Bursa transfer akhirnya tutup juga - yang di 'Lima Liga Besar' Eropa, tentunya - dan dengan jeda internasional sudah di depan mata, sekarang adalah saat yang tepat untuk merenungkan kembali salah satu musim panas paling gila dalam sejarah sepakbola dunia ini.
Kemunculan Arab Saudi sebagai pemain besar di bursa tentunya menjadi salah satu topik terpanas, dan ambisi besar Liga Pro memburu bintang-bintang ternama menjadi berkah dan musibah sekaligus untuk para elite Eropa.
Di satu sisi, kesediaan Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi untuk menebus bintang-bintang berkepala tiga di atas harga pasar menjadi berkah bagi mereka yang ingin cuci gudang. Tapi di saat yang sama, uang yang ditawarkan Arab Saudi menjadi sebuah distraksi besar bagi tim-tim ngetop, kerena pemain-pemain kunci mereka terbuai untuk hengkang.
Selain hal-hal di atas, drama intra-Eropa juga tak kalah panas, dengan rezim baru Chelsea masih belum kapok belanja gila-gilaan, dan itu membuat klub-klub besar lain meradang.
Lantas, siapa yang berjaya di tengah bursa yang sudah tak masuk akal ini? Dan siapa yang paling bertanggung jawab merusak pasar dan membuatnya jadi tak masuk akal? Di bawah, GOAL menilai rapor aktivitas bursa transfer 15 klub terbesar di Eropa!

.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)





.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)
.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)



.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)


.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)