Jude Bellingham Mohamed Salah Jurgen Klopp Liverpool 2022-23 GFXGetty

Bencana KOLOSAL Liverpool Jika Gagal 4 Besar: Runtuhnya Operasi Jude Bellingham Hingga Kepergian Mohamed Salah

Empat besar atau bubar. Mungkin hiperbolis, tapi itulah situasi yang dihadapi Liverpooll musim ini.

Setelah hampir memenangkan segalanya musim lalu, The Reds saat ini hanya mengais-ngais sisa 'prestasi' yang ada, itu pun jika bisa disebut prestasi.

Oktober belum selesai, mereka sudah tertendang dari pacuan gelar, dan begitu Januari selesai, mereka sudah tersingkir dari Piala Liga dan Piala FA.

Kalah di tangan Real Madrid (lagi) di 16 besar Liga Champions artinya tak akan ada perayaan juara di Anfield musim ini, tetapi yang lebih mengerikan lagi adalah bahwa armada Jurgen Klopp terancam absen di edisi musim depan.

Sama sekali tak mustahil, mengingat Liverpool terpaut tujuh poin di bawah Tottenham yang duduk di peringkat keempat – meski memang sudah bertanding sekali lebih banyak – dan harus bertandang ke markas Chelsea dan menjamu sang pemimpin klasemen Arsenal, dalam dua laga ke depan.

Termasuk dibantai di markas Manchester City Sabtu (1/4) kemarin, Klopp menyebut rentetan laga tersebut sebagai "pekan penentu", dan 9 April nanti kita akan tahu, apakah Liverpool layak berada di antara elite-elite Eropa musim depan.

Jika tidak, maka konsekuensi mencekam di segala lini telah menanti.

Di bawah, GOAL mengulas situasi mengkhawatirkan yang mengancam Klopp dan anak asuhnya...

  • Salah Napoli Champions LeagueGettyImage

    Uang

    Ya, inilah kekhawatiran yang harus dibahas pertama. Liga Champions Eropa bukan cuma kompetisi paling prestisius di dunia, ia juga merupakan kompetisi penghasil cuan terbesar.

    Liverpool mendapatkan lebih dari £100 juta sepanjang kampanye mereka menuju final edisi 2021/22 dan musim ini mengantongi lebih dari £34 juta, sekalipun terhenti di 16 besar.

    Andai ke final lagi, pendapatan yang mereka terima bisa bertambah £37,5 juta hanya dari hadiah uangnya saja.

    Tambahkan 'bayaran koefisien', maka The Reds akan menerima nyaris £30 juta tambahan karena mereka menempati peringkat ketiga di koefisien klub Eropa, plus pendapatan dari hak siar, yang 50 persennya dibayarkan ke federasi nasional dan 50 persen sisanya dibayarkan ke tiap-tiap klub sesuai proporsi jumlah laga yang mereka mainkan, dan insentif-insentif finansial lainnya.

    "Itu (finis empat besar) selalu menjadi tujuan kami sejak awal musim," ucap CEO Liverpool Billy Hogan kepada BILD awal tahun ini. "Tentu saja, lolos adalah hal penting mengingat pendapatan yang bisa kami hasilkan di Liga Champions."

    "Tapi kami mengelola klub ini sembari memastikan kami bisa selalu berkelanjutan. Anda tak bisa otomatis mengandalkan kelolosan Liga Champions."

    Meski demikian, selama ini Liverpool bergantung pada Liga Champions dan pendapatan yang mereka hasilkan selama enam musim terakhir, dan hal ini berperan besar dalam perkembangan klub. Menurut laporan terakhir, pendapatan Liverpool mencapai £594 juta.

    Namun laba keseluruhan klub relatif kecil, hanya £7,5 juta sebelum pajak, dan meski sang owner John W. Henry berkata pede akan ada dana investasi segar yang masuk, kehilangan sumber pendapatan yang menguntungkan seperti Liga Champions akan meninggalkan dampak besar.

    Kita sudah menyaksikan sendiri seperti apa kesulitan yang dihadapi klub-klub seperti Arsenal dan Manchester United usai gagal masuk empat besar.

    Setelah berkontes di tiga final dalam lima edisi terakhir, ada ancaman nyata bahwa Liverpool bisa kembali terasing di Eropa.

  • Iklan
  • Jude Bellingham Dortmund 2022-23Getty Images

    Jude Bellingham

    Jika Liverpool gagal empat besar, maka ambisi mereka untuk mendatangkan Jude Bellingham bisa buyar.

    Sudah banyak laporan yang mengklaim bahwa The Reds akan gagal mendapatkan target utama mereka itu, dengan The Athletic melaporkan bahwa Manchester City dan Real Madrid telah menyalip Liverpool dalam pacuan mendapatkan sang bintang Borussia Dortmund.

    Tentu saja finansial berperan besar, apalagi mengingat Bellingham dihargai lebih dari £110 juta, tapi ketiadaan Liga Champions juga akan mencederai peluang The Reds mendaratkan salah satu bakat muda terbaik di dunia ini – apalagi karena klub-klub elite Eropa lain siap menyanggupi permintaan Bellingham.

