Bayak fans Arsenal kebingungan bahkan mengernyitkan dahi ketika manajer Mikel Arteta bergerak mendatangkan pemain flop Chelsea Kai Havertz. Lini serang The Gunners saat ini dipandang sudah lebih dari cukup.
Namun, apa siasat sebenarnya Arteta kembali menambah opsi penyerangan dengan memboyong attacker Jerman tersebut?
Rupanya, juru taktik Spanyol itu melihat potensi Havertz menggantikan peran Granit Xhaka, yang hampir pasti angkat kaki dari Emirates Stadium menuju Bayer Leverkusen di bursa transfer musim panas ini.
Havertz disebut-sebut selangkah lagi berpaling ke London Utara setelah pihak Chelsea dan Arsenal mencapai kesepakatan mengenai ongkos transfer ini.
Di tengah sikap skeptis fans akan transfer Havertz ke Emirates Stadium, menurut The Athletic, Arteta justru melihat eks pilar Leverkusen itu sebagai seorang No.8 dalam timnya.
Arteta merencanakan peran di lini tengah untuk Havertz, bermain dalam pola tiga gelandang bersama seorang jangkar dan kapten Martin Odegaard.
Lini tengah memang jadi prioritas Arsenal untuk dibenahi, dengan nama-nama seperti Declan Rice masuk dalam bidikan utama. Namun, ternyata Havertz diincar bukan untuk mempertebal opsi di lini serang, melainkan untuk dimainkan di lini kedua tim.
Havertz sendiri sebetulnya tak asing dengan peran gelandang. Selama periode emasnya di Leverkusen, dia mengemban posisi gelandang serang dan tampil cukup produktif di pos itu sebelum diangkut Chelsea pada musim panas 2020 dan tampil flop sejak saat itu.