Nagelsmann GFX 2022-23Getty/ GOAL

Abaikan Usia & Perceraian Bayern Munich - Julian Nagelsmann Mungkin Manajer SEMPURNA Untuk Chelsea!

Setelah mengakhiri yang katanya 'proyek jangka panjang' lebih cepat dari perkiraan ketika memecat Graham Potter, para owner Chelsea, Todd Boehly dan Behdad Eghbali, kini mendapati diri mereka mencari dan memburu manajer ketiga untuk musim 2022/23.

Mereka berencana mewawancara LIMA kandidat pelatih baru, termasuk Mauricio Pochettino dan Luis Enrique, tetapi satu nama yang paling mencolok adalah Julian Nagelsmann.

Ironisnya, juru taktik asal Jerman itu sedang menganggur karena Bayern Munich tak ingin melewatkan kesempatan merekrut mantan pelatih Chelsea Thomas Tuchel. Sepakbola memang suka bercanda, ya?

Berbagai laporan memang menepis gagasan bahwa pemecatan Potter sedikit dimotivasi oleh Nagelsmann yang tiba-tiba tersedia, namun rasanya agak sulit dipercaya.

Meski owner Chelsea dilaporkan mencemaskan usianya yang baru 35 tahun, peluang untuk mendatangkan sesosok pelatih elite yang bisa menghadirkan proyek jangka panjang impian Boehly dan Eghbali mungkin terlalu menggiurkan untuk dilewatkan.

Lantas, apakah dia sosok yang tepat untuk The Blues?

  • Julian Nagelsmann FC Bayern 2022Getty Images

    Taktik menyerang

    Reputasi Nagelsmann meroket di Jerman sebelum hijrah ke Bayern adalah buah dari gaya bermainnya yang menyerang, dominan, dan penuh inisiatif.

    Sebagai pengagum metode-metode Pep Guardiola, ia menyukai formasi 4-2-3-1 yang berhasil memaksimalkan penyerang-penyerangnya selama ia melatih.

    Menggunakan pendekatan berbasis penguasaan bola serta counter-press yang agresif ketika tanpa bola, pelatih 35 tahun itu adalah sosok overachiever, memandu Hoffenheim dan RB Leipzig ke Liga Champions, mencapai semi-final bersama klub kedua, jauh sebelum mereka menjadi langganan kompetisi top Eropa tersebut.

    Chelsea memainkan sepakbola terbaik mereka dengan formasi 3-4-3 dengan Reece James sebagai pemain andalan di wing-back kanan. Seolah sudah suratan takdir, Nagelsmann juga bereksperimen dengan skema tiga bek di penghujung masa baktinya bersama Bayern.

    Meski tak selalu sukses, formasi itulah yang membantu Die Roten menang 1-0 di kandang Paris Saint-Germain pada leg pertama 16 besar Liga Champions - penampilan yang digadang-gadang sebagai pencapaian dalam ilmu taktik alias tactical masterclass.

  • Iklan
  • kimmich-nagelsmann(C)Getty Images

    Man-manager piawai - meski tak selalu

    Meski usia belia Nagelsmann menjadi sumber kekhawatiran pemilik Chelsea, ia justru dengan memanfaatkannya dengan cerdik di berbagai ruang ganti yang telah ia pimpin.

    Kedekatan usianya dengan anak asuhnya berarti ia dipandang lebih sebagai sosok 'kakak' alih-alih bos atau 'ayah pemarah', dan ia berusaha memastikan dirinya memberi kesan mudah didekati serta memahami kekhawatiran pemain, alias relatable.

    Beberapa pemain, termasuk calon pemain Chelsea Christopher Nkunku, berkembang pesat di bawah kepemimpinannya.

    Namun, pendekatan tersebut kurang sukses di Bayern Munich. Ia gagal memikat hati para pemain senior dan bahkan bentrok dengan mereka, yang usianya kurang lebih sama - yang paling mudah diingat adalah ketika Manuel Neuer protes terbuka ketika Nagelsmann memecat pelatih kiper dan sahabat dekatnya, Toni Tapalovic.

    Chelsea memiliki skuad yang jauh lebih muda dan lebih minim pengalaman, sehingga seharusnya ia bisa menghindari situasi serupa di Stamford Bridge.

  • Julian NagelsmannGetty Images

    Bukan 'Orang Baik'

    Salah satu kritikan yang kerap dilontarkan kepada Potter adalah bahwa ia terlalu baik hati sehingga diduga muda disepelekan, serta konferensi persnya yang itu-itu saja.

    Nagelsmann adalah antitesis dari itu. Dia pernah kena masalah karena ucapan tajamnya di jumpa pers, dan memiliki karisma yang hampir mirip Jose Mourinho.

    Penulis GOAL Jerman Jochen Tittmar menjelaskan: "Di Jerman, ia selalu menyinggung [orang] lewat pernyataan yang kurang ajar, entah itu di konferensi pers atau pra dan pasca-pertandingan di TV. Memang tak semua komentarnya tepat sasaran, tetapi ia selalu jelas dalam memberikan pernyataan."

