Inter Champions League respect GFXGOAL

Jangan Berani-Berani Hina Inter Milan! Mentality Monster-nya Simone Inzaghi Layak Berada Di Final Liga Champions

Daily Mail bilang, Inter Milan "have no chance" alias "tak mungkin" menang melawan Manchester City di final Liga Champions nanti. Memang sih, buang waktu saja memusingkan apa yang ditulis oleh tabloid-tabloid Inggris si tukang gosip, tetapi Gazzetta dello Sport juga menggambarkan pertandingan besok Minggu (11/6) dini hari di Istanbul sebagai "mission almost impossible" untuk La Beneamata.

Bahkan tak sedikit yang memperdebatkan apakah ini final paling jomplang (setidaknya di atas kertas) dalam sejarah Liga Champions Eropa. DI Italia sana, semua orang dari Fabio Capello sampai Antonio Cassano mengakui bahwa Man City adalah tim terbaik di dunia saat ini, yang jelas-jelas jauh lebih diunggulkan untuk untuk membawa pulang Si Kuping Besar. Di Inggris, Jamie Carragher mengklaim bahwa Inter berada beberapa level di bawah lawan mereka itu, sementara Michael Owen bersikeras tak satu pun anggota skuad Simone Inzaghi yang layak masuk starting XI Pep Guardiola.

Maka, adil jika mengambil kesimpulan bahwa Inter sama sekali tak di bawah tekan. Tapi apakah mereka takut? Ingat, Nerazzurri tak cuma harus menghadapi Kevin De Bruyne, Bernardo Silva, Jack Grealish, dan Ilkay Gundogan, mereka juga mesti menghentikan penyerang paling mengerikan di dunia saat ini - Erling Haaland.

"Takut tuh sama pembunuh atau perampok," ucap bek Inter Alessandro Bastoni, "bukan sama orang-orang seusia saya! Kami harus datang ke lapangan dan bermain sepakbola, dengan kepala yang jernih."

  • Lautaro Martinez Inter AC Milan 2022-23 HIC 16:9Getty

    Diam-diam percaya diri

    ...yang sejatinya, sudah mereka terapkan sepanjang musim di Liga Champions, terutama di semi-final melawan AC Milan. Dalam laga bertajuk 'derbinya derbi', Inter yang keluar sebagai penguasa, dan rival sekota mereka ketar-ketir dibuatnya.

    Ya, saat ini, aura Inter adalah 'diam-diam menghanyutkan'. Mereka sudah pernah mendobrak segala praduga dan prediksi sebelumnya; maka tak heran jika mereka merasa bisa melakukannya lagi. Ingat, tak ada yang menyangka mereka bisa lolos grup. Menghuni grup yang sama dengan Bayern Munich dan Barcelona, semua menganggap nasib Inter akan berakhir di Liga Europa. Namun, meski kalah di laga pembuka, di kandang melawan Bayern, mereka lolos dengan sisa satu pertandingan setelah mendapatkan empat poin dari Barca.

    Dan pekan ini beberapa pemain sudah bilang bahwa kemenangan 1-0 atas Blaugrana di San Siro pada awal Oktober adalah momen kunci kampanye Eropa mereka. Barca yang mendominasi bola malam itu, tetapi Inter tetap teguh, memberikan penampilan bertahan yang disiplin nan impresif untuk membungkam Robert Lewandowski cs. Mungkin mereka harus bisa memberikan penampilan serupa besok Minggu...

  • Iklan
  • Romelu Lukaku InterGetty

    Lini serang yang diremehkan

    Tapi Inter tahu caranya main. Sebenarnya mudah sekali menciptakan narasi bahwa pertandingan ini adalah tombak maha tajam versus perisai maha keras, mengingat Man City adalah top skor UCL (31 gol) saat ini, sementara Inter memiliki pertahanan terbaik dengan delapan clean sheet. Tapi fakta di lapangan jauh lebih kompleks.

