Andre Onana Manchester United 2023-24Getty Images

Problema Andre Onana: Manchester United Sudah Tepat Pecat David De Gea - Tapi Penerusnya Investasi BODONG Belaka

Transfer £47 juta Andre Onana dari Inter Milan ke Manchester United dinilai sebagai sebuah momen besar untuk Erik ten Hag. Bagaimana tidak? Ini adalah kali pertama semenjak era Sir Alex Ferguson di mana The Red Devils berhasil mendaratkan pemain yang digadang-gadang sebagai yang terbaik di posisinya, dan kabarnya mereka juga mengalahkan klub-klub elite lain dalam perlombaan mendapatkan tanda tangannya.

Man United memenangkan Piala Liga dan finis ketiga di Liga Primer Inggris pada musim debut Ten Hag, tetapi di akhir musim yang menjanjikan itu, semakin kentara bahwa David De Gea sudah habis. Sang manajer pun mengambil keputusan berani nan tegas dengan melepasnya, dan, saat dibeli, Onana diyakini sebagai penerus idealnya - kepingan puzzle terakhir yang akan mengantarkan tim Ten Hag menuju kejayaan.

Tapi hanya dalam tiga bulan karier Onana di United, kiper Kamerun itu ternyata sama celakanya dengan sang pendahulu, jika tak lebih parah. Onana sudah kebobolan 18 gol dalam 10 laga pertamanya untuk Setan Merah lintas ajang, dan selama periode itu, mereka sudah kalah enam kali.

Armada Ten Hag pun terperosok ke peringkat 10 Liga Primer Inggris, dan setelah kekalahan 3-2 memalukan di tangan Galatasaray, Man United terjebak menjadi juru kunci Grup A Liga Champions. Tak peduli level lawan mereka, pertahanan The Red Devils selalu dibikin porak-poranda, dan Onana tidak cukup bagus selaku garis pertahanan terakhir.

  • David de Gea Manchester United 2022-23Getty

    Kangen De Gea? Tentu saja tidak!

    Bahwa Onana sangat mengecewakan untuk Setan Merah adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan, dan sebagian penggemar pun bereaksi dengan mengecam Man United di media sosial karena tak memperpanjang kontrak De Gea. Kiper Spanyol tersebut menjadi sosok populer sepanjang 12 tahun masa baktinya di Old Trafford; ia memenangkan dua Sarung Tangan Emas Liga Primer Inggris, ditambah beberapa penghargaan Player of the Year internal klub.

    Tapi, seiring periode lima tahun kekeringan prestasi antara 2017 dan 2022, De Ge berubah menjadi mesin penghasil blunder. Di leg kedua perempat-final Liga Champions melawan Barcelona di 2018/19, ia menghadiahkan gol kedua Lionel Messi dan akhirnya MU terkapar dengan skor agregat 4-0.

    Chelsea mengalahkan Man United 3-1 di semi-final Piala FA pada musim berikutnya setelah De Gea gagal menangkap sepakan Olivier Giroud dengan sempurna dan membiarkan tembakan lemah Mason Mount bergulir ke gawangnya. Kesalahannya juga membuat United kehilangan poin-poin berharga di Liga Primer Inggris, kebobolan dengan ceroboh saat menghadapi Arsenal Watford, hingga Everton.

    Penurunan De Gea semakin parah di musim terakhirnya; distribusinya yang lemah serta kemampuan penanganan bolanya diekspos habis-habisan saat dibantai Brentford 4-0, berhadapan dengan Everton di putaran ketiga Piala FA, dan dipermalukan di Sevilla pada perempat-final Liga Europa.

    Ia juga tampil mengecewakan di laga terakhirnya di final Piala FA, saat Manchester City mendapatkan keping kedua treble mereka dengan kemenangan 2-1 di Wembley. Luar biasa melihat begitu banyak penggemar MU (serta fans rival dan penonton netral) yang lupa betapa ambyarnya David De Gea.

    Keputusan Ten Hag untuk berburu No.1 anyar di bursa transfer musim panas sudah sangat tepat. United tidak akan pernah bisa mencapai level selanjutnya bersama De Gea, yang sampai sekarang masih menganggur tanpa klub.

  • Iklan
  • Onana-Man-Utd-2023-24Getty

    Distribusi semenjana

    Reputasi Onana sebagai kiper berkemampuan distribusi elite merupakan alasan terbesar mengapa ia menjadi target utama Ten Hag, yang juga pernah bekerja bersamanya di Ajax. Pelatih asal Belanda itu menginginkan seorang kiper ball-playing sejati yang sejenis Ederson dan Alisson - yang masing-masing merevolusi permainan Manchester City dan Liverpool setelah didatangkan.

