6 Hal Yang WAJIB Dilakukan Jim Ratcliffe Demi Perbaiki Manchester United: Rebut Hati Fans, Belanja Yang Becus

Ratcliffe adalah pilihan pertama berbagai kalangan fans untuk menjadi owner baru saat kebencian terhadap Glazer bertambah intens pada musim panas 2022, dan secara teori harusnya Ratcliffe tak akan kesulitan merebut hati para penggemar. Ia tumbuh besar di rumah subsidi di Manchester utara, hanya sekitar satu kilometer dari tempat berdirinya Manchester United sebagai Newton Heath LYR FC, dan ia menghadiri final Liga Champions 1999 di Barcelona, menyebutnya sebagai "memori sepakbola paling luar biasa yang saya miliki".

Namun, tak sedikit fans yang berbalik menentang Ratcliffe ketika terungkap bahwa ia cuma tertarik pada kepemilikan parsial dan menjalin kesepakatan yang memungkinkan Glazer untuk menetap sebagai dewan direksi, tak seperti penawar rivalnya, Sheikh Jassim Bin Hamad Al-Thani, yang berniat membeli MU secara keseluruhan.

Setelah awalnya mengincar 69 persen saham lalu 50 persen saham, proposal final senilai 25 persen saham ini cuma akan membuat lebih banyak suporter menentangnya, karena dengan begini, keluarga Glazer tetap berkuasa. Komentar positifnya soal Glazer, menyebut mereka "memesona" dan "sangat baik" pun semakin menodai reputasinya di kalangan penggemar.

Nah sekarang tugasnya adalah memperbaiki situasi ini. Di Prancis, Ratcliffe dikenal suka berinteraksi dengan fans Nice (ya, dia pemilik OGC Nice!) dan seharusnya tak sulit baginya untuk mengumpulkan dukungan para suporter jika ia menunjukkan wajahnya di depan publik, rutin menghadiri pertandingan, dan berbicara langsung dengan dewan penasihat fans, dan kelompok suporter lainnya, sembari menunjukkan bahwa ia berkomitmen penuh untuk memperbaiki nasib Man United.

Stadion Man United ini masih menjadi markas klub terbesar di Britania dan salah satu yang terbesar di Eropa, tetapi reputasinya telah menurun jauh gara-gara minim investasi. Renovasi besar yang terakhir, yakni mengisi tribun sudut untuk menambah kapasitas menjadi 75.000, dilakukan pada 2006 dan sudah direncanakan sebelum takeover Glazer.

Sejak saat itu renovasi yang dilakukan cuma pengecatan atau memasang Wi-Fi. Papan skornya belum diganti semenjak 2000-an awal, dan mereka juga tak memiliki layar video. Yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa atap Stretford End sering bocor kalau Manchester sedang hujan lebat. Kursinya juga terasa sempit sementara ruang-ruang rekreasi dan koridornya penuh sesak saat jeda turun minum, bahkan kadang sampai terasa tidak aman.

Old Trafford terasa semakin purba, apalagi jika dibandingkan dengan kandang-kandang baru Arsenal, Tottenham, dan West Ham, dan stadion Manchester City dan Liverpool yang dimodernisasi. Tidak mengejutkan Etihad Stadium milik City, yang akan menambah kapasitas menjadi 60.000, dipilih sebagai venue Euro 2028 sementara Theatre of Dreams dicampakkan.

Dilaporkan bahwa Ratcliffe ingin menambah kapasitas Old Trafford menjadi 90.000, tetapi jika ia ingin mengembalikan reputasi kelas dunia markas Man United ini, maka bukan cuma kapasitas yang harus ia perbaiki, dan pasti butuh investasi yang signifikan. Real Madrid akan menghabiskan €1 miliar untuk memodernisasi Santiago Bernabeu dan itu belum termasuk penambahan kapasitas, sementara renovasi Camp Nou yang dilakukan Barcelona diperkirakan akan memakan biaya €1,5 miliar.

Ratcliffe sudah sedikit membocorkan akan seperti apa rezimnya di Man United kelak saat diwawancarai The Times pada 2019. Setan Merah sedang terseok-seok di musim penuh pertama Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer dan Ratcliffe mengecam habis strategi rekrutmen mereka. Fred, yang dibeli dengan harga £50 juta di tahun sebelumnya, menjadi salah satu sasaran kritikan terpedasnya.

"Manchester United menghabiskan uang yang sangat banyak semenjak kepergian [Sir Alex] Ferguson dan hasilnya sangat buruk. Kalau boleh jujur, amat sangat buruk," ucap Ratcliffe. "Mereka tak memilih manajer dengan tepat, pembeliannya juga ngawur. Uang yang mereka keluarkan menjadi uang bodoh, yang bisa kalian lihat dengan pemain-pemain seperti Fred."

