- Xavi akan tinggalkan Barcelona di musim panas
- Pilih Rafa Marquez sebagai calon suksesornya
- Tapi beri peringatan
Getty ImagesXavi Tunjuk Manajer Baru Barcelona - Tapi Peringatkan Nasib Tragis Yang Sudah Menantinya
APA YANG TERJADI?
Xavi mengumumkan bahwa ia akan mundur dari posisi pelatih Barcelona gara-gara beban mental yang harus ia pikul selama menjabat sejak November 2021. Dibantai Real Madrid 4-1 di final Supercopa de Espana, disingkirkan Athletic Bilbao dari Copa del Rey, dan kalah dramatis 5-3 di tangan Villarreal akhirnya menguras habis energi Xavi, dan ia memutuskan untuk hengkang di akhir musim.
GettyAPA KATA XAVI
Ketika ditanya soal siapa yang berpotensi menjadi penggantinya, Xavi menjawab: "Rafa [Marquez] adalah kawan saya, dia bersiap untuk melatih tim utama Barca suatu hari nanti dan itu legal. Sisanya ya tugas Deco [selaku direktur olahraga] dan presiden."
Marquez adalah mantan pemain Barcelona yang berbakti di Camp Nou pada 2003-2010, dan saat ini ia menjabat pelatih Barca B - yang berkiprah di kasta ketiga Liga Spanyol.
Meski menjagokan Marquez sebagai penerusnya, Xavi juga memberi peringatan kepadanya: "Dia akan bernasib sama seperti Pep Guardiola dan saya. Ini masalahnya: itu akan terjadi padanya. Saran saya bersikaplah natural, lakukan apa yang Anda rasakan dan jangan biarkan diri Anda dipengaruhi. Itu yang saya lakukan dan saya bangga. Mimpi saya adalah melatih Barcelona, bermain sepakbola dengan bagus, dan menang. Dan itu telah tercapai. Bukan di musim ini, tapi saya pergi dengan suara hati yan sangat jelas."
GettySITUASINYA
Xavi mengaku "setiap hari merasa tak dihargai" di Barca dan bahkan sudah mempertimbangkan untuk mundur sejak awal musim. Barca masih berjuang mempertahnkan gelar La Liga dan masih memiliki kans juara di Liga Champions. Namun, Xavi yakin bahwa ia tak akan bisa membungkam para peragu dan pembenci meski menjuarai kedua kompetisi tersebut.
"Musim ini, yang menjegal kami adalah hasil pertandingan, meski kami masih bisa mengakhirinya dengan positif. Memang sulit, tapi masih ada dua gelar yang bisa kami kejar," ucapnya. "Kami sangat bersemangat soal Liga Champions, tapi saya merasa, apa pun yang saya lakukan, tidak akan dihargai dan bahwa bersusah payah tidak akan sepadan. Itulah mengapa saya mengambil keputusan ini."
"Ketika saya bilang kami sedang dalam proses pembangunan, kalian membunuh saya. Ketika saya bilang kami bukan Barca era 2010, saya dikritik. Saya jadi merasa apa pun yang saya katakan dan lakukan tidak akan cukup. Saya jadi merasa mereka tidak akan memercayai saya apa pun yang terjadi. Juara La Liga setelah tertinggal 14 poin dari Madrid tak akan cukup, juara Supercopa tidak akan cukup, membina pemain muda, menjadi orang klub... Oleh karena itu saya mengambil keputusan ini. Ini soal lingkungannya, soal klub, soal perminataan, dan soal diri saya sendiri. Saya merasa saya harus pergi."
GettyTAHUKAH ANDA?
Guardiola sukses besar saat menangani Blaugrana pada 2008-2013, tetapi berakhir hengkang dengan alasan yang sama dengan Xavi. Bos Manchester City itu menegaskan bahwa tekanan yang ia alami di Spanyol berkali lipat lebih parah dibanding apa yang ia alami di Inggris.
"Sepengalaman saya, kita tak bisa membandingkan tekanan di Inggris dengan Spanyol,: ucapnya dalam jumpa pers teraktual. "Beribu kali lipat lebih berat. Enam jumpa pers dalam sepakan, pertandingannya banyak. Tekanan yang Anda rasakan di Barcelona benar-benar tak ada bandingannya."
(C)Getty ImagesSELANJUTNYA UNTUK BARCELONA & XAVI
Xavi akan memimpin pasukannya melawan Osasuna, Kamis (1/2) dini hari WIB, di La Liga. Ini menjadi laga pertama Barcelona semenjak ia mengumumkan kepergiannya. Pelatih asal Catalunya itu bakap berharap bisa menggapai kemenangan dan membungkam kritikan yang ia terima selepas dihajar Villarreal 5-3.