    Seperti yang telah mereka buktikan di fase grup, Inter tak bisa dibilang kekurangan daya ledak. Pertahanan kokoh adalah fondasi utama keberhasilan Barcelona juara La Liga, tetapi pasukan Xavi dibikin porak poranda ketika imbang 3-3 di Camp Nou, di laga yang (hampir) memastikan kelolosan Inter ke 16 besar. Inter bahkan mendominasi sebagian besar fase pertandingan, dan bahkan seharusnya bisa menang di menit terakhir untuk mengubur harapan Barca lolos grup sepenuhnya.

    Maka, Man City bukan cuma harus waspada terhadap Lautaro Martinez, yang merupakan big-game player-nya Inter yang memecahkan rekor personal dengan 28 gol lintas ajang musim ini, melainkan juga waspada terhadap Romelu Lukaku yang tiba-tiba bangkit, serta Edin Dzeko yang tua-tua keladi.

    Sementara itu sang spesialis bola mati Hakan Calhanoglu adalah penembak jarak jauh yang berbahaya, dan Nicolo Barella sang mezzala selalu mampu menciptakan momen keajaiban ketika merangsek ke sepertiga akhir (meski harus diakui bahwa ia harusnya bisa mencetak gol lebih banyak lagi).

    Belum lagi sayap-sayap mereka.

  • Federico Dimarco Inter AC Milan Champions League 2022-23Getty

    "Bagaimana caranya City bisa membongkar lima bek itu?"

    Setelah kemenangan leg kedua atas Milan, eks-kapten Liverpool Steven Gerrard menyoroti ancaman yang ditebar Federico Dimarco untuk bek-bek lawan. Bintang Italia itu bisa dibilang merupakan salah satu pemain Inter paling mengejutkan musim ini, dengan lima assist di Liga Champions, sementara Denzel Dumfries yang sesama wing-back juga bisa menciptakan kerusakan. Pemain asal Belanda itu boleh jadi inkonsisten, tetapi ia punya kebolehan untuk menyelinap ke belakang lini pertahanan, seperti yang ia demonstrasikan dengan sangat efektif di Piala Dunia.

    Begitulah. Saat membicarakan partai final tepat setelah Manchester City membantai Real Madrid di Etihad, Thierry Henry mengaku yang paling ia tunggu-tunggu adalah bagaimana Guardiola akan meruntuhkan formasi 3-5-2 Inter.

    "Dumfries dan Dimarco akan tiba lebih cepat di winger masing-masing seperti biasa, karena mereka akan sudah di sana, di posisi melebar, dan jauh di depan," kata Henry kepada CBS. "Jadi, sekarang bagaimana [Man City] bisa menciptakan overload? Bagaimana mereka bisa membongkar skema lima bek itu? Karena di final nanti lini belakang mereka akan menjadi garis pertahanan lima orang dan bermain di belakang sementara Man City menguasai semua bola. Dengan cara bermain Man City, lebih gampang membunuh tim berskema empat bek, sehingga Pep mungkin harus mengutak-atik strateginya. Entah apa yang akan Pep lakukan tapi saya menunggu-nunggu perang taktik ini."

    Mantan pemain timnas Italia, Cassano, juga sama tertariknya, dengan menyoroti bahwa Brentford, satu tim yang berhasil mengalahkan Man City di kandang dan tandang di Liga Primer Inggris musim ini, "menggunakan formasi yang sama dengan yang digunakan Inter".

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • ROBIN GOSENS INTER SERIE A 09112022Getty Images

    "Kami mampu mengalahkan Man City"

    Inter sadar betul betapa berat tugas yang akan mereka hadapi. Bastoni memang menepis gagasan bahwa Nerazzurri butuh mukjizat untuk bisa menang di Istanbul, tetapi mengakui bahwa "penampilan sempurna dari semua orang yang menginjakkan kaki di lapangan" hukumnya wajib jika ingin menang.

    Namun, bek tengah ball-playing tersebut - yang, berkebalikan dengan pendapat Owen, sangat layak mengisi lini belakang City - langsung menambahkan: "Kami tahu kualitas kami sendiri." Dan dia benar.