    Inter Milan merasakan sendiri manfaat kemampuan distribusi Onana saat mereka secara mengejutkan mencapai final Liga Champions musim lalu. Ia perkasa selama menemani Nerazzurri ke partai puncak Eropa, mencatatkan delapan clean sheet, dan tampil memukau di final kontra Man City.

    Onana memang tak bisa berbuat banyak untuk menghalau gol kemenangan Rodri, tetapi ia mampu menciptakan berbagai peluang dan build-up serangan yang berbahaya, yang seharusnya bisa lebih dimaksimalkan oleh Inter. Seandainya Edin Dzeko dan Romelu Lukaku lebih tajam, mungkin Si Kuping Besar akan singgah di Italia untuk pertama kalinya semenjak 13 tahun lalu.

    Sementara itu De Gea tidak pernah piawai mengolah bola, sehingga Onana dipandang sebagai sebuah upgrade besar-besaran. Tapi nyatanya kiper Kamerun tersebut mengalami kemunduran besar di aspek yang katanya merupakan senjata andalannya itu.

    Onana cuma mencatatkan akurasi umpan sebesar 76 persen di United, yang artinya, secara rata-rata, ia kehilangan bola sebanyak empat kali. Tampaknya rasa percaya diri Onana juga menguap, mengingat ia cuma membukukan 246 umpan di Liga Primer Inggris, kalah dari lima kiper lainnya.

    United mungkin bisa saja menghindari kekalahan di tangan Galatasaray seandainya Onana tidak melepaskan operan sembrono pada menit ke-76, yang mengarah tepat ke kaki Dries Mertens. Casemiro pun tak punya pilihan lain selain melanggarnya di kotak penalti, dan terpaksa berlapang dada menerima kartu merah.

    Mauro Icardi memang gagal mengeksekusi penaltinya, tetapi menebus kesalahan tersebut dengan mencetak gol kemenangan dari open play, di mana Onana terlalu mudah ditaklukkan dengan finishing cungkilan.

  • Onana-Man-UtdGetty

    Masalah positioning

    Menurut The Telegraph, tim-tim lawan sudah menemukan kelemahan terbesar Onana dan akan mengeksploitasinya habis-habisan. Saat Man United tak menguasai bola, kiper 27 tahun ini lebih sering menempel garis gawang alih-alih mendorong lini belakang untuk bergerak ke depan.

    Laporan tersebut menyatakan bahwa pemain tim lawan diinstruksikan untuk melepaskan tembakan sedini mungkin, saat dia masih lengah. Ya, kiper Onana memberi lawan-lawan mereka target yang besar dan mudah dibidik, alih-alih bergerak maju dan mempersempit sudut tembak.

    Temuan ini pun bisa dilihat saat Man United menang susah payah 3-2 atas Nottingham Forest. Onana menolak keluar dari area kiper (kotak kecil di depan gawang) saat Taiwo Awoniyi berlari ke arahnya. Kiper Setan Merah itu lantas menjatuhkan dirinya terlalu mudah, yang memungkinkan bomber Forest untuk mengeksekusi sebuah cungkilan sederhana dan memecah kebuntuan.

    Saat The Red Devils dipecundangi 4-3 di Bayern Munich di ajang Liga Champions, Onana membiarkan sepakan lemah Leroy Sane melewati tangannya sementara ia berdiri kurang dari satu meter dari garis gawang. Mantan winger Man United Wilfried Zaha juga mengeksploitasi keraguan Onana di laga Galatasaray. Penyerang Pantai Gading itu mengonversi bola lambung menjadi tendangan voli dari tengah sementara sang kiper berdiri terlalu ke belakang.

    Total, Onana telah menghadapi 51 tembakan musim ini, dan kemasukan dua gol lebih banyak dari yang seharusnya, jika merujuk pada angka xGOT-nya. Lini belakang Man United secara umum memang berantakan karena digempur badai cedera, tetapi itu tak bisa dijadikan pembelaan untuk kegagalan Onana - dan dia harus bisa memperbaiki kelemahan ini dengan segera.

  • Ten-Hag-Onana-Man-UtdGetty

    Fanatisme buta

    Setelah laga Galatasaray, Ten Hag ditanya apakah ia akan mempertimbangkan untuk mencoret Onana jika pertahanan Man United kehilangan kepercayaan terhadap No. 1 baru mereka itu. "Dia bisa menjadi salah satu kiper terbaik di dunia," balas juru taktik 53 tahun tersebut. "Kita telah melihat kapabilitas hebatnya dan kepribadiannya. Dia akan membuat kesalahan dan bangkit, dan akan melakukannya lagi, saya yakin itu."

