Pria Bernama 'Mr Manchester United' Meninggal Dunia Usia 62, Setan Merah Rilis Pernyataan

Menurut laporan The Sun, Lavidzhov memperjuangkan perubahan namanya selama 15 tahun sebelum akhirnya dikabulkan pada 2014. Sejak saat itu, ia resmi dikenal sebagai Manchester Zdravkov Levidzhov United.

Ia disebut membuat keputusan itu saat masih mabuk sehari setelah kemenangan 2-1 Manchester United atas Bayern Munich di final Liga Champions 1999 di Camp Nou—pertandingan legendaris di mana Setan Merah mampu comeback dramatis berkat gol telat Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer. Jika ada satu laga yang mampu membuat seorang penggemar berat mengganti namanya demi menghormati klub, maka laga itu jawabannya—dan Lavidzhov hidup dengan keputusan itu selamanya.

Perjuangannya mewujudkan perubahan nama tersebut bahkan didokumentasikan dalam film Bulgaria berjudul "My Mate Manchester United" pada 2011. Bagi Lavidzhov, aksi tersebut bukan sekadar keputusan di kala mabuk, melainkan panggilan hidup. Ia merayakan keberhasilannya berganti nama dengan menato logo klub tepat di tengah dahinya. Impiannya mengunjungi Old Trafford juga terwujud pada tahun yang sama.

Seorang juru bicara dari pihak klub Manchester United menyampaikan belasungkawa: "Kami sangat sedih mendengar kabar ini dan menyampaikan duka cita kepada keluarga dan teman-temannya."

Mr Manchester United—nama legal barunya—diberi kesempatan untuk mengikuti tur pribadi ke Theatre of Dreams pada 2014. Ia menangis ketika pertama kali melangkah ke ruang ganti pemain, lalu ke atas rumput Old Trafford. Ia bahkan dibawa ke kandang Sunderland Stadium of Light untuk menyaksikan laga Liga Primer Inggris, meski pertandingan berakhir imbang 1-1. Perjalanan itu ditempuhnya sejauh lebih dari 6.000 km.

Saat itu dia berkata: "Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada The Sun karena telah mewujudkan mimpi saya. Melihat tempat para pahlawan hidup saya berjalan dan bermain adalah hal terbesar yang pernah saya alami. Saya akan mengenang hari ini selamanya dan akan menceritakannya kepada keluarga dan teman-teman saya sepanjang hidup saya."

Cerita Mr Manchester United berlanjut lebih jauh. Dia menamakan kucingnya setelah pemain favorit sepanjang masa, David Beckham, karena Red Devils adalah pusat hidupnya dalam banyak aspek.

Kecintaan Mr Manchester United pada Setan Merah menyentuh hampir setiap aspek hidupnya. Ia menamai kucingnya David Beckham. Di rumahnya di Bulgaria, memorabilia Man United memenuhi seluruh ruangan—mulai dari poster hingga jersei pemain favoritnya, termasuk kompatriotnya Dimitar Berbatov.

Kebanggaan besar sempat Mr Manchester United rasakan saat Berbatov bergabung dengan The Red Devils pada 2008 dan meraih dua gelar Liga Primer Inggris serta deretan trofi lainnya selama empat musim membela klub. Berbatov akhirnya pensiun pada 2019.

Mr United kembali ke Manchester pada 2017 dalam kunjungan emosional lainnya, bahkan bertemu langsung para pemain. Meski tak banyak yang diketahui soal bagaimana ia menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya, gelombang simpati serta dukungan yang muncul setelah kepergiannya menunjukkan betapa luasnya pengaruh kisah hidupnya.

Kisah Mr Manchester United memang unik, namun ia adalah bukti nyata bagaimana sepakbola bisa menyentuh hidup seseorang hingga ke tingkat terdalam. Liga Primer Inggris kini sudah menjadi liga yang dinikmati di penjuru dunia, dan dukungan dari luar negeri kerap melahirkan cerita luar biasa seperti miliknya.

Sebagian fans lokal mungkin mengeluh soal harga tiket yang naik karena membludaknya suporter dari luar negeri. Namun kisah seperti Lavidzhov justru menjadi pengingat: cinta sepakbola tidak mengenal batas geografis. Ia, secara harfiah, adalah seorang Manchester United sejati—dan dedikasinya akan selalu hidup dalam sejarah klub.