    Liverpool memang belum menyerah, tetapi duduk nyaman di empat besar, alih-alih terseret persaingan ketat melawan Spurs dan Newcastle, pasti akan membantu mereka.

  • Mason Mount keep calm gesture Chelsea 2022-23Getty Images

    Transfer target lainnya

    Mari kita kesampingkan Bellingham sejenak dan bertanya: jika gagal lolos Liga Champions, bagaimana dengan target transfer Liverpool yang lain?

    Mereka jelas-jelas membutuhkan lebih dari satu rekrutan signifikan musim panas ini, terutama di lini tengah, di mana James Milner, Alex Oxlade-Chamberlain, dan Naby Keita menuju akhir kontrak, sementara nasib dan/atau kebolehan nama-nama seperti Jordan Henderson, Fabinho, Thiago Alcantara Curtis Jones, Harvey Elliott, dan Fabio Carvalho masih diragukan.

    Liverpool dimengerti memiliki daftar target yang panjang, tetapi berapa dari target tersebut yang bergantung pada kelolosan ke Liga Champions? Sudikah, misalnya, Declan Rice, Moises Caicedo, Mason Mount, atau Nicolo Barella menghabiskan setidaknya semusim di Liga Europa atau Liga Konferensi Europa? Apakah Matheus Nunes atau Alexis Mac Allister mendapat tawaran dari klub Liga Champions?

    Klub seperti Manchester United sudah membuktikan mereka tetap bisa memboyong kelas wahid tanpa berada di UCL – Casemiro contohnya – sementara Arsenal, yang bahkan absen dari Liga Champions sejak 2017, masih mampu mendatangkan nama-nama beken seperti Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko. Chelsea yang belanja gila-gilaan di Januari, termasuk menggaet kampiun Piala Dunia Enzo Fernandez, sembari duduk di peringkat 10 Liga Primer Inggris, juga semakin membuktikan bahwa mungkin keikutsertaan di Liga Champions tidak sekrusial itu.

    Namun Liverpool berbeda dengan tiga klub diatas, dan tak punya sejarah belanja besar tanpa menjual aset terlebih dahulu. Pun, menilik skuad mereka saat ini, menjual pemain rasanya tak akan semudah itu.

    Klopp sudah mengultimatum bahwa "musim panas ini harus menjadi musim panas yang besar" di Anfield, dan berkata bahwa kerja-kerja untuk mengidentifikasi dan merekrut pemain baru harus tetap dilakukan sekalipun mereka tak tahu kompetisi Eropa mana, kalau pun lolos, yang akan mereka ikuti musim depan.

    Tak ayal, suporter khawatir. Kita tahu apa yang Liverpool butuhkan di bursa transfer, tapi apa yang bisa mereka dapat?

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Salah(C)Getty Images

    Penjualan pemain

    Lantas bagaimana perihal jual pemain? Rekrutmen Liverpool akhir-akhir ini, seperti yang dinyatakan di atas, ditopang oleh kebijakan peminjaman yang kuat, di mana pemain meningkatkan nilai mereka di klub lain sebelum akhirnya dijual.

    Nama-nama seperti Neco Williams, Rhian Brewster, Harry Wilson, Marko Grujic, Ryan Kent, dan Taiwo Awoniyi mendatangkan banyak cuan bagi Liverpool meski hampir tak menyentuh tim utama sama sekali. Tapi saat ini, memangnya aset apa saja yang masih mereka miliki?

    Nat Phillips, sebagai contoh, tak punya peminat pasti di tiga jendela terakhir. Pun nama-nama seperti Sepp van de Berg, Leighton Clarkson, atau Tyler Morton – yang semuanya sedang dipinjamkan – rasanya tidak memiliki nilai yang tinggi-tinggi amat.

    Pemain seperti Keita dan Oxlade-Chamberlain, yang dahulu mungkin bisa dijual dengan harga bagus, terancam bakal hengkang cuma-cuma, sementara mereka yang kesulitan musim ini – Fabinho, Joel Matip, atau Henderson, sebagai contoh – juga tidak akan laku dilepas di harga tinggi. Begitu pula Thiago Alcantara, yang usianya sudah kepala tiga.

    Lalu, siapa sisanya? Mungkin sang kiper cadangan, Caoimhin Kelleher? Kostas Tsimikas? Apakah Klopp siap melepas Joe Gomez, Fabio Carvalho, atau Curtis Jones, pemain lapis dua yang cukup berkualitas untuk menarik minat klub Liga Primer, tetapi tetap harus digantikan demi memenuhi skuad serta kuota home-grown?

    Mungkinkah mengorbankan Mohamed Salah? Belum lama ini ada isu beredar – yang langsung ditepis agen sang bintang Mesir – bahwa Salah bersikap terbuka terhadap kemungkinan hengkang musim panas ini, sementara ada juga bisikan bahwa Diogo Jota mungkin memiliki peminat.

