Tim Persegres Gresik United

Persegres Gresik United Bersyukur Bisa Bangkit


LIPUTAN   HAMZAH ARFAH     DARI   GRESIK   

Pelatih Persegres Gresik United Sanusi Rahman bersyukur anak asuhnya bisa bangkit mengejar ketertinggalan ketika mengalahkan Persiba Balikpapan 2-1 di Stadion Gelora Joko Samudro kemarin sore.

Kemenangan itu membuka asa Gresik United untuk tetap berada di Liga 2, mengingat mereka masih berada di zona degradasi dengan menduduki peringkat sepuluh klasemen sementara Wilayah Timur.

“Memang hasil ini yang sangat kami harapkan, tidak ada kata lain selain memenangkan pertandingan. Anak-anak sangat luar biasa, dan hasil bisa maksimal. Masih ada satu lagi pertandingan di kandang, mudah-mudahan bisa lebih maksimal,” ujar Sanusi.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Sanusi menyebutkan, Gresik United perlu membenahi kesalahan mendasar agar tetap bertahan di Liga 2. Sanusi mencontohkan kesalahan kiper Wais Al Qorny saat gawangnya dibobol David Faristian pada menit ke-38.

“Itu kesalahan mendasar. Harusnya kiper sudah naik ambil bola, enggak perlu menunggu. Kalau kiper naik disentuh sedikit saja pasti pelanggaran. Memang kurang pengalaman, padahal itu sudah naluri sebagai penjaga gawang,” keluhnya.

Sementara pelatih Persiba Hariyadi menyesalkan hasil yang diraih anak didiknya. Menurutnya, Persiba bisa pulang dengan raihan poin bila saja pemain tidak hilang konsentrasi usai menyamakan kedudukan.

“Kami sudah berusaha dan berjuang, tapi dari segi hasil terus terang saya kecewa. Anak-anak sudah menunjukkan performa baik, terutama di babak kedua lebih agresif dan ciptakan banyak peluang, tapi kena mistar, kena tiang. Ini pelajaran buat kami untuk ke depan, agar bisa lebih baik lagi,” jelasnya.

“Babak pertama kurang bagus, mungkin kami kurang fokus karena cuaca cukup panas. Baru babak kedua kami mengendalikan permainan dan mampu balas, tapi kemudian kami kurang konsentrasi lagi,” tambah pemain senior Siswanto. (gk-43)

View this post on Instagram

PSSI melalui Komisi Disiplin (Komdis) telah mengumumkan secara resmi sanksi apa yang diberikan terkait insiden berdarah yang menewaskan satu suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, 23 September lalu. Dari deretan sanksi yang ada, hukuman terberat memang didapatkan Persib Bandung selaku tuan rumah. . Salah satunya, mereka hanya boleh bermain di luar pulau Jawa pada sisa kompetisi musim ini dan setengah musim pada 2019, plus tanpa penonton. Sanksi tersebut menuai pro dan kontra. . Sayangnya, oknum yang tidak bisa menerima sanksi tersebut, mulai melakukan tindakan di luar kewajaran. Kabar terbaru, para pengurus PSSI malah mendapatkan teror yang berlebihan. . Teror itu bukan hanya lewat media sosial, tapi juga langsung ke telepon genggam pribadi pengurus PSSI. "Ya, pengurus PSSI menerima ribuan teror lewat alat komunikasi pribadi. Dari sekadar olok-olok, hingga ancaman pembunuhan atas hukuman yang dijatuhkan Komisi Disiplin tersebut. Tentu kami sangat menyayangkan teror itu dilakukan lewat nomor telepon pribadi hingga mengganggu proses kerja mengurusi sepakbola nasional," kata Gatot Widakdo, head of Media Relation and Digital Promotion PSSI ketika dikonfirmasi. . Dengan menerima ribuan teror, lanjut Gatot, alat komunikasi menjadi terganggu. Padahal, pengurus masih harus terus menjalin komunikasi dengan stakeholder sepakbola di Tanah Air, begitu juga dengan pihak-pihak kolega federasi di luar negeri. . Sejumlah pengurus PSSI juga berharap seluruh pihak bisa menahan diri untuk melihat perjalanan sepakbola nasional yang lebih tenang dan damai guna membangun jalan menuju prestasi tim nasional. . "Kami juga heran, bagaimana mungkin nomor telepon pribadi pengurus bisa disebarluaskan hanya untuk mengirimkan teror-teror yang berbau kebencian dan ancaman pembunuhan. Sebaiknya hal ini dihentikan dan mari kita berpikir positif. Kami pun belum berencana melaporkannya ke pihak Kepolisian, meski ini bisa kami perkarakan," tambah Gatot.

A post shared by Goal Indonesia (@goalcomindonesia) on

Footer - Liga 1Goal Indonesia
Iklan