Macauley Chrisantus NigeriaGetty Images

Wonderkid Afrika Yang Tidak Pernah Memaksimalkan Potensi

Tidak selamanya pemain dengan label 'wonderkid' bakal menaiki tangga kesuksesan.

Memang beberapa berhasil melakukannya karena mereka mungkin punya tekad lebih dibanding yan lain, namun banyak yang gagal di tengah jalan.

Dari Afrika, ada contoh menarik dari itu seperti yang kami rangkum di bawah ini!

  • Chrisantus MacauleyTwitter/HJK

    Macauley Chrisantus

    Chrisantus dikenal setelah gemilang di Piala Dunia U-17 2007 di Korea Selatan di mana dia berhasil menyambar Silver Ball. Meski demikian, dia juga gemilang di Piala Afrika setahun sebelumnya.

    Adegan yang paling diingat dari pemain ini yaitu ketika dia menyumbang gol kemenangan 5-0 atas Maroko. 

    Chrisantus pada awalnya diprediksi bakal bisa menciptakan hal-hal besar namun pada akhirnya dia gagal mengulang keganasan mencetak gol di level senior.

    Pada usia 31, dia sekarang berstatus bebas agen, setelah terakhir kali bermain untuk klub Finlandia FF Jaro.

  • Iklan
  • Nii LampteyGetty Images

    Nii Lamptey

    Lamptey punya kehidupan baru di Eropa tepatnya di Belgia bersama Anderlecht setelah berpisah dengan orang tuanya yang dilaporkan kasar.

    Bahkan Pele sendiri menunjuk pemain berbakat Ghana ini sebaai penerusnya stelah melihat sang bintang membawa Black Starlets merajai Piala Dunia U-17 1991. 

    Akan tetapi dia terlalu dieksploitasi oleh agen dan para pemburu uang lainnya, lalu dihantam tragedi personal, kehilangan dua anaknya karena penyakit paru-paru. 

    "Saya sudah melewati neraka, melewati rasa sakit yang begitu hebat," akunya setelah membangun sekolah sepakbola untuk memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan yang tidak pernah dia nikmati. 

  • souleymane-coulibalyEgypt

    Souleymane Coulibaly

    Pada 2011 Coulibaly adalah sensasi. Mencetak sembilan gol dari empat pertandingan di Piala Dunia U-17, termasuk hat-trick ke gawang Brasil. 

    Sederet performa apik telah membawanya ke Tottenham Hotspur namun dia tidak pernah gemilang di London.

    Saat ini dia memperkuat tim raksasa Tunisia Etoile du Shael setelah menuntaskan sederet perjalanan karier aneh bersama Bari, Peterborough United, Newport County, Al-Ahly, Patrick Thistle dan Kilmarnock.

  • Opoku Agyemang Gahnan Ahmed Elmehamady EgyptGetty

    Agyemang Opoku

    Meski baru berusia 32, sang penyerang sudah meninggalkan sepakbola profesional selama sepuluh tahun, terakhir dia memperkuat Levski Sofia pada 2012. 

    Dia terlihat punya potensi besar saat tampil di Piala Afrika U-17 2005 dan digadang-gadang sebagai calon tulang punggung Ghana di masa depan. 

    Opoku tampil di Piala Dunia U-17 di Peru dan berjaya di Piala Dunia U-20 bersama the Black Stars

    Cedera telah membuat kariernya terhambat dengan memperkuat tim seperti Ashanti Gold, CS Sfaxien dan Al-Sadd.

  • Ousman Jallow of HJK Helsinki and GambiaSTANISLAV FILIPPOV/AFP/Getty Images

    Ousman Jallow

    Jallow mencetak gol semata wayang di final Piala Afrika U-17 pada 2005, ketika Gambia menumbangkan Ghana 1-0. Sebuah pencapaian besar dari negara kecil. 

    Sang penyerang juga mewakili negaranya di Piala Dunia U-20 dan Piala Afrika 2007, seiring rumor minat dari Arsenal dan Chelsea. 

    Sayang, izin kerja jadi masalah hingga Jallow gagal mewujudkan transfer impian dan merajut karier yang gemilang. 

    Dia pernah memperkuat tim seperti Brondby, Caykur Rizespor, HJK Helsinski dan Irtysh Pavlodar namun gagal menjawab ekpektasi yang tinggi. 

    Kali terakhir, sang penyerang membela tim Finlandia Sporting Kristina.

  • En Nueva Zelanda 1999 el máximo anotador fue el ghanés Ishmael Addo, con siete goles.Getty

    Ishmael Addo

    Seperti cerita-cerita pemain sebelumnya, Addo juga gemilang di level junior namun gagal mengulang catan impresif di level senior. 

    Meski demikian, dia berhasil mencatatkan sembilan caps untuk the Black Stars

    Pembunuh berwajah bayi ini masih berstatus sebagai pencetak gol terbanyak dalam satu musim kompetisi di GPL. 

  • Bernard Don-BorteyNew Edubiase site

    Bernard Bortey

    Sang penyerang memperlihatkan aksi menawan di Piala Afrika U-17 1999 seiring keberhasilan Ghana menjadi juara dengan menghantam Burkina Faso di final. 

    Dia mencetak gol ke gawang Kamerun di empat besar dan di final namun tidak sanggup mempertahankan kegemilangan di sisa kariernya. 

    Sosok yang sekarang berusia 39 ini berhasil mencatatkan 27 cap untuk the Black Star namun tidak pernah benar-benar meraih sukses di luar negeri.

    Dia juga pernah tampil di Israel, Vietnam dan Uni Arab Emirat. 

  • Dominic AdiyiahGetty

    Dominic Adiyiah

    Seperti kisah menyedihkan Lamptey, Adiyiah juga pada awalnya diprediksi bakal berjaya. 

    Pemain berusia 32 ini pernah jadi ancaman serius benteng pertahanan pada Piala Dunia U-20 2009, dengan mencetak delapan gol dari tujuh pertandingan. 

    Meski berhasil menembus tim senior the Black Stars untuk Piala Dunia 2010, sekarang dia tidak memiliki klub setelah bermain untuk tim Thailand Chiangmai United.