    "Pada April 2022, sebelum laga melawan Borussia Dortmund, ia bicara soal motivasi timnya: 'Kami bukan sukarelawan pemadam api Sud-Giesing (sebuah wilayah di Munich), tetapi kami adalah FC Bayern Munich.' Pihak pemadam api lalu merasa diserang dan didiskreditkan, sehingga Nagelsmann harus minta maaf dan mengunjungi mereka untuk memperbaiki hubungan."

    Inilah sikap-sikap yang nampaknya bisa memikat para loyalis Chelsea, yang kebanyakan tak menyukai pendekatan 'Orang Baik' Potter. Mereka yang duduk di kursi panas Stamford Bridge sepertinya harus punya sisi yang agak nakal dan bermulut pedas.

  • Julian Nagelsmann BayernGetty

    Sesi latihan yang kompleks

    Robert Lewandowski juga disebut-sebut bentrok dengan Nagelsmann sebelum ia hijrah ke Barcelona, dan salah satu alasannya adalah program latihan sang manajer.

    "Sebagai pelatih, Nagelsmann, layaknya Tuchel, dianggap sebagai sosok pengutak-atik taktik yang memiliki sesi latihan rumit," imbuh Tittmar. "Contohnya, disebutkan bahwa sesi latihan Lewandowski di bawah Nagelsmann terlalu rumit dan ia mengeluhkannya."

    Lagi, skuad muda Chelsea mungkin lebih bisa diatur dan terbuka terhadap perubahan, sehingga juru taktik yang sama perfeksionisnya seperti Tuchel bisa menerapkan ide-ide yang nyeleneh.

  • Julian Nagelsmann Bayern 2022-23Getty Images

    Belum tentu cocok

    Meski isu kedatangannya terus menderu setelah tiba-tiba menganggur, alasan sebenarnya di balik pemecatan Nagelsmann harus menjadi peringatan bagi fans dan direksi Chelsea.

    Bayern tak pernah mencapai level tiran Bundesliga era Pep Guardiola dan Jupp Heynckes selama ditangani Nagelsmann. Mereka mencatatkan jumlah poin tersedikit setelah 25 laga dalam satu dekade, langkah mereka dijangkiti inkonsistensi dan kerap dipermalukan oposisi yang seharusnya mereka dominasi - masalah yang sejatinya juga menjadi wabah di Stamford Bridge selama 18 bulan terakhir.

    Layaknya calon pendahulunya di Stamford Bridge, Nagelsmann juga pernah dituding gagal memotivasi skuadnya - salah satu alasannya adalah karena masalah bentrok dengan pemain senior yang disebutkan di atas.

    GOAL memahami bahwa petinggi Bayern juga tak menyukai ketika ia memilih berlibur bermain ski usai timnya mengalami kekalahan krusial di tangan Bayer Leverkusen sebelum jeda internasional, yang membuat mereka dikudeta dari puncak Bundesliga. Laga itu menjadi laga terakhir sebagai bos Bayern.

  • Julian Nagelsmann Bayern 03112023(C)Getty Images

    Singa terluka

    Nagelsmann akan merasa 'terluka' setelah apa yang seharusnya menjadi dinastinya di Allianz Arena berakhir di umur jagung, bahkan situasinya masih tegang terkait kapan dan bagaimana keputusan pemecatannya dikomunikasikan kepadanya.

    Terlepas dari itu, banyak yang nampaknya sepakat bahwa jabatan di Bayern masih terlalu dini untuknya.

    Tittmar menyimpulkan: "Tak diragukan lagi bahwa ia adalah seorang pelatih berkualitas namun Bayern mungkin terlalu dini untuknya. Tapi ia berasal dari sekitar Munich, tumbuh besar di sana, dan jika Anda mendapatkan tawaran dari sana, maka Anda harus menerimanya."

    "Dia akan belajar banyak dan tak akan mengulangi kesalahan-kesalahan tertentu yang sama, ia terlalu cerdas untuk itu. Terutama soal berurusan dengan media, tekanan untuk sukses di klub besar, dan ruang ganti yang bertabur bintang dan ego besar tak mudah untuknya."

    Seperti Chelsea, Nagelsmann adalah binatang yang terluka, dan awal yang baru bersama skuad muda - meninggalkan ego-ego besar dan kematangan Bavaria - mungkin bisa menjadi lompatan sempurna baginya, untuk kembali melakukan apa yang piawai ia lakukan.

    Sebelumnya ia pernah bersinar sebagai underdog, dan meski The Blues mungkin memiliki deluasi keagungan (delusions of grandeur) setelah belanja gila-gilaan, peringkat mereka yang di luar 10 besar adalah bukti bahwa mereka masih sangat jauh dari level Bayern.

    Chelsea memiliki sejarah yang tak selalu positif dengan sosok-sosok juru taktik perfeksionis berkepribadian keras, tapi justru karakter yang seperti itulah yang seringkali berhasil memaksimalkan pemain mereka dan menjalin hubungan yang kuat dengan suporter. Kemiripan Nagelsmann dengan Tuchel - yang bisa dibilang salah satu pelatih terbaik saat ini - tak bisa dipungkiri.

    Usianya mungkin menjadi sumber kekhawatiran, tetapi itu juga berarti ia bisa menjadi solusi jangka panjang yang jelas-jelas diimpikan Boehly dan Eghbali.