Inter Milan Membingungkan, Sekarang Malah Incar Folarin Balogun

Balogun tampil subur saat dipinjamkan ke Reims di musim lalu lewat torehan 22 gol dari 39 laga. Namun, tak dapat dimungkiri bahwa postur Balogun termasuk pendek untuk menjadi target man Inter. Tingginya ‘hanya’ 178 cm.

Bandingkan dengan Romelu Lukaku yang punya tinggi 191 cm atau Edin Dzeko yang menjulang di angka 193 cm. Itu artinya, Simone Inzaghi harus merombak total gaya bermain kalau ingin memberikan kenyamanan bermain untuk Balogun.

Lagipula dalam sejarah Inter, mereka lebih nyaman dengan attaccante jangkung macam Zlatan Ibrahimovic dan Adriano. Adapun Christian Vieri, Diego Milito, dan Mauro Icardi juga layak masuk kategori itu karena punya tinggi di atas 180 cm.

Pengecualian mungkin diberikan pada Lautaro Martinez. Namun, Lautaro bisa leluasa mendapatkan ruang karena ada “raksasa” yang mendampingi dirinya. Kalau ukuran sang partner mirip-mirip, potensi terbaik Lautaro bisa ikut terkikis.

Toh sejak awal, rencana Inter adalah mempermanenkan Lukaku. Itu artinya Inter memang membutuhkan sosok penyerang target man untuk mengembangkan permainan mereka.

Jika Balogun masuk, Thuram akan kesulitan untuk menjalankan peran uniknya sebagai defensive forward. Thuram memang tidak rutin mencetak gol, tapi ia bisa membukakan ruang. Masalahnya ketika Balogun masuk, di mana ia akan bermain?

Thuram memang pernah bermain sebagai penyerang lubang. Namun, fakta menunjukkan bahwa ia tidak cocok di peran itu dan lebih menyukai posisi No.9. Ia juga terbiasa tampil sebagai sayap kiri, tapi skema Inter dengan bek sayapnya menihilkan opsi ini.  

Apabila Balogun, Thuram, dan Martinez berdiri sejajar di lini depan, siapa yang akan memainkan link-up play? Jika Thuram melakoni peran tersebut, rasanya ia tidak akan cukup baik karena rataan akurasi umpannya hanya 76%.

Bagaimana jika Lautaro memerankan link-up play? Inter tentunya tidak ingin mengorbankan topskor mereka itu untuk menjadi penyambung lini tengah dan depan.

Balogun-lah yang kemudian akan menjadi second striker. Lagi-lagi pertanyaan muncul, buat apa membeli pemain mahal tapi tidak dimainkan di posisi terbaiknya?

Saat ini, Arsenal tidak memiliki nomor 9 yang bisa diandalkan selain Gabriel Jesus. Arsenal juga memiliki gaya bermain yang cocok dengan Balogun, mengandalkan kecepatan dan sentuhan satu-dua.

Jika punya mental baja, penyerang Amerika Serikat itu seharusnya berani bersaing dengan Jesus. Balogun sendiri pada bulan lalu sudah menegaskan tidak ingin dipinjamkan lagi ke klub lain. Memilih pindah ke Inter, maka Balogun tidak konsisten dengan omongannya.

Jadi, Inter harus berani bersikap. Tetap mau memboyong Balogun atau mencari striker bongsor yang memang lebih cocok dengan skema mereka? Faktanya, nama-nama lain seperti Luka Jovic dan Mehdi Taremi tampak lebih menjanjikan.

Redaksi GOAL Indonesia menerima opini dari pembaca. Silakan kirim artikel disertai identitas diri ke alamat email kami: indonesia@goal.com.