"Musnahkan!" - Presiden La Liga Bersumpah Bakal HANCURKAN Piala Dunia Antarklub, Jadi Ancaman Terhadap Sepakbola

Presiden La Liga Javier Tebas melontarkan kritik keras terhadap format baru Piala Dunia Antarklub yang diinisiasi FIFA. Ia menyebut turnamen tersebut sebagai ancaman nyata bagi keberlangsungan ekosistem sepakbola dan bertekad akan memusnahkannya. Menurutnya, ajang ini tidak perlu dipertahankan karena membebani kalender kompetisi dan hanya menguntungkan segelintir klub.

FIFA merombak total format Piala Dunia Antarklub dengan konsep mirip Piala Dunia tim nasional: 32 klub dari berbagai konfederasi bertarung dalam fase grup dan dilanjutkan ke sistem gugur. Sebelumnya, turnamen ini hanya diikuti oleh juara kompetisi antarbenua dari enam konfederasi dan digelar singkat di akhir atau awal tahun. Kini, Piala Dunia Antarklub versi baru digelar tiap empat tahun dan jauh lebih padat—membuat banyak pihak khawatir soal dampaknya terhadap kesejahteraan pemain.

Tonton semua laga Piala Dunia Antarklub 2025 gratis di DAZN

Streaming sekarang!

Dalam sebuah forum industri sepakbola, Tebas ditanya soal bagaimana FIFA bisa memperbaiki Piala Dunia Antarklub. Jawaban sang presiden La Liga begitu lugas: "Dengan memusnahkannya. Tujuan saya jelas: memastikan tidak ada lagi Piala Dunia Antarklub."

Ditekna lebih jauh soal apakah masih ada cara agar turnamen ini bisa disesuaikan dengan kalender kompetisi global, Tebas menegaskan: "Sudah tidak ada ruang. Kita tidak butuh kompetisi tambahan yang hanya memindahkan uang ke sebagian klub dan pemain tertentu yang datang dari suatu tempat. Sudah tidak ada lagi dana segar. Kita harus menjaga ekosistem sepakbola dan menghapus turnamen ini. Pertahankan seperti sebelumnya—cukup akhir pekan. Tidak mungkin—baik secara jadwal, ekonomi, maupun keberlangsungan sepakbola"

Piala Dunia Antarklub edisi baru menuai banyak kritik—bukan hanya karena jadwalnya yang padat, tetapi juga karena faktor cuaca dan beban fisik terhadap pemain. Beberapa laga digelar siang hari di tengah terik matahari Amerika Serikat, memicu keluhan dari pelatih dan pemain. Pelatih PSG, Luis Enrique, bahkan melontarkan protes keras meski timnya menang 4-0 atas Atletico Madrid, menyebut jadwal laga membuat para klub dan pemain "menderita".