Empat besar atau bubar. Mungkin hiperbolis, tapi itulah situasi yang dihadapi Liverpooll musim ini.
Setelah hampir memenangkan segalanya musim lalu, The Reds saat ini hanya mengais-ngais sisa 'prestasi' yang ada, itu pun jika bisa disebut prestasi.
Oktober belum selesai, mereka sudah tertendang dari pacuan gelar, dan begitu Januari selesai, mereka sudah tersingkir dari Piala Liga dan Piala FA.
Kalah di tangan Real Madrid (lagi) di 16 besar Liga Champions artinya tak akan ada perayaan juara di Anfield musim ini, tetapi yang lebih mengerikan lagi adalah bahwa armada Jurgen Klopp terancam absen di edisi musim depan.
Sama sekali tak mustahil, mengingat Liverpool terpaut tujuh poin di bawah Tottenham yang duduk di peringkat keempat – meski memang sudah bertanding sekali lebih banyak – dan harus bertandang ke markas Chelsea dan menjamu sang pemimpin klasemen Arsenal, dalam dua laga ke depan.
Termasuk dibantai di markas Manchester City Sabtu (1/4) kemarin, Klopp menyebut rentetan laga tersebut sebagai "pekan penentu", dan 9 April nanti kita akan tahu, apakah Liverpool layak berada di antara elite-elite Eropa musim depan.
Jika tidak, maka konsekuensi mencekam di segala lini telah menanti.
Di bawah, GOAL mengulas situasi mengkhawatirkan yang mengancam Klopp dan anak asuhnya...
.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)