"Kami memiliki pendekatan yang berbeda di sini [di Nice], yaitu dengan lebih cerdas dan moderat. Kami mencoba lebih mendekati akar rumput, berusaha menemukan bakat-bakat muda. Beberapa klub nampak memiliki kemampuan untuk melakukan itu, Southampton, Lille. United melakukannya dengan sangat buruk. Mereka hilang arah."

Rekrutmen Man United bukan cuma tak becus; dalam beberapa tahun terakhir mereka juga jadi punya kebiasaan tak sehat membeli pemain dengan harga selangit dan lalu melepaskan mereka di harga yang mendekati nol pound sterling. Fred dijual dengan harga £8 juta, David de Gea pergi cuma-cuma, dan mereka tak bisa mendapatkan tawaran yang bagus untuk Harry Maguire, Scott McTominay, dan Jadon Sancho.

Sementara itu rival-rival mereka mampu menjual dengan cerdas. Neraca transfer Manchester City bahkan profit di 2022 meski membeli seorang Erling Haaland dan mereka berhasil menyulap akademi mereka menjadi pabrik pencetak uang.

Ratcliffe dan direktur olahraga INEOS Sir David Brailsford harus merombak jaringan rekrutmen United, memastikan mereka memiliki banyak pemain untuk dipilih dan tidak diambil alih, seperti ketika mereka membayar £60 juta untuk Mason Mount pada musim panas kemarin atau £85 juta untuk Antony pada tahun 2022.

Rekrutmen pemain bukan satu-satunya sektor kepegawaian yang harus dirombak Ratcliffe. Richard Arnold dipromosikan menjadi CEO setelah bekerja sebagai direktur komersial mereka, dan dikritik habis-habisan atas caranya menangani situasi Mason Greenwood.

Direktur olahraga John Murtough juga minim pengalaman di jabatan yang ia dapatkan pada 2021 itu, dan telah melalui tiga jendela transfer musim panas dengan hasil yang nano-nano. Sancho, Cristiano Ronaldo, Antony, Mount, dan Andre Onana adalah sedikit dari rekrutan gagal di eranya.

Ratcliffe dilaporkan mempertimbangkan merombak beberapa posisi petinggi United, termasuk merekrut Paul Mitchell sebagai direktur olahraga baru, yang merupakan kabar buruk untuk Murtough. Mitchell bekerja sama dengan Mauricio Pochettino di Southampton dan Tottenham, dan berjasa membantu merekrut Son Heung-min, Dele Alli, hingga Kieran Trippier. Sejak saat itu ia telah bekerja untuk RB Leipzig serta AS Monaco, kota tinggal Ratcliffe saat ini.

Tim wanita Manchester United memang sudah berkembang pesat semenjak pertama dibentuk pada 2018 dan musim lalu finis kedua di Liga Super Wanita serta mencapai final Piala FA pertama mereka. Namun ada sensasi bahwa MU Wanita agak hilang arah, usai ditinggal pemain bintang Ona Batlle dan Alessia Russo secara cuma-cuma, sementara kiper Inggris Mary Earps nyaris menyusul Russo ke Arsenal.

Seperti yang ditunjukkan dengan kesuksesan besar pagelaran Piala Eropa dan Piala Dunia Wanita baru-baru ini, sepakbola wanita telah berkembang pesat dan United perlu memastikan mereka bisa menjadi yang terdepan dan tidak tertinggal dari klub-klub elite seperti Chelsea, Arsenal, dan Manchester City.

Ratcliffe harus merencanakan investasi tambahan demi memastikan pemain-pemain kelas dunia seperti Earps sudi bertahan dan membangun stadion yang lebih besar di Manchester demi memenuhi permintaan tiket yang semakin meroket.

Ratcliffe telah menyinggung betapa pentingnya memikat talenta-talenta muda terbaik, dan di mana lagi tempat yang lebih baik untuk memulainya jika bukan dari akademi sendiri? Manchester United memiliki tradisi panjang mengorbitkan pemain muda dan selalu memiliki pemain akademi di skuad matchday mereka semenjak 1937, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, mereka tertinggal dari City.

Demand untuk jebolan akademi Man City setinggi itu sampai-sampai mereka bisa mematok harga yang tinggi untuk pemain-pemain seperti Cole Palmer, James Trafford, dan Carlos Borges di bursa transfer musim panas kemarin, meski ketiganya sangat jarang dimainkan oleh Pep Guardiola.

Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo adalah dua kisah sukses teraktual dari akademi Man United, tetapi bisa dipastikan mereka masih punya banyak PR jika ingin menyaingi sang tetangga. Salah satu sumber masalahnya adalah tempat latihan yang, seperti Old Trafford, minim investasi dalam beberapa tahun terakhir, persis seperti yang dikeluhkan Ronaldo di wawancara bombastisnya itu.

Jika Ratcliffe bisa meyakinkan Man United untuk berinvestasi pada masa depan mereka, maka mereka bisa menuai ganjaran yang besar di masa mendatang.