saat menguasai bola.

    Sebagai konteks, United duduk di peringkat lima dalam kategori umpan progresif terbanyak, sementara umpan pendek per 90 menit mereka nyaris identik dalam dua musim ini.

    Ten Hag telah berhati-hati tak membebani tim barunya ini dengan perubahan yang terlalu dramatis dalam hal gaya bermain. Begitu banyak klub-klub top yang remuk redam di masa transisi, tapi kesuksesan United adalah bukti nyata bahwa perlahan tapi pasti adalah metode yang layak dipertimbangkan.

0