    Kecil kemungkinan Liverpool akan melepas salah satunya, meski Salah khususnya akan merasakan kesedihan berlarut jika tersingkir dari zona Liga Champions, karena sang 'Raja Mesir' tidak meneken kontrak baru untuk bermain di Liga Europa atau Liga Konferensi.

  • Jordan Henderson Liverpool Champions League 2018-19Getty

    Prestis

    Belum lagi faktor citra, yang tak bisa disepelekan jika membahas masa depan Liverpool, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

    Selain trofi, mungkin pencapaian terbaik Klopp di Anfield adalah mengembalikan marwahThe Reds sebagai salah satu klub elite di Eropa.

    Ketika ia mulai menjabat, Liverpool jauh dari kata itu. Mereka langganan di Liga Europa, dan tipe klub yang mengistirahatkan pemain di fase grup Liga Champions karena toh tak terlalu berarti, nanti juga kalah (ingat laga vs Real Madrid, 2014?).

    Klopp telah mengubah inferioritas tersebut. Ia memandu mereka kembali ke kasta tertinggi Eropa di musim penuh pertamanya di Merseyside, dan sejak saat itu memimpin mereka memasuki tiga final dari lima musim, menang sekali, dan mencapai babak gugur enam tahun berturut-turut.

    Kehilangan itu akan menjadi pil yang sangat pahit untuk ditelan, apalagi dengan klub-klub seperti Arsenal, Manchester United, dan Chelsea memasuki era baru, Newcastle terus berkembang, dan Manchester City merajai papan atas Liga Primer.

    Musim ini bisa menjadi timing yang sangat buruk untuk terlempar dari empat besar. Salah-salah, butuh waktu bertahun-tahun sampai Liverpool kembali...

  • Jurgen Klopp Liverpool 2022Getty

    Manajer

    Akhir-akhir ini, mulai muncul kasak-kusuk bahwa jika Liverpool terus terseok, apalagi gagal finis di zona Liga Champions, maka posisi Klopp sebagai manajer akan terancam.

    Namun mengingat prestasi sang juru taktik asal Jerman, kecil kemungkinan ia akan didepak. Fenway Sports Group, owner Liverpool, bersimpati terhadap tantangan yang dihadapi Klopp musim ini, dan yang bersangkutan sendiri menyatakan tak berniat mundur dari kursi pelatih Liverpool.

    Kita pegang saja kata-katanya. Di saat klub lain menilai gagal finis empat besar sebagai akhir masa depan manajer mereka, Liverpool akan bersikap lebih kalem.

    Toh, jika mereka berusaha untuk kembali (lagi) ke jajaran para elite, siapa lagi sosok yang lebih baik jika bukan pria yang sudah pernah berhasil mewujudkannya?

  • Luis Diaz Liverpool 2022-23Getty Images

    Jalan keluar

    Lantas, adakah hal positif yang bisa menjadi tambatan harapan suporter The Reds?

    Pekan pertama pasca-jeda internasional terlihat maha berat – "pekan sepakbola yang sebenar-benarnya pekan sepakbola", kalau meminjam kata-kata Klopp.

    Mereka pun sudah memulainya dengan bencana: dibantai Man City 4-1, belum lagi mengunjungi Stamford Bridge di tengah pekan untuk menghadapi Chelsea. Tiga hari kemudian, Liverpool akan menjamu sang pemimpin klasemen, Arsenal, di Anfield.

    Kita akan tahu nasib Liverpool yang sebenarnya setelah itu. Entah itu masih penuh harap atau mati terkubur.

    Satu hal yang bisa menjadi hiburan bagi fans, adalah bahwa Liverpool cenderung memberikan penampilan terbaik mereka, setidaknya di liga, di laga-laga big match. Mereka mengalahkan Man City di Anfield Oktober lalu, menggulung habis Manchester United, dan mendapatkan kemenangan besar di markas Tottenham dan Newcastle, dua rival terberat mereka dalam pacuan empat besar.

    Liverpool juga mendapat angin segar kesembuhan Luis Diaz, yang sudah absen sejak Oktober lantaran masalah lutut. Penyerang Kolombia itu diharapkan bisa tampil kontra Chelsea, dan akan menghadirkan dimensi yang telah lama hilang di lini serang The Reds.

    Liverpool juga berharap Thiago Alcantara bisa segera kembali, apalagi setelah Stefan Bajcetic mengalami cedera yang mengakhiri musimnya.

    Lantas, berapa poin yang harus mereka dapatkan demi lulus ujian 'pekan penentu' ini? Sembilan adalah cita-cita, tapi mungkin lima boleh juga?

    Mengingat Newcastle akan menjamu Manchester United sebelum ke West Ham dan Brentford pekan ini, sementara Tottenham bertandang ke Everton dan menyambut kuda hitam Brighton di kandang, Liverpool memiliki peluang sempurna untuk kembali ke bursa pesaing.

    Namun mereka harus bermain bagus, jauh lebih bagus dari tiga laga terakhir, jika ingin menjaga asa empat besar di musim yang penuh musibah ini.

0