13 Fakta Unik Mohamed Salah

Ayah Mohamed Salah, Salah Ghaly, adalah seorang pecinta sepakbola yang rajin bermain di desanya, Nagrig.

Menjadi pelatih sepakbola, sang ayah melecut Mo Salah muda untuk menekuni olahraga itu, dan itu menjadi kunci di perkembangan awal karier dia sebagai pesepakbola.

Setelah melalui dua tahun di klub kampung halaman, Al Mokawloon, Mohamed Salah diboyong oleh klub Liga Super Swiss Basel, di mana dia mencetak lima gol di liga dan membantu mereka memenangkan Liga Super Swiss.

Berkat performanya itu, dia diganjar anugerah Pemain Terbaik Swiss pada 2013.

Mohamed Salah adalah muslim taat dan keyakinannya itu terbawa sampai di atas lapangan. Dia sering selebrasi gol dengan sujud, gesture penghambaan dari seorang muslim saat beribadah.

Sikap bentuk syukur Salah itu dengan berlutut dan meletakkan kepalanya di tanah.

"Itu bukan mencium lapangan," tutur sang superstar Mesir kepada CNN pada 2018. "Itu adalah doa atau seperti bersyukur ke Tuhan atas apa yang saya terima, tapi ya, itu hanya doa dan doa untuk sebuah kemenangan."

"Saya selalu melakukan itu sejak saya muda, di mana pun."

Salah mengakui bahwa Kushari, sebuah makanan khas Mesir yang berasal dari abad ke -19 dan terbuat dari nasi, macaroni, lentil dan diberi tomat pedas, buncis, bawang di atasnya. Itu adalah makanan favoritnya.

"Ketika saya kembali ke Mesir, saya meminta teman saya dari bandara untuk membeli kushari untuk kita makan di mobil. Saya menarik hoodie di atas kepala saya, masuk mobil lalu saya langsung memakannya," ungkapnya dalam wawancara dengan CNN pada 2018.

Ketika Mohamed Salah tiba dengan rekor transfer klub kala itu senilai £36,9 juta pada 2017, banyak yang berharap pada sang pemain dan dia pun menjawabnya.

Di musim debutnya untuk klub Merseyside, mantan pentolan Roma itu mencetak 44 gol!

Di musim berikutnya, dia menuntaskan milestone 50 gol untuk The Reds dari hanya 65 laga, membuat dia jadi pemain tercepat yang mampu melakukan itu dalam sejarah klub.

Mohamed Salah diminta untuk menyelesaikan wajib militer di negaranya sebagai bagian dari kewajiban negara untuk pria berusia di atas 18 tahun. Namun, karena statusnya sebagai atlet profesional, dia dapat menundanya sampai karier sepakbolanya tamat.

Di 2014, Salah sebetulnya hendak menuntaskan wajib militer, tapi dia diberi pengecualian oleh pemerintah Mesir karena karier sepakbolanya.

Meski begitu, dia masih bisa merampungkan periode singkat latihan dasar dengan Angkatan Bersenjata Mesir, yang dia sebut sebagai pengalaman positif dan mengajarkannya disiplin dan kerja sama tim.

Ini adalah kisah nyata tentang Mohamed Salah yang membantu seorang pencuri mendapatkan pekerjaan di kampung halaman Nagrig, Mesir, saat Salah bermain di Alexandria. Ayah Salah, Salah Ghaly, mengonfirmasi hal itu ke media.

Dikisahkan, pencuri itu menerobos ke rumah keluarga Salah di Nagrig, tapi tertangkap basah oleh para tetangga dan meneyrahkannya ke polisi.

Ketika Salah mendengar insiden itu, dia turun tangan dan berbicara kepada polisi atas nama pencuri tersebut, meminta mereka membebaskan dia dan tidak mengajukan tuntutan.

