Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Pele - Siapa Pencetak Gol Terbanyak Dalam Sejarah Sepakbola?

Sepanjang 24 tahun perjalanan kariernya, Tulio mengklaim telah mencetak lebih dari seribu gol, tapi hitung-hitungannya sendiri itu mencakup laga-laga di tingkat amatir.

Kendati demikian, catatan resminya sejumlah 575 gol tetaplah impresif, terutama jika menyoroti fakta bahwa ia melesakkan 13 gol dalam hanya 15 penampilan untuk tim nasional Brasil.

Terkenal kuat di udara dan spesialis pencetak gol tendangan gunting spektakuler, ikon Hamburg Uwe Seeler merupakan salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Jerman.

Mesin gol andal untuk klub maupun negara, Seeler menggelontorkan total 575 gol cuma dalam 649 laga sepanjang kariernya, yang berarti ia mencatatkan rasio fantastis 0,89 gol per pertandingan.

Pencapaian Ferenc Deak mungkin berada di bawah bayang-bayang kompatriotnya, Ferenc Puskas, tapi striker Hongaria ini juga memiliki rekor istimewa tersendiri.

Deak mencetak rata-rata lebih dari tiga gol per laga untuk klub pertamanya, Szentlorinci AC  (220 gol dalam 72 penampilan), sebelum bergabung ke Ferencvaros, di mana ia 200 kali menggetarkan jala lawan hanya dalam 140 partai.

Tak hanya itu, Deak menyumbang 29 gol untuk negaranya dan, meski tidak diketahui berapa banyak pertandingan yang dimainkannya di level tertinggi, ia memungkas karier dengan total 576 gol.

Banyak dipandang sebagai pemain terbaik sepanjang masa, Lionel Messi tidak hanya jago menyelesaikan, tapi juga piawai mengkreasi peluang. Statistik berbicara, sejauh ini si penyerang mungil Argentina telah mengumpulkan 697 gol dalam 856 pertandingan.

Yang lebih mengesankan, seiring usianya melewati kepala tiga, Messi menjelma jadi pemain yang lebih komplet. Langit masih menjadi batas untuk pesepakbola yang disebut sebagai "alien" oleh kiper legendaris Gigi Buffon ini.

Mengawali karier sebagai pemain sayap, Cristiano Ronaldo kini telah sepenuhnya bertransformasi menjadi mesin pencetak gol.

Rekor demi rekor terus dipecahkan sang superstar Portugal, termasuk mengukuhkan status sebagai topskor sepanjang masa Liga Champions lewat torehan 128 gol.

Umur yang telah mencapai 35 tahun, mendekati masa pensiun bagi kebanyakan pemain, tidak menyetop ketajaman Ronaldo, yang musim ini sudah mengemas 25 gol hanya dalam 32 laga untuk Juventus di semua kompetisi.

Salah satu contoh terbaik seorang poacher, Gerd Muller dikenal memiliki insting predator di dalam kotak penalti.

Ikon Bayern Munich yang mencetak gol kemenangan untuk Jerman Barat di final Piala Dunia 1974 ini menorehkan rerata lebih dari satu gol per partai di kancah internasional (68 gol dalam 62 laga).

Tidak terlalu tinggi (176 cm) dan berperawakan gempal, 'Der Bomber' dikarunai kekuatan eksplosif dan menutup karier sepakbolanya dengan koleksi total 735 gol hanya dalam 793 pertandingan.

Dijuluki 'The Galloping Major' karena pangkat militer yang dimilikinya, Ferenc Puskas adalah pemain kunci dalam salah dua tim terbaik sepanjang sejarah sepakbola: timnas Hongaria era 'Magnificent Magyars' dan Real Madrid yang merajai Piala Champions periode 1960-an.

Berpostur pendek dan gemuk, kaki kanan Puskas tidak terlalu kuat. Kedahsyatannya terletak di kaki kiri, yang melahirkan sebagian besar dari total 746 golnya, dicetak dalam hanya 754 pertandingan.

Dipandang Franz Beckenbauer sebagai pemain terbaik sepanjang masa, Pele juga menjadi salah satu striker tersubur dalam sejarah sepakbola.

Merengkuh tiga trofi Piala Dunia dengan Brasil, 'The King' mengemas 767 gol dalam hanya 831 penampilan, yang berarti ia mengukir rata-rata 0,92 gol setiap kali bertanding.

Legenda Brasil Ronaldo mengaku ia mempelajari seni mencetak gol dari Romario, pemain yang dipuji eks pelatih Barcelona Johann Cruyff sebagai "genius" di area penalti.

Romario memang salah satu finisher paling ulung sepanjang masa, sebagaimana tercermin dari catatan 772 golnya dalam hanya 994 laga.

Nama Jose Bican mungkin tidak terlalu dikenal, tapi dialah pencetak gol terbanyak dalam sejarah sepakbola.

Bintang di Austria pada 1930-an, ia adalah anggota tim yang mencapai semi-final Piala Dunia 1934. Bican, penyerang dengan dua kaki sama-sama hidup dan memiliki kecepatan ala sprinter, terus bermain hingga 1955 dan akhirnya pensiun pada usia 42 setelah melesakkan total 805 gol.

Beberapa rekan setimnya bahkan mengklaim ia sebenarnya mencetak lebih dari 5000 gol! Bican tidak pernah membantahnya, tapi cuma berkata: "Siapa bakal percaya kalau saya bilang saya mencetak gol lima kali lebih banyak dari Pele?"