OLEH AHMAD REZA HIKMATYAR Ikuti @rezahikmatyar di twitter
Tidak ada yang lebih dahsyat dari performa Ricardo Goulart pada matchday tiga babak fase grup Liga Champions Asia (ACL), tengah pekan lalu. Bomber klub adidaya Tiongkok, Guangzhou Evergrande, tersebut secara luar biasa torehkan quat-trick dalam kemenangan 5-3 atas Jeju United.
Padahal situasi yang mengitarinya benar-benar tak kondusif. Evergrande memulai musim kompetisi 2018 dengan negatif. Mereka kalah di pekan perdana Liga Super Tiongkok dan hanya beroleh hasil imbang di dua matchday perdana ACL.
Segalanya semakin buruk pada duel tersebut, karena Jeju secara mengejutkan sudah unggul 2-0 dalam tempo tak sampai setengah jam. Bila situasi itu terus berlanjut, bukan tak mungkin Fabio Cannavaro bakal ditendang dari kursi pelatih meski baru empat bulan menjabat.
Pertandingan Berikut
Turun minum dengan ketertinggalan 2-1, magis Goulart lantas terjadi di paruh kedua. Bagai mengamuk, pengoleksi satu caps bersama timnas Brasil itu menggelontokan empat gol sekaligus!
Aksi eks Cruzeiro tersebut dimulai pada menit ke-52 dengan manfaatkan bola muntah di depan jala Jeju. Goulart kemudian mencetak gol kedua melalui titik putih di menit 56, sebelum lesatkan hat-trick lewat sontekan pelan mematikan di menit ke-85.
Pentasnya belum berakhir, karena Goulart kemudian torehkan quat-trick di masa injury time dengan cara yang menegaskan kelas permainannya. Membawa bola sendirian ke kotak penalti Jeju, tembakan chip-nya dengan manis masuk ke jala tim tamu.
Hebatnya Goulart mencetak empat gol dari empat tembakan tepat sasarannya. Selain itu pemain berusia 26 tahun ini juga selalu memenangan empat duel yang melibatkannya dan miliki akurasi 80 persen dalam melepas operan.
Evergrande pun mendadak terbang dengan jadi pemimpin Grup G lewat koleksi empat poin, unggul satu poin dari wakil Thailand, Buriram United.
Performa dahsyat tersebut membuat AFC tak ragu memilih Goulart sebagai pemain terbaik ACL pekan ini lewat nilai 9,5. Dia mengungguli Kim Shin-Wook yang lesatkan hat-trick ke jala Tianjin Quanjin, yang diberi nilai 9,4. Eks Chelsea, Oscar, menutup tiga besar dengan nilai 9,1 berkat brace-nya kala hadapi Ulsan Hyundai.
Dengan performa macam itu, bukan tak mungkin Goulart mengulang prestasi emasnya kala jadi pemain terbaik sekaligus top skor ACL edisi 2015 lalu.
