Man Utd UCL GFX

Manchester United Sudah TAK LAYAK Disebut Klub Ngetop! Dikasih Drawing Gampang Di Liga Champions Tapi Malah Jadi Juru Kunci - Liga Europa Pun Melepeh

Reputasi akbar Manchester United dibangun dari malam-malam magis di Eropa. Namun, pada comeback mereka ke Liga Champions musim ini, Theatre of Dreams berubah menjadi Theatre of Nightmares.

Setelah menahun menjadi pesakitan di kancah kontinental, The Red Devils tentu kembali ke kasta tertinggi sepakbola Eropa dengan penuh harap. Tapi nyatanya, mereka sudah terjengkang pada Rabu (13/12) dini hari WIB setelah dipecundangi Bayern Munich.

Meski ditempatkan di grup yang relatif gampang dan menghabiskan lebih dari £165 juta untuk belanja pemain di musim panas, Man United terkutuk menjadi juru kunci Grup A dengan koleksi empat poin, torehan terburuk mereka di Liga Champions.

Saking jeleknya - finis di bawah Copenhagen dan Galatasaray! - mereka bahkan tak layak masuk Liga Europa. Secara finansial, eliminasi ini akan membuat Setan Merah rugi besar-besaran, tapi yang paling utama adalah bahwa status mereka sebagai salah satu klub ngetop Eropa akan semakin luntur...

  •  UEFA Champions League drawGetty Images

    Juru kunci grup yang mudah

    Tak ada sesiapa lagi yang layak disalahkan selain Man United sendiri, jika menilik hasil drawing yang mereka dapatkan. Bayern Munich memang merupakan juara enam kali dan akan selalu diunggulkan untuk memenangi Si Kuping Besar setiap musimnya, tetapi Galatasaray dan Copenhagen adalah sasaran empuk.

    Ini adalah partisipasi Copenhagen keempat di fase grup UCL dalam 10 tahun terakhir, dan baru sekali mereka lolos ke fase gugur. Sementara itu Galatasaray sudah satu dekade absen dari 16 besar, dan sebelum menaklukkan Old Trafford Oktober lalu, raksasa Turki itu belum pernah memenangkan laga fase grup sejak 2018.

    Berjumpa Bayern memang bukan skenario ideal, tetapi sebenarnya ditemani tim elite adalah sebuah berkah, karena seringnya mereka mampu merampas poin penuh dari pesaing lain. Bayern memenangkan enam poin melawan Galatasaray dan empat poin melawan Copenhagen.

    Segalanya telah terpersiapkan dengan manis untuk Man United finis kedua, tapi nyatanya mereka menutup fase grup sebagai juru kunci untuk pertama kalinya sejak 2005/06, menorehkan poin terburuk dalam sejarah mereka.

  • Iklan
  • Marcus Rashford sent off Manchester United 2023-24Getty Images

    Kecolongan di momen-momen vital

    Yang paling bikin frustrasi adalah bahwa Man United sebenarnya tampil cukup baik di sebagian besar musim ini, tapi sering kecolongan di momen-momen krusial. Setan Merah tiga kali kehilangan keunggulan dari lima pertandingan dan bahkan membuang keunggulan dua gol di markas Galatasaray dan Copenhagen.

    Marcus Rashford dikartu merah pada menit 42 di Copenhagen saat MU masih memimpin 2-0, tapi harusnya Setan Merah bisa menjaga kesucian gawang mereka sampai setidaknya turun minum. Yang terjadi adalah mereka kebobolan dua gol cepat. Setelah mengembalikan keunggulan di Parken Stadium, Man United kemasukan dua gol lagi dalam empat menit, dan kemenangan 3-2 pun berubah menjadi kekalahan 4-3.

    Dan setelah disambut atmosfer neraka Galatasaray, sang iblis merah terlalu rakus menambah keunggulan 3-1, sehingga tuan rumah bisa menyamakan kedudukan.

  • Andre Onana Manchester United 2023-24Getty Images

    Pertunjukan komedi Andre Onana

    Banyak sekali pemain yang bertanggung jawab atas tersingkirnya Man United, tapi yang paling utama tentu saja adalah Andre Onana, komedian nomor satu musim ini.

    Blundernya secara langsung menghasilkan tiga gol - satu di Bayern Munich dan dua di Galatasaray - dan lima gol lain yang bersarang di gawangnya juga disebabkan oleh kesalahannya. Gara-gara dia, Man United setidaknya kehilangan tiga poin, dan kehadirannya yang belum genap enam bulan telah menimbulkan kerusakan yang luar biasa bagi skuad Setan Merah secara keseluruhan.

    Seorang kiper harusnya memancarkan rasa percaya diri dan ketenangan yang dapat diandalkan, tapi yang Onana berikan kepada lini belakangnya hanyalah ketakutan dan kecemasan. Performa buruknya ini sangat mengejutkan mengingat ia adalah salah satu pemain terbaik saat Inter Milan mencapai final Liga Champions musim kemarin.

