FBL-FRIENDLY-ENG-WALAFP

Format Kualifikasi Piala Dunia Mau DIROMBAK, Jadi Seperti Liga Champions?!

  • Kualifikasi Piala Dunia terinspirasi Liga Champions?

    Menurut laporan The Times, UEFA akan meninjau seluruh format kualifikasi internasional secara "besar-besaran" menyusul kekhawatiran penurunan minat dari fans dan pihak penyiar. Format Liga Champions baru, yakni model Swiss yang diterapkan musim lalu—kabarnya dijadikan inspirasi.

    Format tersebut mendapat pujian karena dinilai meningkatkan bahaya eliminasi bagi semua tim yang terlibat. Masing-masing tim harus menghadapi delapan lawan berbeda dan setiap pertandingan memiliki bobot penting, sehingga hampir tak ada laga ‘ringan’. Konsep serupa disebut bisa diterapkan ke level internasional untuk menciptakan lebih banyak duel antar negara papan atas.

    Sekretaris jenderal dari federasi sepakbola 55 negara Eropa dikabarkan telah bertemu di Malaga untuk mendengarkan usulan yang sedang dipertimbangkan, termasuk integrasi Nations League dalam proses kualifikasi Piala Dunia maupun Euro secara lebih signifikan seperti yang sudah diterapkan di sepakbola wanita sejak 2023.

  • Iklan
  • FBL-WC-EUR-2026-QUALIFIERS-ENG-ANDAFP

    Demi dongkrak minat penonton

    Saat ini, kualifikasi Piala Dunia untuk zona Eropa berlangsung dengan sistem grup kecil berisi empat atau lima tim yang saling berhadapan dua kali. Meski efisien, format ini dinilai minim daya tarik karena terlalu banyak laga-laga antara tim besar melawan tim yang dianggap yang hasilnya dapat dengan mudah ditebak sebelum bola disepak.

    Sebaliknya, keterlibatan Nations League dalam beberapa tahun terakhir justru dilaporkan meningkatkan keterlibatan penonton dan penyiar. Namun, jika Nations League dijadikan jalur utama kualifikasi, negara-negara kecil dikhawatirkan kehilangan kesempatan meraup pendapatan besar dari laga melawan tim elite. Karena itu, meminjam format Liga Champions versi baru bisa menjadi jalan tengah.

    Laga kualifikasi tentu saja ditujukan untuk menentukan kualifikasi, tapi UEFA tetap ingin berupaya memaksimalkan jumlah uang dan minat penggemar yang dapat ditarik dari laga-laga tersebut guna menjaga engagement sepakbola internasional sepanjang tahun. Jeda internasional di tengah musim sudah sejak dulu dianggap sebagai sebuah gangguan yang tidak diinginkan, dan UEFA tentu ingin mengubah persepsi itu.

  • UEFA mencari formula yang tepat

    Seorang sumber UEFA yang dikutip The Times menegaskan bahwa tantangannya adalah menemukan "formula yang tepat".

    “Pendapatan siaran dan minat fans terhadap kualifikasi internasional terus menurun, tapi justru meningkat di Nations League. Ini sudah pernah dibahas sebelumnya, tapi sangat sulit menemukan formula yang tepat; yang kompetitif dan tetap memberi tekanan bagi tim besar, sembari memberi peluang bagi tim-tim kecil.”

    Sumber lain mengingatkan bahwa sepakbola internasional tidak bisa disamakan sepenuhnya dengan sepakbola klub. Meski dinilai sukses di Liga Champions, format Swiss “bukan formula ajaib” yang bisa langsung diterapkan.

  • England v Wales - International FriendlyGetty Images Sport

    Kualifikasi jadi menarik?

    Jika format ala Liga Champions diterapkan, tim seperti Inggris bisa bertemu lebih banyak lawan selevel—bukan hanya mendominasi grup melawan tim yang di atas kertas jauh di bawah mereka. Misalnya, dalam skenario kualifikasi Piala Dunia, 16 tiket tersedia: 12 tim teratas lolos otomatis, delapan tim berikutnya bertarung di play-off untuk memperebutkan empat tiket tersisa.

    Selama semua negara tetap memiliki kesempatan lolos yang adil, fans kemungkinan akan menerima perubahan ini dengan antusias. Karena satu hal jelas: jika kualifikasi bisa dibuat lebih seru dan lebih menghibur—terlebih saat jeda internasional sering dianggap “gangguan” dari kompetisi klub—maka itu bisa jadi penyelamat sepakbola level timnas di mata publik.