Bukan Hasil Buruk, Satu Faktor Khusus Ini Bisa Bikin Ruben Amorim DIPECAT Manchester United

Ruben Amorim tiba di Manchester United dengan reputasi gemilang berkat kesuksesannya bersama Sporting CP, ia ditugaskan untuk menyelamatkan The Red Devils dari keterpurukan. Tapi, enam bulan sejak ditunjuk, situasi Man United tetap suram. Bruno Fernandes dkk. kini terdampark di peringkat 14 Liga Primer Inggris dan baru saja dihabisi 4-1 oleh Newcastle, yang menjadi kekalahan ke-14 mereka di EPL musim ini. Harapan di kompetisi domestik hampir sepenuhnya pupus, sehingga nasib mereka musim ini bergantung pada kiprah di Liga Europa.

Salah satu yang paling disorot selama masa kepelatihan Amorim adalah kesetiaannya pada skema tiga bek. Formasi yang mengantarnya sukses besar di Portugal itu belum memberikan hasil serupa di Inggris. Patrick Dorgu didatangkan di bulan Januari agar memperkuat sektor wing-back, tapi faktanya para penyerang Man United tetap mengalami kesulitan dalam skema tersebut. Amorim praktis dikecam, dan didesak agar lebih fleksibel secara taktik. Tapi ternyata tak semua pihak setuju dengan kritik tersebut.

Mantan bek Liverpool dan pandit terkemuka Jamie Carragher memperingatkan bahwa memaksa Amorim untuk meninggalkan filosofi sepakbola yang dianutnya justru langkah keliru. Menurutnya, jika Man United mengontrak Amorim dengan mengetahui bahwa ia amat setia dengan filosofi dan formasi tiga bek, akan konyol untuk memintanya meninggalkan filosofi itu.

“Sudah barang tentu bahwa butuh waktu untuk menerapkan skema itu,” kata Carragher di Sky Sports. “Orang-orang masih belum yakin, apakah keputusan itu tepat? Bukan keputusan Amorim, melainkan justru keputusan klub untuk merekrutnya. Pasalnya, dia datang dengan sistem itu, dan itu sudah menjadi DNA-nya. Banyak yang bilang, 'oh, dia harus mengubah formasi'. Tapi saya tidak melihatnya seperti itu. Seluruh karier kepelatihannya serta kesuksesan yang ia raih, semuanya berakar dari skema tersebut. Kalau dia sampai harus mengubahnya, ya sekalian ganti manajer sajalah!"

Carragher juga mengajak menyoroti situasi sulit yang terjadi sebelum Amorim direkrut, dan menurutnya dia seharusnya menjadi orang terakhir yang disalahkan atas kekacauan di Man United.

“Menurut saya Amorim mungkin berada di urutan terakhir [untuk disalahkan]. Lihat dulu ke pemilik klub dan para pemain. Ia datang di tengah situasi yang sangat sulit,” ucap Carragher.

“Kita juga perlu ingat, dia sebenarnya tak mau langsung mengambil pekerjaan ini. Ia ingin mulai di musim panas, saat pramusim. Tapi sekarang hasilnya memang belum cukup baik. Soal Man United, kita tak lagi berharap mereka menang setiap pekannya. Kita semua tahu mereka sudah bukan tim ngetop lagi saat ini, tapi tetap saja mereka tak seharusnya berada di posisi serendah itu di klasemen, sekalipun dengan deretan pemain yang mereka miliki.”

Fokus kini tertuju ke laga leg kedua perempat- final Liga Europa melawan Lyon di Old Trafford, Jumat (18/4) dini hari WIB. Dengan agregat imbang 2-2, Man United wajib menang untuk mendapatkan secercah harapan di tengah musim yang suram. Laga ini bisa jadi penentu masa depan Amorim.