Carlos MarinelliGetty

Apa Yang Terjadi Pada Carlos Marinelli? 'Maradona Baru' Yang Menghilang Dalam Ketidakjelasan


OLEH  DANIEL EDWARDS  PENYUSUN  AHMAD REZA HIKMATYARIkuti @rezahikmatyar di twitter

Secara sederhana Carlos Marinelli merupakan harapan besar lainnya dalam sepakbola Argentina, yang lantas lenyap sekejap serupa tatkala dirinya mencuat. Marinelli barangkali merupakan contoh terbaik dari pemain muda menjanjikan yang dikutuk karena julukan "The Next Maradona", yang lantas jatuh begitu dalam dari ekspektasi kolosal tersebut.

Lahir di Villa de Mayo di pinggiran Buenos Aires pada 1982, Marinelli datang dari akademi terkenal Argentinos Juniors dan, paling tidak, tampak mengikuti dengan sempurna jejak sukses Diego Maradona yang termasyhur.

Menginjak usia 15 tahun, Marinelli mendapat kans besar tatkala Boca Juniors memboyong begitu banyak talenta muda milik Argentinos. Lewat banderol $2 juta, Boca memborong tidak kurang dari tujuh pemain muda, termasuk seorang talenta bernama Fabricio Coloccini dan seorang playmaker menjanjikan bernama Juan Roman Riquelme.

Periode Marinelli di Bombonera, bagaimanapun, cepat berlalu. Penampilannya dalam tur U-19 di Inggris menarik perhatian Middlesbrough, yang lantas membayar £1,5 juta untuk prospek berusia 17 tahun tersebut.

Kendati belum lakoni debut profesional dan baru jalani beberapa duel uji coba, perjalanan Marinelli ke Liga Primer Inggris begitu kental diwarnai ekspektasi besar bahwa dirinya merupakan bakat terbaik Argentina oleh berbagai pers sepakbola.

Marinelli lakoni debut untuk Middlesbrough pada Boxing Day 1999, di mana dia turun dari bangku cadangan dalam kekalahan 1-0 atas Sheffield Wednesday. Duel itu merupakan satu dari dua penampilan yang dibuatnya pada musim tersebut, yang dilanjutkan dengan 13 pertandingan selama musim 2000/01 lantaran diganggu cedera.

Namun demikian, Riverside masih menjaga ekspektasi tinggi untuk pemain sayap Argentina itu.

"Carlos sanggup membuat lawan takut," kata kapten Middlesbrough kala itu, Paul Ince. “Secara teknis dia fantastis. Dia harus sedikit lebih kuat tetapi itu akan hadir seiring waktu. Dia akan menjadi pemain yang sangat spesial."

Harapan lantas benar-benar tampak pada November 2001, ketika Marinelli mencetak dua gol pertamanya saat membantai Derby County 5-1. Namun itu adalah pesona palsu. Dia kembali tersingkir dari tim utama setelah Natal dan, pada Januari 2003, setelah bermain hanya tujuh kali musim itu, sang "Maradona Baru" hengkang ke Torino dengan status pinjaman.

Kartu merah dalam derbi Turin karena mendorong wasit - juga membentak ofisial pertandingan dengan kata, "Lepaskan jersey Juventus-mu!" - ironisnya jadi momen yang paling diingat darinya di Serie A Italia. Pada November 2003, kontraknya di Riverside kemudian diakhiri melalui kesepakatan bersama.

Sementara karier Marinelli sampai pada titik yang benar-benar mengecewakan, tak kemudian membuat harga dirinya hilang.

Pada awal 2004, Marinelli kembali ke Boca dan bermain di bawah pelatih legendaris, Carlos Bianchi.  Mereka berudua saling berkonflik dan setelah hanya bermain tiga kali, dia kembali pergi,kali ini ke Racing Club.

Yang menggelikan, Marinelli menyalahkan Bianchi dan rekan-rekan setimnya yang lebih 'jelas' atas kegagalan dalam perode keduanya di La Bombonera.

"Bagaimana mungkin dia [Bianchi] bisa melatih saya," keluhnya kepada El Grafico, "jika dia bahkan tidak berbicara dengan saya, bagamana dia bisa memberi saya saran?

“Salah satu nama besar di tim [Boca] mungkin melakukan sesuatu untuk menendang saya dari klub. Di Inggris, Anda memenangkan tempat Anda dengan bermain bagus, bukan dengan pergi makan bersama para penggemar.”

Carlos Marinelli GFX IDCarlos Marinelli GFX ID

Setelah kariernya di Racing berakhir mengecewakan sesuai prediksi, Marinelli menjadi seorang petualang sepakbola. Dia menjalani periode singkat di Toronto sebelm pindah ke Portugal, Amerika Serikat, Kolombia, Argentina dan Hongaria.

Dua tahun di Kansas City Wizards membawanya pada stabilitas baru, tetapi sebagian besar kisahnya tetap saja serupa. Setiap transfer membuatnya lebih sedikit bermain, lebih sedikit gol, dan menambah rasa frustrasi suporter bahwa bakatnya yang brilian tidak seirama dengan etikanya.

Karier Marinelli berakhir di Peru. Marinelli dikontrak oleh Universidad de San Martin pada 2011, saat usianya menginjak 28 tahun. Dia dibawa ke Lima lagi-lagi dengan harapan besar bahkan memberinya jersey bernomor punggung 10.

Marinelli kemudian hanya mencetak lima gol dan Universidad - setelah memenangkan tiga dari empat gelar liga Peru sebelum kedatangan sang bintang redup - gagal memenangkan satu gelar pun selama lima tahun masa edarnya.

"Saya bukan Pablo Vitti," ujar Marinelli kala dikontrak Universidad, mengacu pada rekan senegaranya, yang merupakan idola di klubnya. Kala dia pergi, pada 2016, para suporter tak ragu bahwa Marinelli sama sekali berbeda dibanding rekan Argentina-nya.

Cedera jadi penyebab Marinelli keluar dari Universidad dan mengakhiri kariernya sebagai pesepakbola profesional, di usianya yang baru 32 tahun. Karena berbagai faktor, dia kemudian seperti ditelan oleh bumi.

Upaya Goal untuk melacak mantan pemain itu berujung kegagalan, karena Marinelli menjalani dua tahun pertama masa pensiunnya dalam kesendirian yang hampa dan hanya sedikit memberi keterangan soal keputusannya pada publik.

Namun yang mengejutkan adalah ketika tahu bahwa Marinelli punya profesi baru sebagai agen sepakbola. Penjaga gawang Peru, Pedro Gallese, adalah klien terpopulernya di mana Marinelli terlibat dalam negosiasi sang kiper untuk hijrah ke Veracruz pada 2016 lalu.

Jadi, siapa tahu, barangkali melalui profesi itu Marinelli bakal membuat klien wonderkid-nya mendapat  julukan sebagai "Maradona Berikutnya". Satu hal yang secara spektakuler gagal dia penuhi selama karier tak membanggakannya, yang tanpa gelar itu.

LIMA ARTIKEL TOP PEKAN INI I
1.Persib Bandung Siap Lepas Febri Hariyadi Ke Klub Eropa
2.Pelatih Jepang: Timnas Indonesia Bisa Jadi Ancaman Di Masa Depan
3.Komding PSSI Sudah Ubah Status Hukuman Vladimir Vujovic
4.Cristiano Ronaldo Tembus Tiga Besar Topskor Internasional Sepanjang Masa
5.Siapa Partner Striker Terbaik Lionel Messi Di Piala Dunia 2018?
Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0