Salah dikabarkan memberi pencuri itu uang dan menawarkan dia untuk dibantu dicarikan pekerjaan, meyakini bahwa pria itu melakukan pencurian karena putus asa dan faktor kemiskinan. Si pencuri, yang bernama Amr Abdel Salam, kemudian mengonfirmasi kisah itu dan mengatakan bahwa dia berterima kasih pada Salah karena memberinya kesempatan kedua.

Insiden itu menjadi bukti kemurahan hati Salah dan komitmen dia untuk membantu sesama, bahkan dalam situasi sulit dan menantang.

Mohamed Salah telah menciptakan dan memecahkan berbagai rekor sejak mendarat di Liverpool pada 2017.

Sang Raja Mesir mencetak 131 gol di Liga Primer [129 untuk Liverpool, dua untuk Chelsea], juga mencetak 44 gol di Lgia Champions, dengan 41 di antaranya dilakukan untuk The Reds.

Tidak ada pemain Afrika mana pun bisa mencetak gol lebih banyak dari Salah di dua kompetisi itu, yang mana itu menunjukkan betapa mematikannya sang winger di depan gawang dan kenapa dia menjadi salah satu pemain terbaik dunia saat ini.

Sadio Mane, mantan rekan setimnya di Liverpool, berada di posisi kedua dalam daftar dengan torehan 111 gol Liga Primer, sementara legenda Chelsea Didier Drogba setara dengan Salah sebagai pencetak gol terbanyak dari Afrika di kancah Liga Champions yakni 44 gol.

Lebih dari satu juta voters mencoret dua nama kandidat, Abdel-Fattah Al-Sisi dan Moussa Mostafa Moussa, dari surat suara mereka dalam pemilihan presiden Mesir pada 2018 untuk mendukung Mohamed Salah. Sebagai gantinya, mereka malah menulis nama superstar Liverpool itu.

Salah akan berada di urutan kedua dalam pemilihan itu seandainya dihitung sebagai suara yang sah.

Mohamed Salah diketahui memiliki ketertarikan pada video game, terutama seri FIFA. Dia kedapatan bermain FIFA dengan rekan setimnya.

Salah juga mengungkapkan ketertarikannya bermain di luar game FIFA. Di 2021, dia menjadi duta mobile game populer, Free Fire, yang sangat terkenal di negara asalnya Mesir dan di seantero Timur Tengah.

Ketertarikan Salah pada game membuatnya jadi sosok populer di kalangan anak-anak muda, dia sering dipuji atas kemampuannya berhubungan dengan audiens anak-anak muda lewat media sosial dan platform digital lainnya.

Mohamed Salah dikenal baik karena kegiatan amalnya yang berkelanjutan, baik di Mesir dan di luar negaranya.

Dia mendonasikan jutaan dollar untuk berbagai tujuan, termasuk edukasi, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Salah juga adalah seorang duta UNICEF, dan memanfaatkan statusnya untuk meningkatkan kesadaran mengenai isu-isu yang mempengaruhi anak, seperti akses pendidikan dan air bersih.

Selain itu, dia telah mendirikan sejumlah yayasan amal, termasuk Mohamed Salah Charity Foundation, yang memberikan bantuan keuangan kepada keluarga yang membutuhkan dan mendukung proyek-proyek pengembangan masyarakat.

Kemurahan hati dan komitmen Salah untuk membuat impak positif pada dunia telah membuatnya dikagumi dan dihormati, baik di dalam dan luar lapangan.

Menyusul keberhasilannya memecahkan rekor musim dalam kampanye debutnya di Liverpool, di mana dia mencetak 32 gol di Liga Primer yang merupakan torehan gol tertinggi yang pernah dibuat seorang pemain di satu musim, sepatu emasnya pun kemudian ditampilkan di British Museum.

Museum itu diketahui memiliki berbagai macam artefak dan benda dari berbagai titik waktu.

Pada 2018, sebuah dokumentar berjudul 'Mo Salah: A Football Fairytale' dirilis, menampilkan wawancara dengan para ahli, komentator, sahabat, dan lainnya, yang menggambarkan kehidupan Salah dan jalan menuju pencapaian dan kesuksesannya.