    Keberadaan Onana diharapkan memicu transformasi identitas dan gaya bermain Man United yang selama 12 tahun terakhir 'terjebak' bersama David De Gea, tapi ternyata ia berubah menjadi bencana, yang memakan biaya £47 juta dan menyebabkan hilangnya pendapatan hingga £45 juta.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Harry Maguire Raphael Varane complain Man Utd 2023-24Getty Images

    Pertahanan keropos

    Pengamat, pemain, hingga pelatih sering bilang bahwa blunder di Liga Champions akan selalu lebih fatal dibanding di kompetisi domestik, dan Man United terlalu sering menguji hipotesis pepatah tersebut.

    Mereka kebobolan 15 gol dalam enam pertandingan, mencatatkan rekor defensif terburuk bersama Royal Antwerp, yang untuk pertama kalinya tampil di Liga Champions/Piala Eropa semenjak 1950-an.

    Kesalahan individual dan kolektif acap terjadi. Pengawalan yang Raphael Varane dan Diogo Dalot berikan terhadap Wilfried Zaha di gol pertama Galatasaray di Old Trafford begitu lemah, sementara terpelesetnya Sofyan Amrabat membuka pintu bagi serangan balik tim tamu yang mampu mencetak gol lagi.

    Casemiro dan Onana melawak berjamaah dengan memberikan penalti dan kartu merah. Mauro Icardi memang gagal mengeksekusinya, tetapi kecerobohan Varane serta Victor Lindelof beberapa menit kemudian memastikan bomber Argentina itu tetap masuk papan skor.

    Delapan pemain ramai-ramai mempertahankan sepak pojok di markas Copenhagen pun tak cukup untuk menghentikan tandukan Lukas Lerarger, dan giveaway dari Varane tak lama kemudian berbuah pada gol kemenangan Roony Bardghji.

    Aaron Wan-Bissaka yang biasanya selalu dapat diandalkan (dalam bertahan) saja ikut kecolongan: posisinya membuat Kingsley Coman onside di gol tunggal Bayern pada Rabu dini hari.

  • Rasmus Hojlund Manchester United 2023-24Getty

    Cuma Hojlund yang (agak) bertanggung jawab

    Rasmus Hojlund bisa dibilang nirkontribusi versus Bayern, tapi setidaknya ia menutup musim debutnya di Liga Champions dengan rapor yang cukup baik. Ia adalah top skor sementara UCL musim ini, bersama Erling Haaland dan Alvaro Morata, yang artinya ia adalah satu dari sedikit pemain Man United yang bisa mengenang kampanye ini dengan (mungkin) rasa bangga.

    Rashford sama sekali tak mencatatkan namanya di papan skor dan bahkan malah merusak nasib timnya saat dikartu merah di Copenhagen, plus ia absen melawan Bayern karena sakit.

    Bruno Fernandes mencetak satu gol cantik melawan Galatasaray, satu penalti di Copenhagen dan menyumbang dua assist, tapi secara keseluruhan tak bisa tampil maksimal dan sebagai kapten gagal membangkitkan semangat rekan-rekannya. Antony tersingkir tanpa gol dan assist sementara Mason Mount total hanya main 91 menit.

    Casemiro, seorang juara Liga Champions lima kali, mengecewakan di dua penampilannya, dan Varane, mantan rekan satu timnya di Real Madrid, juga menyedihkan di kompetisi yang dahulu berkali-kali ia rajai.

    Buruknya kinerja bintang-bintang bergaji selangit ini adalah indikasi keterpurukan The Red Devils secara keseluruhan. Dan faktanya adalah, setelah sebuah kampanye yang sangat memalukan di Eropa, Manchester United sudah tak layak lagi menyebut diri mereka klub papan atas.

  • Erik ten Hag Manchester United 2023-24Getty

    Inggris pun terancam

    Man United adalah tim Inggris terburuk di Liga Champions dan, apa pun nasib Newcastle, akan finis dengan torehan terburuk di antara empat klub.

    The Magpies, yang kembali ke UCL untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, ditempatkan di grup neraka bersama Borussia Dortmund, Paris Saint-Germain, dan AC Milan, dan bahkan diterpa krisis cedera yang lebih parah dibanding MU.

    Mereka membantai PSG 4-1 di kandang dan secara kontroversial hanya bisa memetik satu poin di Parc des Princes, gara-gara salah satu keputusan penalti paling membagongkan yang pernah ada.

    Man City meluluhlantakkan grup mereka dan masih bisa bergabung dengan deretan elite yang mampu menyapu bersih fase grup, sementara Arsenal juara grup usai membantai Lens 6-0 dan PSV Eindhoven 4-0, serta membekap Sevilla dua kali.

    Man City memang beda kelas, tapi rasanya Newcastle pasti bisa finis kedua, sementara Arsenal bisa saja finis di puncak, andai mereka ditempatkan di grup Man United. Bisakah Man United lolos andai ditempatkan di grup mereka? Rasanya kok tidak yakin, dan bahkan mungkin bisa lebih tragis lagi.

    Kegagalan Man United musim ini berisiko merugikan diri mereka sendiri dan satu negara. Inggris berpotensi mendapat jatah tempat Liga Champions kelima mengingat format baru UCL dengan 36 tim, tapi mereka harus bertahan di dua besar di klasemen koefisien negara UEFA. Dan bobroknya Setan Merah musim ini membuat Inggris terancam terjungkal.

    Tapi toh, siapa berani bertaruh Man United yang makin hari makin pesakitan ini bisa finis kelima di Liga Primer Inggris musim ini dan memanfaatkan spot Liga Champions tambahan itu?

0