Cover Fakta Unik Coca-Cola Kolektivitas BelgiaFino Simarmata/Goal Indonesia

Fakta Unik Piala Dunia 2018: Kolektivitas Generasi Emas Belgia

Belgia memastikan all-European final terjadi di Piala Dunia 2018 menyusul kemenangan mengesankan 2-1 atas utusan Amerika Selatan tersisa sekaligus favorit juara Brasil di babak perempat-final, Sabtu (7/7) dini hari WIB.

Keberhasilan Belgia itu diiringi sejumlah catatan menarik. Bukan cuma lolos ke semi-final Piala Dunia pertama sejak 1986, Belgia juga mempertajam catatan mereka sebagai tim paling produktif di Rusia. Sudah 14 gol digelontorkan anak-anak Roberto Martinez sejauh ini, unggul jauh dari Inggris, Prancis, dan Rusia (9 gol).

Namun ada sebuah catatan menarik yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Belgia tercatat memiliki sembilan pemain berbeda dalam mencetak seluruh 14 gol tersebut.

Kevin De Bruyne menjadi pemain Belgia kesembilan yang membikin gol di Rusia 2018 berkat tembakan derasnya ke gawang Brasil di perempat-final. Hanya gol bunuh diri Fernandinho di laga tersebut yang tercatat sebagai gol yang bukan berasal dari pemain Belgia.

Romelu Lukaku menjadi penyumbang terbesar dengan memborong empat gol, diikuti sang kapten Eden Hazard lewat sumbangsih dua gol. Sementara sisanya adalah Michy Batshuayi, Jan Vertonghen, Dries Mertens, Adnan Januzaj, Marouane Fellaini, dan Nacer Chadli.

Fakta bahwa terdapat sembilan pemain yang menyumbang gol menghadirkan satu makna: kolektivitas. Sepanjang turnamen, Rode Duivels yang bermaterikan generasi emas memang tampak begitu padu: selalu mencetak gol, selalu menang, hingga mampu menang comeback dari situasi defisit dua gol.

Fakta Unik Coca-Cola Kolektivitas Belgia

Martinez juga rajin mengandalkan pemain cadangan, yang terbukti ampuh dalam menambah diversifikasi pencetak gol timnya. Jumlah ini tentu bisa bertambah lagi, mengingat Belgia masih menyimpan dua laga di Piala Dunia, yakni semi-final dan final/perebutan tempat ketiga.

Belgia pun berpotensi mengukir rekor baru sebagai tim yang paling banyak memiliki pencetak gol berbeda dalam satu turnamen. Untuk saat ini, Belgia masih kalah kolektif dari Italia di Piala Dunia 2006 dan Prancis di Piala Dunia 1982. Kedua tim tersebut melahirkan sepuluh pencetak gol yang berbeda.

Italia mampu terus melaju hingga menjadi juara pada edisi 2006, sementara Prancis finis keempat di edisi 1982. Apakah Hazard dkk. mengikuti jejak Italia dan menjadi juara dunia baru?

 

A post shared by Goal Indonesia (@goalcomindonesia) on

Footer Banner Piala Dunia 2018
Iklan