    Selama 16 bulan pertamanya sebagai manajer Setan Merah, Ten Hag terbukti sebagai masternya mengalihkan pembicaraan, melindungi pemainnya di hadapan kritikan keras. Dia juga memasang badan untuk Onana setelah blunder fatalnya kontra Bayern, dengan berkata kepada TNT Sports: "[Dalam] sepakbola secara keseluruhan, akan selalu ada kesalahan dan ini [cuma] satu kesalahan. Jadi kami tidak membesar-besarkannya. Ini bukan cuma Andre dan setelah itu ia membuat penyelamatan hebat untuk kami di babak kedua, dan menunjukkan kemampuannya."

    Kemampuan Onana untuk bangkit, sih, layak diragukan, mengingat ia melakukan kesalahan yang sama dari pekan ke pekan. Ten Hag memang melindunginya sekuat tenaga, tetapi nampaknya ia juga memiliki keyakinan tak berdasar, yang terasa hampir fanatik, bahwa Onana bisa kembali menjadi kiper kelas dunia lagi.

    Kenyataannya, staf kepelatihan United harus bekerja sama dengan Onana untuk mengatasi kelemahan-kelemahannya. Jika Ten Hag tak mendorongnya untuk mencapai standarnya, maka mantan kiper Inter Milan ini tidak akan berhenti menjadi biang masalah.

    Toh Ten Hag terbukti tidak takut mengambil keputusan-keputusan berat nan tegas di Old Trafford, mendepak Cristiano Ronaldo, mencabut ban kapten Harry Maguire, hingga mengasingkan Jadon Sancho atas sikap membangkangnya dan kinerja yang buruk di sesi latihan. Mencoret Onana, meski cuma sementara, juga akan menjadi sebuah keputusan yang berat - tetapi mungkin memang diperlukan. Man United juga sudah merekrut Altay Bayindir sebagai kiper pelapis di musim panas, dan ia sudah menanti-nantikan kesempatannya untuk bersinar.

  • Andre-Onana(C)GettyImages

    Lalu, apa selanjutnya?

    Yang bisa diacungi jempol dari Onana adalah bahwa ia secara terbuka mengakui bahwa penampilannya di United berada di bawah standar. Dia meminta maaf telah membuat timnya kecewa pasca-laga Bayern, sebelum menambahkan pada TNT Sports: "Sejujurnya, awal karier saya di Manchester tidak sesuai dengan keinginan saya. Ini berat, ini masa yang sangat berat."

    Dalam wawancara bersama TV 2 Sport di awal September, Onana juga mencoba melimpahkan segala kesalahan pada dirinya. "Saat kami kemasukan gol, yang bertanggung jawab adalah Andre Onana," katanya. "Rekan-rekan saya bekerja dengan keras. Dan jika mereka harus menyalahkan seseorang, maka salahkanlah saya karena sayalah kipernya."

    Sejujurnya, mengaku bertanggung jawab seorang diri atas kekalahan sebuah tim adalah sebuah sikap arogan, tetapi mungkin itu justru karena ia punya kepercayaan yang kuat pada dirinya dan rekan-rekannya. Onana juga membuktikan dirinya bisa menjadi pemimpin yang keras jika diperlukan saat ia membentak Maguire di laga pramusim karena bek Inggris itu melakukan operan yang ceroboh kontra Borussia Dortmund.

    "Saya sangat menuntut pada rekan-rekan satu tim saya karena mereka juga sangat menuntut," katanya pada MUTV pasca-laga. "Mereka sering mengoper ke belakang ke saya, jadi saya harus memberi mereka rasa percaya diri, dan saya ingin pemain-pemain saya untuk memberi saya rasa percaya diri."

    Namun sayangnya waktu bukanlah kemewahan yang bisa didapatkan oleh para pekerja di klub-klub terbesar di dunia. Jika Onana tak segera memperbaiki performanya dalam pekan-pekan ke depan, maka musim The Red Devils akan terancam hancur berantakan. Mereka bisa dibilang sudah terlempar dari pacuan gelar, dan impian empat besar terancam makin pudar jika Ten Hag tak bisa mengubah nasib anak-anak asuhnya.

    Saat ini Manchester United jauh tertinggal dari tim-tim terbaik Eropa, begitu pula di era De Gea, dan sampai sekarang Onana belum bisa membuktikan bahwa dirinya bukanlah investasi bodong belaka yang tak ada bedanya dengan sang pendahulu.

    Manusia £47 juta ini pasti akan dimainkan lagi saat Brentford tiba di Old Trafford besok Sabtu (7/10), sebuah laga yang wajib dimenangkan United. Tidak berlebihan untuk berkata bahwa saat ini Ten Hag sedang berjuang keras menyelamatkan pekerjaannya, dan satu lagi disaster-class dari Onana akan menempatkannya di ambang kapak pemecatan. Masa depan Ten Hag ada di tangan seorang pemain yang tangannya sama sekali tak bisa diandalkan.

0