    Setiap pemain Inter yang berjumpa dengan wartawan Senin kemarin sampai lelah menegaskan: bahwa meski mereka memang mengakui kehebatan City, Inter bukanlah tim yang kacangan. Silakan menyebut Inter hoki karena diundi masuk bracket yang lebih mudah, tetapi mereka ke Istanbul bukanlah kebetulan. Mereka pantas masuk final.

    "Kami mendapatkan kesempatan ini atas usaha kami sendiri," begitu deklarasi Robin Gosens dalam wawancara bersama DAZN. "Kami akan berangkat untuk menang. Kami tahu ini akan sulit, tapi kami memiliki apa yang diperlukan untuk mengalahkan Manchester City."

    Daily Mail mungkin tak sepakat, tetapi ingat kata Dimarco: "Sejarah Inter yang berbicara." Sebagai fans Inter sejak kecil, Dimarco pasti sudah berkali-kali memutar ulang kemenangan di final 2010 melawan Bayern Munich selama satu dekade terakhir. Dia tahu kemenangan bersejarah tersebut tak cuma berkat karakter atau mentalitas mereka, tetapi juga karena kualitas.

  • Simone Inzaghi Coppa ItaliaGetty Images

    "Sebagian besar kredit untuk Inzaghi"

    Pelatih Inter 2023 mungkin tak sekarismatik atau secakap Jose Mourinho, tetapi meski Inzaghi bukanlah titisan The Special One, ia sudah terbukti sebagai seorang spesialis.

    Nerazzurri juga memburu treble di Turki, setelah mengawinkan trofi Supercoppa Italiana dengan Coppa Italia musim ini. Dan ini prestasi yang mereka raih dua musim beruntun, yang semakin mempertegas reputasi Inzaghi sebagai pakarnya pertarungan satu laga.

    Sang Allenatore juga sudah terbukti sebagai pria tahan banting. Siapa yang bisa lupa pada kerasnya kecaman serta tuntutan untuk memecat Inzaghi ketika Inter mencatatkan serangkaian hasil buruk di awal tahun, yang membahayakan asa Inter untuk finis empat besar di Serie A? Namun, meski dikritik habis-habisan, Inzaghi berhasil mengamankan tiket Liga Champions musim depan, dan tiket final musim ini.

    "Kredit atas pencapaian ini sebagian besar adalah miliknya," aku CEO Inter, Beppe Marotta, "karena dia yang bertahan dari segala kecaman dan tekanan, yang pertama dibebankan oleh saya."

  • Andre Onana Inter 2022-23Getty Images

    "Kami Internazionale"

    Maka, jawaban Inter terhadap 'mentality monster'-nya Liverpool adalah cerminan dari pria yang melatih mereka. "Pencapaian kami bukanlah pemberian, tidak ada yang gratis," tegas Inzaghi baru-baru ini kepada Sport Mediset. "Kami telah menghadapi berbagai lawan tangguh dan mendapatkan tempat di final dengan usaha kami sendiri. Awalnya ini memang cuma mimpi belaka, tetapi kami selalu percaya dan telah memberikan penampilan yang luar biasa."

    Dan Inter tak akan mau berhenti. Semua insan sepakbola di bumi mungkin memprediksi Man City menang mudah, tetapi Inter bukan ke Istanbul untuk sekadar menjadi penggembira, dan mereka jelas tidak akan sudi menyerah begitu saja.

    "Kami siap menumpahkan darah," sumpah Dimarco. "Saya bangga bisa menjadi bagian dari skuad ini," imbuh Gosens, "karena skuad ini berisi pria-pria sejati yang akan mengatakan segalanya di depan muka."

    Tapi, mungkin rangkuman terbaik dilontarkan oleh sang kiper, Andre Onana, saat ia dengan sangat sederhananya berkata, "Besok Minggu, kami akan memainkan pertandingan besar melawan tim yang mungkin terbaik di dunia - tetapi, kami adalah Inter."

    Dan mereka layak diberi respek setinggi-tingginya.

0