Chelsea Morata Pedro

Menanti Kebangkitan Alvaro Morata

Alvaro Morata tampak mulai bangkit dari periode paceklik setelah membawa Chelsea menang 3-1 atas Crystal Palace, Minggu (5/11) malam WIB.

Striker Spanyol itu kini mengantongi empat gol dari empat pertandingan Liga Primer Inggris dan lima gol di semua kompetisi bulan lalu.

Dia tak lagi jadi bahan tertawaan Liga Primer, sudah mencetak lebih banyak gol liga daripada striker top sekelas Romelu Lukaku (Manchester United) yang belum mencetak gol dalam sembilan pertandingan. Ketajaman Morata telah menutupi absennya Eden Hazard dalam dua pecan terakhir, walau winger Belgia itu turut tampil sebagai cameo di Stamford Bridge.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Mantan bintang Juventus dan Real Madrid itu membuka keunggulan Chelsea di menit ke-32 usai menyambut umpan silang Pedro dengan tendangan voli. Adapun, Chelsea harus kebobolan oleh gol Andros Townsend karena miskoordinasi lini belakang di babak kedua.

Maurizio Sarri pun menurunkan Hazard dari bangku cadangan dan sepakan bebasnya mengarsiteki gol Morata, yang dengan dingin melepas tembakan kaki kiri ke gawang Wayne Hennessey.

Pedro membunuh pertandingan tak lama setelahnya dengan skor 3-1, tetapi Morata-lah yang jadi pemain terbaik Chelsea malam itu.

Pemuda Spanyol itu tampil impresif bersama Chelsea yang sempat terlalu bergantung pada Hazard musim ini.

Chelsea Morata Pedro

Ini juga menjadi momen krusial karena banyak yang meragukan Morata bias kembali ke puncak kariernya seperti saat berseragam Juventus dan Madrid.

Namun, kini The Blues bias sombong karena pemain No.9 mereka sudah mengungguli catatan gol Lukaku, Roberto Firmino, dan Gabriel Jesis.

Morata masih harus melalui jalan panjang, tetapi kepuasan yang tampak dalam wajahnya ketika mencetak gol kedua mengindikasikan adanya kebangkitan. Ini merupakan satu hal yang tak pernah terlihat darinya dalam enam bulan terakhir, yang mengaku “mungkin tidak sedang depresi, tetapi menghadapi suatu yang sama.”

Cedera punggung dan pergantian manajer disusul dengan pencoretan nama di skuat Spanyol untuk Piala Dunia tentu membuat 2018 menjadi tahun yang buruk bagi Morata.

Dia harus menanggung beban berat perubahan, dari peran pendukung di Juventus dan Madrid menuju aktor utama di Chelsea, satu hal yang tidak mudah dilakukannya.

Morata kehilangan status striker utama karena kedatangan Olivier Giroud – bahkan Hazard sempat ditempatkan pada peran No.9 dalam era Antonio Conte – saking majalnya pada periode tersebut.

Untung saja, di tangan Sarri, ia kembali jadi striker nomor satu untuk The Blues. Morata mampu menyamai kemampuan Giroud untuk bekerja sama dengan Hazard, Willian, dan Petro. Ia pun mulai mencetak banyak gol. Pelan-pelan, kita mulai menyaksikan kebangkitan Morata yang mungkin nyaris sempurna.

OLEH NIZAAR KINSELLA - PENYUSUN YUDHA DANUJATMIKA

Footer Banner EPL
Iklan