Duel Dua Manajer Terbaik Eropa Saat Ini? Daftar Tiap Head-to-Head Pep Guardiola & Carlo Ancelotti

Ini kali pertama Pep Guardiola merasakan bagaimana sepakbola efektif dari Carlo Ancelotti. Kala itu, Guardiola menukangi Bayern Munich.

Leg pertama tak berjalan mulus untuk Bayern. Mereka dibuat kesulitan dalam menciptakan peluang kendari mampu menguasai bola lebih banyak.

Semi-final leg kedua di Allianz Arena, dan Guardiola menyesal dengan apa yang ia tentukan untuk laga itu. Niatnya membalikkan keadaan 1-0 dari leg pertama, Bayern malah kena hajar di rumah sendiri.

Pada sesi jumpa pers selepas laga, Guardiola menuturkan dirinya terlalu naif dan bermain terbuka. Hasilnya adalah agregat 5-0, dan kekalahan kedua Guardiola dari tactical genius asal Italia, Ancelotti.

Memang agak aneh, tapi Carlo Ancelotti memang pernah menikmati masa yang pendek di Liga Primer Inggris bersama tim nanggung macam Everton.

Menghadapi Man City dengan segala yang mereka miliki, Ancelotti tetap mampu membuat Everton tampil gagah dan menyulitkan.

Gabriel Jesus mencetak dua gol ke gawang Everton, dan Ancelotti akhirnya kalah dari Guardiola. Tapi, ya, bersama Everton...

Era Ancelotti di Everton bersinar dibandingkan dengan apa yang terjadi setelah kepergiannya. Namun, The Toffees sulit menjadi tandingan tim raksasa asahan Pep.

City kembali ke performa terbaiknya di musim 2020/21, dan mereka memperpanjang keunggulan mereka di puncak klasemen menjadi sepuluh poin dengan kemenangan 3-1 di Goodison Park pada Februari.

Richarlison membatalkan gol pembuka Phil Foden, tetapi gol babak kedua dari Riyad Mahrez dan Bernardo Silva memastikan tim tamu membawa tiga poin kembali ke Manchester.

Kali ini Everton berusaha melangkah sejauh mungkin di Piala FA, tapi mereka malah bertemu Manchester City pada perempat final.

Hasilnya adalah kemenangan Citizens berkat gol Ilkay Gundogan dan Kevin De Bruyne.

Duel Guardiola dan Ancelotti tak terlalu jadi sorotan. Pertandingan ini adalah tentang Sergio Aguero.

Man City telah mempertaruhkan nyawa Everton pada saat pemain Argentina itu dimasukkan pada babak kedua, dan pencetak gol terbanyak sepanjang masa City itu mencetak dua gol pada penampilan terakhirnya untuk klub untuk memberikan sentuhan akhir pada karier yang tak terlupakan di Etihad.

Bahkan Martin Tyler, wasit saat itu, sangat antusias!

Real Madrid tahu persis harus mempercayakan skuad mereka kepada siapa, sehingga Carlo Ancelotti mendapat kesempatan keduanya bersama raksasa Spanyol tersebut.

Pada fase gugur Liga Champions tim macam Chelsea dan Paris Saint-Germain mampu diatasi Real bersama Don Carlo, hingga semi-final mereka bertemu Man City dan Guardiola.

Saling berbalas gol pada laga yang dramatis nan seru, Man City dan Guardiola akhirnya kembali mengalahkan Ancelotti -- yang kali ini bukan dengan Everton yang seadanya. Yang diingat dari laga ini, gol panenka dari Karim Benzema!

City mempertaruhkan segalanya untuk melaju ke final Liga Champions kedua berturut-turut ketika Riyad Mahrez memberi mereka keunggulan pada malam itu dengan 20 menit tersisa.

Tapi, sekali lagi, sikap tabah Ancelotti membuahkan hasil. Dia memasukkan Rodrygo sebelum gol pembuka City, dan pemain Brasil itu yang mengilhami comeback Real yang awalnya terengah-engah.

Pemain sayap itu mencetak dua gol dalam dua menit terakhir untuk mengirim pertandingan ke waktu tambahan sebelum penalti Benzema mendorong Real ke final di mana mereka dinobatkan sebagai juara Eropa untuk ke-14 kalinya.

"Sepakbola tidak dapat diprediksi, dan terkadang Anda harus menerimanya," kata Guardiola setelah tersingkir di semifinal Liga Champions untuk keenam kalinya.

Laga dimainkan: 8

Ancelotti menang: 3

Imbang: 0

Guardiola menang: 5

Gol dari tim Ancelotti: 13

Goldari tim Guardiola: 17

Pencetak gol terbanyak: Gabriel Jesus - Manchester City (4), Karim Benzema - Real Madrid (4), Kevin De Bruyne - Manchester City (3).