Beda Kisah Dua Striker: Pemenang, Pecundang & Rating Real Madrid Setelah Karim Benzema Kalahkan Klub Robert Lewandowski

Di malam di mana dia hampir pasti meraih Ballon d'Or pertamanya, Benzema mengingatkan dunia mengapa dia masih dianggap sebagai penyerang tengah terbaik.

Meskipun penyelesaiannya untuk gol pembuka mungkin terlihat mudah setelah Marc-Andre ter Stegen menepis upaya Vinicius Junior ke tepi kotak penalti, Benzema tetap menjadi momok buat lini belakang Barcelona.

Penyerang internasional Prancis itu berhasil mencetak gol - meskipun melalui defleksi dari Sergi Roberto - sebagaimana dia kembali berdiri di panggung terbesar untuk menjadi pembuat perbedaan bagi Madrid.

Dia harusnya bisa memiliki gol kedua namun itu dianulir karena offside di babak kedua, tetapi kemudian jelas bahwa dia lebih dari sekadar penyerang yang hanya bisa tap-in.

Perhentian berikutnya untuk Benzema? Paris pada Senin malam. Ada Bola Emas dengan namanya yang menunggu...

Terlepas dari langkah besar yang telah diambil Barcelona sejak Xavi menggantikan Ronald Koeman sebagai pelatih kurang dari setahun lalu, tekanan telah meningkat pada mantan gelandang itu dalam beberapa pekan terakhir.

Tekanan itu naik ke level lain di pertengahan minggu setelah hasil imbang 3-3 melawan Inter, yang membuat mereka membutuhkan keajaiban untuk bisa lolos dari babak grup Liga Champions, dan sekarang kekalahan El Clasico pertamanya sebagai pelatih akan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut soal kepantasannya.

Itu mungkin tampak tidak adil mengingat pekerjaan yang telah dilakukan Xavi dalam merevitalisasi skuad yang tampak rusak di hari-hari terakhir Koeman, tetapi mengingat kondisi keuangan klub yang genting, Joan Laporta tidak mungkin bersabar jika keadaan mulai memburuk.

Meski begitu, Xavi juga membuat pergantian pemain yang bagus di pertandingan semalam sebagaimana Gavi, Ansu Fati dan Ferran Torres semuanya terlibat dalam gol Blaugrana di penghujung laga.

Kualitas Valverde sebenarnya bukan rahasia lagi, meski ia terus memainkan peran kedua dari beberapa nama yang lebih terkenal ketika menganalisis kekuatan Madrid.

Tetapi setelah tendangan kerasnya dari jarak 20 yard menerangi Santiago Bernabeu pada hari Minggu, mungkin wajah pemain internasional Uruguay itu akan mulai muncul di poster dan iklan.

Entah dia dimainkan di posisi sentral dalam skema tiga gelandang atau di kanan garis depan, Valverde sangat jarang mengecewakan Carlo Ancelotti. Selain itu, staminanya hampir sama pentingnya dengan kualitasnya saat membawa bola.

Itu terlihat jelas pada fase akhir ketika dia menunjukkan energi yang besar untuk melepaskan diri dari tiga bek Barcelona sebelum mengumpan ke arah Rodrygo untuk memenangkan penalti bagi Madrid.

Lewandowski jelas tidak memiliki awal yang buruk di Barcelona, dengan rekor 14 gol dalam 13 pertandingan adalah buktinya.

Dia, bagaimana pun, melewatkan beberapa peluang besar, terutama saat tandang di Bayern Munich di Liga Champions dan kemudian melawan Madrid pada hari Minggu.

Dengan tuan rumah unggul 1-0, Lewandowski diberi peluang emas untuk menyamakan skor di pertengahan babak pertama ketika umpan jitu sukses menghampirinya di tiang belakang.

Bintang Polandia itu meregangkan kakinya, tetapi dia akan mengharapkan dirinya untuk mencetak gol di jarak satu yard ketimbang mengarahkan usahanya tinggi ke tribun di belakang gawang.

Bukan El Clasico pertama yang pantas diingat untuk perekrutan musim panas yang bergengsi dari Barca ini...

Luka Modric telah mendapat banyak perhatian di lini tengah Madrid selama 12 bulan terakhir, tetapi pada hari Minggu, Kroos-lah yang menampilkan performa luar biasa untuk Los Blancos.

Dia melambangkan energi dan kekuatan ekstra yang ditunjukkan tim Ancelotti dalam persiapan untuk gol pertama, saat dia mengabaikan duel dari Sergio Busquets untuk memasukkan Vinicius ke dalam peluang yang mengarah pada gol Benzema.

Dari situ, pemain internasional Jerman ini mendikte tempo permainan sambil selalu berusaha memainkan bola ke depan.

Penampilannya memungkinkan debutan Clasico Aurielien Tchouameni untuk berkembang, dan tidak mengherankan bahwa pemain muda asal Prancis itu juga menunjukkan penampilan yang kuat bersama dengan pengalaman Kroos dan Modric.

Kutukan Drake tetap hidup!

Fans Barca seharusnya takut akan hal terburuk ketika tersiar kabar bahwa rapper Kanada itu akan menjadi sponsor di satu momen untuk pertandingan terbesar musim ini.

Drake memiliki sejarah panjang dalam berpose dengan jersey sepakbola, namun tim yang dia dukung justru kalah di pertandingan berikutnya, dan Barca mengalami itu di sini.

Menjelang pertandingan dia bahkan nekat dengan bertaruh besar pada Barca sekaligus melakukan perjudian dengan menjagokan Arsenal mengalahkan Leeds, yang dalam prosesnya akan membuatnya meraup lebih dari £2,5 juta jika itu jitu.

Meski The Gunners sukses mencuri kemenangan di Elland Road, Barca justru mengalami kekecewaan, dan mungkin banyak tim yang akan menghindar untuk didikung Drake dalam waktu dekat.